Terkini Nasional
Heboh Temuan Drone Diduga Buatan China, TNI: Bukan untuk Kegiatan Mata-mata
Berdasarkan hasil penyelidikan TNI, benda yang disebut-sebut sebagai drone itu merupakan alat bernama sea glider atau argo float.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sebelumnya penemuan serupa pernah terjadi pada Maret 2019 di Kepulauan Riau, dekat perbatasan dengan Singapura serta di dekat Pangkalan Angkatan Laut Surabaya.
Drone semacam ini dikenal dengan nama kendaraan bawah laut tanpa awak (uncrewed underwater vehicles atau UUVs).
Drone yang berbentuk torpedo itu dilengkapi dengan sayap yang membuatnya dapat berenang di laut dengan berulang kali muncul ke permukaan lalu menyelam.
UUVs dapat bertahan selama setidaknya satu bulan di laut.
Baca juga: Nelayan di Sulsel Temukan Drone Asing Bawah Laut Diduga untuk Mata-mata: Beratnya 175 Kilogram
Akademi Sains China diketahui pernah mengumumkan hasil desain mereka terhadap alat tersebut pada Desember 2019.
Mereka kemudian melakukan uji coba, hasilnya menunjukkan UUVs dapat menempuh 12 ribu kilometer dan menyelam 6,5 kilometer dari permukaan.
Drone ini dapat digunakan sebagai pemburu di dasar lautan.
Kemampuannya mencakup menentukan lokasi, mengidentifikasi, mengikuti, mengambil gambar, serta mencari target musuh di bawah laut.
Alat ini juga dapat menganalisis kontur dasar laut tempatnya melaju.
"Alat ini mungkin tampak polos, tetapi secara alami mereka dibuat untuk mencurigai. Kasus ini menjadi bukti China tengah melakukan observasi militer terhadap rute bawah laut yang potensial, melewati Samudera Hindia dan perairan Indonesia, atau bahkan rencana angkatan laut lainnya," komentar analis pertempuran laut, HI Sutton.
"Rute ini, Selat Sunda dan Selat Lombok, menjadi penting dalam masa perang," jelasnya.
"Pengetahuan yang dikumpulkan drone ini dapat bernilai bagi Angkatan Laut China jika hendak menggunakan jalur ini," tambah Sutton. (TribunWow.com/Anung/Brigitta)