Terkini Nasional
Duga Adanya Motif Politik di Balik Penghentian FPI, Refly Harun: Levelnya Sudah Tingkat Nasional
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyiggung motif politik di balik penghentian kegiatan Front Pembela Islam (FPI).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
Setelah 2016 lalu, ia menilai FPI sudah memiliki kemampuan politik tingkat tinggi.
Selain itu, banyak tokoh kritis yang muncul dari FPI.
"Tapi sekarang mereka memiliki pemimpin yang levelnya sudah tingkat nasional dan mampu mengumpulkan tokoh-tokoh kritis juga," jelas Refly.
"Dan mampu berdialog level intelektual, level tingkat tinggi."
Setelah dihentikan, kini FPI berganti nama menjadi Front Persatuan Islam.
Di balik nama baru FPI, Refly berharap ormas tersebut bisa menjalani politik yang lebih santun.
"Jadi kita lihat saja, yang jelas FPI sudah berubah menjadi Front Persatuan Indonesia," ujar Refly.
"Dan saya mau meng-underline bahwa Front Persatuan Islam harus menampilkan politik yang elegan, politik yang santun, politik yang mematuhi hukum."
Baca juga: Karangan Bunga Terus Berdatangan ke Kantor Kemenko Polhukam setelah Mahfud MD Umumkan Pembubaran FPI
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-14.51:
Singgung Keadilan
Refly Harun buka suara soal pemberhentian kegiataan Front Pembela Islam (FPI).
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah secara resmi melarang dan memberhentikan kegiatan FPI.
Terkait hal itu, Refly Harun lantas memertanyakan keselahan yang dilakukan organisasi pimpinan Rizieq Shihab tersebut.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Rabu (30/12/2020).
Baca juga: Respons Pemprov DKI soal Pelarangan Kegiatan FPI, Riza Patria Mengaku Belum Bisa Menindak
Baca juga: Daftar Tokoh yang Deklarasikan Nama Baru FPI Jadi Front Persatuan Islam, Aziz: Itu Kendaraan Baru
Refly bahkan membandingkan tindakan FPI dengan korupsi yang dilakukan sejumlah partai politik.