Penanganan Covid
Buat 20 Laporan Kajian soal Penanganan Covi-19, KPK: Bukan Hanya untuk Menyelamatkan Keuangan Negara
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim telah membuat 29 laporan kajian sepanjang 2020.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim telah membuat 29 laporan kajian sepanjang 2020.
Dari jumlah itu, sebanyak 20 laporan kajian berkaitan dengan penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN.
Demikian dituturkan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers Capaian Kinerja KPK tahun 2020 di Gedung Penunjang KPK, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2020).
Baca juga: Kabar Gembira bagi Indonesia, MHRA Inggris Terbitkan Izin untuk Vaksin AstraZeneca
"Dari kajian tersebut KPK menghasilkan laporan kajian sebanyak 29 laporan kajian yang terdiri dari 20 kajian berkaitan dengan Covid-19 dan 9 Kajian non-Covid-19," tutur Alex.
Kata Alex, dari kajian-kajian yang dilakukan, KPK berpotensi menyelematkan uang negara sebesar Rp652,8 miliar.
Nilai itu berasal dari kajian kartu prakerja senilai Rp30,8 miliar dan hasil kajian sinkronisasi data jaring pengaman sosial sebesar Rp622 miliar.
"Tak hanya untuk menyelamatkan keuangan negara, kajian-kajian itu dilakukan untuk memperbaiki sistem dan tata kelola agar kinerja lebih efisien dan efektif," katanya.
Alex bilang, akibat situasi pandemi Covid-19, pada tahun ini KPK fokus melakukan kajian cepat melalui review, melakukan penilaian risiko korupsi pada program dan kebijakan pemerintah dalam rangka penanganan Covid-19, maupun Pemulihan Ekonomi Nasional.
Baca juga: Daftar 7 Jenis Vaksin Covid-19 yang akan Digunakan di Indonesia: Sinovac hingga Pfizer Inc
Kajian cepat tersebut meliputi bidang kesehatan, bidang pemulihan ekonomi nasional (korporat), bidang pemulihan ekonomi nasional (sektoral/daerah), dan bidang jaring pengaman sosial.
Alex bilang, akibat situasi pandemi Covid-19, pada tahun ini KPK fokus melakukan kajian cepat melalui review, melakukan penilaian risiko korupsi pada program dan kebijakan pemerintah dalam rangka penanganan Covid-19, maupun Pemulihan Ekonomi Nasional.
Kajian cepat tersebut meliputi bidang kesehatan, bidang pemulihan ekonomi nasional (korporat), bidang pemulihan ekonomi nasional (sektoral/daerah), dan bidang jaring pengaman sosial.
KPK merekomendasikan agar tidak terjadi lagi keterlambatan dan tunggakan pembayaran atas klaim tersebut.
Untuk tata kelola insentif dan santunan tenaga kesehatan, KPK merekomendasikan agar langsung diberikan kepada tenaga kesehatan dan verval dilakukan di daerah saja.
Sementara untuk pengadaan vaksin, rekomendasi KPK adalah agar pembelian tidak langsung dalam jumlah besar.
"Pembelian vaksin dalam jumlah besar direkomendasikan untu menunggu selesai hasil uji klinis tahap 3."