Breaking News:

Terkini Nasional

Proses Latihan Teroris JI, Belajar Ilmu Penguatan Raga di Indonesia hingga Latihan Militer di Suriah

Para teroris muda kelompok Jamaah Islamiyah memiliki proses latihan yang cukup panjang, mulai dari 6 bulan di Indonesia hingga dikirim ke Suriah.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Mabes polri via Kompas.com
Sekelompok anak muda tengah dilatih jaringan teroris Jemaah Islamiyah. 

Argo mengatakan, para pemuda yang akan dilatih untuk menjadi teroris muda benar-benar diseleksi mulai dari mental, postur, hingga ideologi mereka.

Terdapat juga tim khusus yang melakukan seleksi peserta.

Simak video selengkapnya mulai menit ke-4.15:

Doktrin Jamaah Islamiyah

Sebelumnya diberitakan, seorang buron kasus terorisme Bom Bali 1 yakni Taufik Bulaga alias Upik Lawanga berhasil dibekuk oleh Tim Densus 88 pada 23 November tahun 2020 lalu.

Upik yang menyamar sebagai pengusaha bebek potong diketahui bersembunyi di Desa Sri Bawono, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah.

Telah kabur selama 14 tahun sejak 2006, bagi Upik haram hukumnya menyerahkan diri ke polisi.

Baca juga: Sosok Upik Lawanga, Tokoh Kelompok Jamaah Islamiyah yang Berjualan Bebek, Dijuluki Profesor

Dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (20/12/2020), seusai diamankan oleh pihak kepolisian, Upik menceritakan doktrin dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

Upik yang memiliki julukan profesor bom, telah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi sejak tahun 2006.

Ia bercerita, di dalam kelompok JI, haram hukumnya menyerahkan diri ke polisi.

"Lari 14 tahun itu kalau menurut akidah Jamaah Islamiah, kita itu kalau menyerahkan diri itu haram," jelas Upik.

"Jadi kalau kita bisa dibunuh di situ Alhamdulillah bisa syahid. Tapi apabila kita ditangkap sudah qadarullah (ketentuan Allah)."

Upik menuturkan, kegiatannya menjadi perakit senjata bagi kelompok JI akan mendapat ganjaran berupa pahala yang berlimpah.

"Jadi kita kalau membuat suatu senjata yang akan digunakan untuk mendirikan daulah islamiah, itu berpahala yang banyak, seperti itu doktrinnya," ujar Upik.

Ia mengakui, pada awalnya senjata-senjata rakitan itu digunakan untuk membela kaum muslim di konflik Poso yang terjadi pada tahun 1998 hingga 2001 silam.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
TerorisJamaah IslamiyahIndonesiaPolisiSemarang
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved