Breaking News:

Reshuffle Kabinet

Sandiaga Uno dan Prabowo di Kabinet, Hendri Satrio Sindir PKS: Jadi Oposisi Itu Harus Kuat

Capres dan cawapres di Pilpres 2019 sudah masuk dalam kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
Youtube/Apa Kabar Indonesa tvOne
Pengamat Politik Hendri Satrio dalam acara Dua Sisi 'tvOne', Kamis (24/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Capres dan cawapres di Pilpres 2019 sudah masuk dalam kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mereka adalah Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Sandiaga Uno yang baru saja ditunjuk sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Menanggapi kondisi langka tersebut, Pengamat Politik Hendri Satrio justru memberikan sindiran kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kolase Menteri Parekraf Sandiaga Uno dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Kolase Menteri Parekraf Sandiaga Uno dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Kolase YouTube Sekretariat Presiden/Official iNews)

Baca juga: Sandiaga dan Risma Disebut Punya Kans di 2024, Pengamat: Kalau Prabowo dan Megawati Tidak Merestui?

Baca juga: Sebut Sandiaga Uno Kurang Sesuai Jadi Menparekraf, Pengamat Politik Ungkap Posisi yang Tepat

Dilansir TribunWow.com dalam acara Dua Sisi 'tvOne', Kamis (24/12/2020), Hendri Satrio mulanya mengakui bahwa ada pihak yang bahagia dan tidak bahagia terkait terpilihnya enam menteri baru Jokowi.

Menurutnya yang bahagia tentu adalah mereka yang terpilih, termasuk partainya jika yang bersangkutan dari partai politik.

"Yang bahagia dan tidak bahagia kita bisa lihat di media masa, bahkan yang tidak ada dalam koalisi saja enggak bahagia," ujar Hendri Satrio.

Hendri Satrio lantas menyinggung sikap PKS yang disebut tidak bahagia terhadap kebijakan reshuffle kali ini.

Disebutnya bahwa alasan PKS tidak bahagia lantaran ada nama Sandiaga Uno yang ikut direkrut.

Dikatakannya, bahwa PKS menganggap kubu oposisi semakin lemah setelah Sandiaga Uno bergabung ke dalam pemerintahan.

"PKS itu enggak bahagia, katanya ini membunuh demokrasi. PKS ini lucu, orang ditinggal Gerindra pengen terus deket," ungkapnya.

Baca juga: Nasib Terawan setelah Didepak dari Kursi Menteri Diganti Budi Gunadi: Pak Jokowi Sayang sama Saya

Hendri Satrio mengatakan tidak seharusnya PKS menunjukkan sikap kehilangan partner oposisinya.

Ia berharap kepada PKS untuk tetap dengan tugasnya mengawal jalannya pemerintahanan.

"Yaudah biarin saja, jadi oposisi itu harus kuat," kata Hendri Satrio.

"Jangan dikit-dikit lah ini lemah, biarin saja. Itu menurut saya tidak bahagia," jelasnya.

Lebih lanjut, Hendri Satrio mengatakan fenomena bergabungnya Prabowo dan Sandiaga yang notabene merupakan rival Jokowi-Maruf menandakan bahwa proses politik di Indonesia tidak perlu dilakukan secara berlebihan.

Apalagi sampai mendukung dan membela secara mati-matian.

"Tapi kita semua belajar proses politik di Indonesia ya begini ini. Artinya bicara politik ya bicara tapi berhenti di dagu jangan sampai ke hati," terangnya.

"Kalau sampai hati kitanya yang repot, sementara yang di sana sudah peluk-pelukan sudah menjadi menteri," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 37.10:

Mardani Ali: Tidak Sehat untuk Demokrasi

Politisi PKS, Mardani Ali Sera berikan tanggapan terkait masuknya Sandiaga Salahuddin Uno di dalam kabinet Indonesia Maju.

Sandiaga Uno sebelumnya diangkat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Dilansir TribunWow.com dalam acara Satu Meja The Forum, Rabu (23/12/2020), Mardani Ali mengaku menyayangkan kondisi tersebut.

Politisi PKS, Mardani Ali Sera berikan tanggapan terkait masuknya Sandiaga Salahuddin Uno di dalam kabinet Indonesia Maju, dalam acara Satu Meja The Forum, Rabu (23/12/2020).
Politisi PKS, Mardani Ali Sera berikan tanggapan terkait masuknya Sandiaga Salahuddin Uno di dalam kabinet Indonesia Maju, dalam acara Satu Meja The Forum, Rabu (23/12/2020). (Youtube/KompasTV)

Baca juga: Immanuel Ungkap Kekecewaan Gerindra Dapat 2 Menteri: Saya Lihat Fadli Zon Tetap Menyerang

Baca juga: Viral Meme Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi Happy Ending, Irma S.Chaniago: Saya Cukup Menyesal Juga

Mardani mengatakan bahwa kondisi tersebut tidak sehat untuk kelangsungan demokrasi.

Seperti yang diketahui, masuknya Sandiaga Uno dalam pemerintahan menyusul Prabowo Subianto yang sudah lebih dulu menjadi Menteri Pertahanan.

Mardani mengakui bahwa kondisi tersebut merupakan sebuah eksperimen baru karena baru pertama kali terjadi di dalam dunia perpolitikan.

"Yang pertama ini eksperimen baru karena sebelum-sebelumnya hampir tidak ada kompetitor di capres atau wapres yang masuk dalam line up kabinet," ujar Mardani.

"Oleh karena itu kita bisa melihat seperti apa efektifitas dan hasilnya."

Menurut Mardani tidak seharusnya penantang di Pilpres, baik capres maupun cawapres justru bergabung dalam gerbong pemerintahan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa masuknya Prabowo dan Sandi di kabinet Presiden Jokowi memberikan kekecewaan tersendiri.

Menurutnya, kekecewaan itu tidak hanya dari pendukung Prabowo-Sandi melainkan juga mungkin dari pendukung Jokowi-Maruf Amin.

"Tetapi catatan saya adalah ada kesehatan demokrasi yang harus kita jaga bersama," kata Mardani.

"Saya melihatnya ketika Pak Prabowo masuk kekecewaan itu ada sebagian pendukung 02, ketika Bang Sandi masuk agak sempurna kekecewaannya," ungkapnya.

Baca juga: Ditarget Jokowi 1 Tahun Harus Ada Perubahan di Sektor Pariwisata, Sandiaga Uno: Ini Tugas Berat

Dengan begitu menurut Mardani kondisi tersebut justru tidak baik untuk proses demokrasi.

Dikatakannya bahwa setelah masuknya Prabowo dan Sandi, secara umumnya adalah Gerindra, maka tidak ada keseimbangan antara koalisi dengan oposisi.

"Dan ini tidak sehat buat demokrasi yang sehat, secara logika dan etika partai atau figur pendukung Pak Prabowo menjadi kekuatan penyeimbang di luar, menjadi oposisi akurasi publik akan terakomodasi dengan baik oleh kelompok opsisi untuk check and balance. Dan itu sehat," jelas Mardani.

"Kita punya pola pikir yang berbeda-beda dan untuk itu kita perlu bersama-sama menyehatkannya bukan mengawinkannya secara paksa," tegasnya menutup.

Simak videonya mulai menit ke- 8.38:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Reshuffle KabinetSandiaga UnoPrabowo SubiantoPKSJoko Widodo
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved