Terkini Daerah
Dijuluki Profesor Perakit Senjata dan Bom, Ini Keseharian Teroris Upik Lawanga di Mata Warga
Warga setempat mengaku pernah melihat wajah Upik dalam daftar DPO buron kasus terorisme namun tidak melaporkan karena tak curiga.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pada 23 November 2020 lalu, Tim Densus 88 telah berhasil menangkap terduga teroris Taufik Bulaga alias Upik Lawanga.
Upik diketahui merupakan tokoh penting dari kelompok Jamaah Islamiyah yang memiliki julukan 'profesor' atas kelihaiannya dalam membuat bom dan senjata api rakitan.
Dikenal sebagai buron aksi teror Bom Bali, dan teror lainnya pada tahun 2004 hingga 2006 silam, Upik memiliki kepribadian lain saat bersembunyi dari kejaran pihak kepolisian.

Baca juga: Pengakuan Teroris Upik Lawanga, Disuruh Sosok Ini untuk Asah Ilmu Buat Bom: Nanti Disuplai Alat
Baca juga: Soal Tudingan 37 Oknum FPI Terlibat Terorisme, Kuasa Hukum: Kalaupun Benar, Tidak Bisa Disangkutkan
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (20/12/2020), selama bersembunyi dari polisi, Upik dikenal sebagai Udin Bebek, seorang pedagang dan peternak bebek potong.
Selama 14 tahun bersembunyi, tak ada orang yang menyangka bahwa Upik adalah orang yang diduga ikut merakit bom pada kasus bom di Hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton.
Bahkan seorang warga yang sempat melihat poster daftar pencarian orang (DPO), tidak percaya jika Udin Bebek adalah Upik.
Warga mengira Upik dan Udin Bebek kebetulan memiliki wajah yang mirip.
Hal itu diungkapkan oleh Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Ahmad Ramadhan.
"Jadi disangka hanya mirip wajah saja," kata Ahmad di rumah tersangka, Kampung Sri Bawono, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah, Sabtu (19/12/2020).
Saat menyamar di Kampung Sri Bawono, Upik menggunakan nama Safrudin.
"Julukannya Udin Bebek, karena dia memelihara bebek dan menjual bebek potong," kata Ahmad.
Warga di sekitar Upik juga tidak ada yang mencurigai yang bersangkutan adalah buron kasus terorisme.
"Warga tidak ada yang curiga, karena memang hanya dikenal sebagai penjual bebek potong," kata Kepala Kampung Sri Bawono, Eko Widodo.
Eko menuturkan, Upik sudah tinggal di sana sejak tahun 2013.
Selain menyamar sebagai pengusaha bebek potong, Upik juga menggunakan KTP palsu bernama Safrudin.