Terkini Nasional
Sosok dan Kisah Mbah Asih, Juru Kunci Gunung Merapi Pengganti Mbah Maridjan
Asihono alias Mbak Asih juru kunci Gunung Merapi pengganti mendiang Mbah Maridjan.
Editor: Mohamad Yoenus
"Kalau ada sesuatu, kami ikut berperan menginformasikan kepada masyakat agar mereka bisa segera tahu," katanya.
Hanik pun mengaku berkoordinasi dengan Asih sebagai Juru Kunci Merapi untuk menyampaikan informasi aktivitas terbaru Gunung Merapi. Asih juga pernah datang ke kantor BPPTKG untuk melihat aktivitas orang-orang di BPPTKG dalam melakukan pemantauan Merapi.
"Saya kira informasi dari BPPTKG diikuti Mas Asih, beliau juga mengikuti perkembangan dari kami," kata Hanik.
Informasi tentang aktivitas Merapi dari BPPTKG yang menggunakan teknologi modern itu lebih populer di masyarakat generasi sekarang yang lebih karib dengan dunia digital dan internet. Beberapa masyarakat generasi sekarang lebih mempercayai informasi dari lembaga seperti BPPTKG karena berbasis data dan bisa dan menggunakan teknologi canggih.
Rustiningsih Dian Puspitasari (20), seorang mahasiswi salah satu univeristas swasta di Yogyakarta, mengaku lebih memilih informasi dari BPPTKG soal aktivitas Merapi karena merupakan lembaga resmi pemerintah dan bisa dipercaya data-datanya.
"Kita realistis saja. Lebih memilih informasi di berita atau lembaga yang sudah menyediakan informasi itu karena mereka berbasis data," katanya.
Namun ada juga generasi muda yang menggabungkan kedua jenis informasi tersebut, Ismi Nadiyatul Fatikah (21), misalnya.
Menurutnya, dia akan melihat informasi dari lembaga seperti BPPTKG dan juga informasi dari Juru Kunci Merapi karena keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda.
"Kalau saya dua-duanya harus dilihat, dari sudut pandang BPPTKG dan dari sudut pandang pandang leluhur kita," kata Ismi yang masih kuliah di salah satu kampus negeri di Yogyakarta.
Mayoritas kaum muda yang mengedepankan teknologi pun sepakat bahwa keberadaan Juru Kunci Merapi harus tetap dipertahankan sebagai pelestari yang menghidupkan kearifan lokal warga Merapi dan penjaga tradisi.
"Menurut saya pribadi masih penting, karena (Juru Kunci Merapi) salah satu warisan budaya dan leluhur kita masih mempercayai adanya juru kunci di gunung tertentu, jadi masih perlu," kata Ismi.
Meskipun begitu, ada pula yang berkata tidak semua orang percaya pada hal-hal mistis dan gaib yang lekat dengan predikat juru kunci.
"Lebih penting ke data yang berbasis teknologi dari pada juru kunci yang mungkin bagi orang basisnya mistis atau hal gaib. Kalau bicara secara keilmuan bisa dibuktikan dengan bukti dan data serta ada alat untuk mengukur apakah statusnya naik atau turun. Kalau juru kunci ini kan kayak kita percaya dan nggak percaya," kata Katarina Widhi Arneta Sari, mahasiswi kampus swasta di Yogyakarta.
Bagaimana tanggapan Asih? Disamakan dengan paranormal atau dukun, Asih hanya tersenyum. Tugas Juru Kunci Merapi, bagi Asih sejatinya adalah sebagai pelestari kearifan lokal warga lereng Merapi serta penjaga budaya tradisional dan kesenian.
"Mungkin ada spiritualnya, seperti Labuhan. Tapi Juru Kunci bukan paranormal, bukan dukun, dan juga bukan kiai," ujar Asih yang juga bekerja sebagai karyawan administrasi di Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII).