Virus Corona
Apa Itu Delirium, Gejala Baru yang Dialami Pasien Covid-19, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Saraf
Delirium dilaporkan menjadi gejala baru Covid-19 yang diamati dari pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi Virus Corona. Ini penjelasannya.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Delirium dilaporkan menjadi gejala baru Covid-19 yang diamati dari pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi Virus Corona.
Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Rubiana Nurhayati, Sp.S. mengatakan delirium adalah keadaan di mana kesadaran seseorang menjadi terganggu.
"Keadaan ini disebabkan karena hypoxia atau kekurangan oksigen di otak. Kondisi ini sering terjadi pada pasien Covid-19, di mana saturasi oksigen menurun," kata dr Rubi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Sinovac Nyatakan Vaksinnya Belum Tentu Efektif Cegah Covid-19, Ini Penjelasan Bio Farma
Dr Rubi mengungkapkan bahwa delirium sering terjadi pada penyakit-penyakit yang menganggu fungsi otak.
Namun, bisa juga terjadi pada pasien dengan kelainan metabolik, seperti hipoglikemia, hiponatremia dan lain sebagainya.
"Biasanya, gejalanya mudah mengatuk, bicara kacau, kadang tidak nyambung, kesadaran terganggu," jelas dia.
Lantas, apa itu delirium dan bagaimana ini menjadi gejala baru Covid-19?
Dilansir dari Stat News, dalam sebuah studi menemukan bahwa delirium mungkin menjadi gejala peringatan dini infeksi virus SARS-CoV-2 pada orang dewasa yang lebih tua.
Lebih dari seperempat pasien yang lebih tua dalam penelitian itu tiba di IGD rumah sakit dengan mengigau dan 37 persen dari pasien ini tidak memiliki tanda Covid-19 yang khas, seperti demam atau sesak napas.
Delirium adalah tanda umum dari setiap infeksi pada orang tua yang sistem kekebalannya merespons penyakit yang diakibatkan oleh virus atau bakteri secara berbeda, dibandingkan pada orang dewasa yang lebih muda.
Baca juga: Doni Monardo Peringati Kepala Daerah yang Tak Terapkan Protokol Covid-19 saat Pilkada Serentak 2020
Gejala delirium yang umum yakni kebingungan, kurang fokus, disorientasi dan perubahan kognitif lainnya.
Pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, jika mereka membutuhkan ventilator, adalah yang rentan terhadap delirium.
Dengan mengidentifikasi delirium sebagai gejala Covid-19 pada pasien sebelum dirawat, dinilai penting untuk melindungi orang lain dari infeksi.
Selain itu, penting juga untuk mengambil tindakan perawatan yang tepat, sebab secara umum, pasien dengan delirium cenderung lebih menunjukkan sakit yang parah dibandingkan pasien lainnya.
"Delirium adalah baromater yang bagus," kata Wes Ely, seorang ahli paru dan dokter perawatan kritis di Vanderbilt University, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.