KPK Tangkap Menteri Edhy Prabowo
Akui KPK Dilemahkan, Novel Baswedan Sebut Alasan Tetap Bisa OTT Edhy Prabowo dan Ajay: Makin Sulit
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan fakta upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah tersebut.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan fakta upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah tersebut.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Karni Ilyas Club, diunggah Minggu (29/11/2020).
Novel membenarkan ada upaya melemahkan independensi KPK sejak diluncurkannya Revisi Undang-undang KPK tahun lalu.

Baca juga: Masih di KPK, Novel Baswedan Sebut akan Mundur jika Terjadi Hal Ini, Karni Ilyas: Arahnya Terlihat?
"Saya merasakan, kami ada di KPK itu inginnya berjuang memberantas korupsi. Ketika keadaannya tidak ideal untuk bisa memberantas korupsi dengan baik, itu menjadi kerisauan tersendiri," ungkap Novel Baswedan.
"Tapi ketika kemudian jalan itu sangat sulit, orang akan mempertimbangkan lagi," lanjutnya.
Ia memberi contoh pada wacana pegawai KPK akan menjadi aparatur sipil negara (ASN).
"Ketika proses menjadi ASN ini sangat dikhawatirkan independensi pegawai menjadi terganggu," komentar Novel.
Novel menjelaskan selama ini KPK dapat merekrut pegawainya secara optimal dan independen.
Ketika perekrutan dilakukan lembaga lain, dikhawatirkan KPK akan mudah diintervensi.
"Ini 'kan berbahaya, ini bisa menjadi peluang atau jalan intervensi," jelas penyidik senior tersebut.
Baca juga: Ali Ngabalin Ungkap Detik-detik Edhy Prabowo Dihampiri Petugas di Bandara: Saya Tak Tahu Itu KPK
Contoh lain adalah keberadaan Dewan Pengawas yang harus mengeluarkan izin sebelum penyidik KPK dapat mengeksekusi kasus.
Sebelum itu ia juga menjelaskan bagaimana birokrasi yang berlaku membuat KPK dapat kehilangan momentum menyita barang bukti.
Pasalnya penyitaan dan penyadapan terhadap terduga pelaku harus melalui izin Dewan Pengawas.
Novel menilai upaya pelemahan KPK sudah sangat terasa saat ini, bahkan diketahui beberapa penyidik KPK mengundurkan diri.
"Rasa-rasa itu sudah sangat terasa sekali. Beberapa kawan yang merasa sudah tidak ada harapan melakukan itu (pengunduran diri)," ungkapnya.
Baru-baru ini diketahui KPK menangkap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dan Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna terkait kasus suap.
Ia menjelaskan alasan KPK masih dapat melakukan penangkapan meskipun upaya pelemahan sudah sangat terlihat.
"Pertanyaannya, seringkali dikatakan 'Sekarang kenapa masih bisa OTT? Masih bisa bekerja?'. Karena pelemahannya belum 100 persen bisa berjalan," terang Novel.
"Ini yang terlihat ke depan akan semakin sulit," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit 14.00:
Novel Baswedan Ingin Mundur jika KPK Tidak Lagi Berdaya
Dalam tayangan yang sama, Novel Baswedan mengungkapkan situasi kerja yang ia alami di lembaga antirasuah tersebut.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Karni Ilyas Club, diunggah Minggu (29/11/2020).
Mulanya presenter Karni Ilyas menyinggung adanya sejumlah penyidik dan pegawai KPK yang memilih mundur dari jabatannya.
Baca juga: Wali Kota Cimahi Terjaring OTT KPK, Unggahan Terakhir Instagram Ajay Dibanjiri Komentar Netizen
Berbagai alasan yang disampaikan mencakup Revisi Undang-undang KPK yang dianggap melemahkan pemberantasan korupsi.
"Kenapa setelah 30 orang KPK mundur, Novel masih bertahan?" singgung Karni Ilyas.
"Iya, memang sejujurnya saya sudah beberapa waktu yang lalu saya ingin mundur," ungkap Novel Baswedan.
Meskipun sempat ingin mundur, Novel mengurungkan niatnya.
Namun ia menjanjikan diri akan mundur dari KPK jika tidak dapat lagi berbuat banyak untuk lembaga tersebut.
"Tapi kemudian ketika saya timbang-timbang kembali, saya berpikir saya akan menunggu sampai pada masa betul-betul tidak bisa ngapa-ngapain, tidak bisa berbuat yang sungguh-sungguh, saya akan mundur," tegasnya.

Karni Ilyas kembali menyoroti upaya pelemahan KPK.
"Apa arahnya sudah terlihat, bahwa akan ada suatu masa tidak berdaya sama sekali KPK tersebut?" tanya Karni.
Novel membenarkan hal tersebut, bahkan mengakui sudah mulai ada upaya untuk melemahkan KPK.
Ia menjelaskan hal itu tampak dari usaha melemahkan KPK sebagai lembaga mandiri.
"Arahnya sangat terlihat, Bang Karni," ungkap penyidik senior ini.
Baca juga: Dikabarkan Ikut Ditangkap KPK, Ini Sosok Istri Edhy Prabowo Iis Rosita Dewi, Juga Terjun di Politik
Menurut dia, kemandirian KPK sangat berdampak pada hasil kinerjanya.
"Dari yang pertama, independency itu menjadi poin penting untuk bisa bekerja dengan berintegritas, dengan profesional," terang Novel.
"Kalau independensinya lemah atau tidak independen lagi, baik lembaganya atau pegawainya, bagaimana kita bisa berharap bisa bekerja benar?" ungkit mantan anggota Polri ini.
Ia memberi contoh sering ada campur tangan pihak lain pada penyelidikan kasus-kasus besar.
Sebagai contoh, kasus yang tengah ditangani dialihkan ke lembaga lain sehingga tidak dapat dituntaskan KPK.
"Tentunya kita bisa lihat selama ini penegak hukum ketika melakukan penanganan perkara-perkara besar, problemnya adalah intervensi," kata Novel. (TribunWow.com/Brigitta)