Habib Rizieq Shihab
Haris Azhar Sebut Pencopotan Baliho Habib Rizieq Bukan Tupoksi TNI: Adakah Situasi Mengkhawatirkan?
Pegiat HAM, Haris Azhar berikan tanggapan soal pencopotan baliho atau spanduk Imam Besar Front Pembala Islam (FPI) oleh aparat TNI.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pegiat HAM, Haris Azhar berikan tanggapan soal pencopotan baliho atau spanduk Imam Besar Front Pembala Islam (FPI) oleh aparat TNI.
Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar sedikit mempertanyakan alasan kenapa sampai harus melibatkan TNI hanya sebatas untuk menurunkan baliho.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Minggu (22/11/2020).

Baca juga: Spanduk Habib Rizieq Dicopot Paksa, FPI Minta Keadilan: Baliho Revolusi Mental juga Diturunkan
Baca juga: Spanduk Habib Rizieq Dicopot, FPI: Itu Baliho Milik Masyarakat, Seakan-akan Dibenturkan dengan TNI
Dalam kesempatan itu, Haris Azhar mengaku tidak mempersalahkan dan bahkan mendukung tindakan menertiban baliho yang liar dan tanpa izin.
Namun dirinya kurang membenarkan ketika justru dilakukan oleh TNI.
Ia menilai hal itu sebenarnya bukan tugas pokok dan fungsi dari TNI.
Menurutnya yang lebih tepat melakukannya adalah Satpol PP atau pihak kepolisian karena termasuk dalam ketertiban umum (tibum).
"Kalau soal sesuai tupoksi (TNI) sudah pasti enggak," ujar Haris Azhar.
"Saya mau bilang silahkan saja ditindak dan bagus kok, tapi itu masalah timbum, ketertiban umum yang harusnya dilakukan oleh Satpol PP," jelasnya,
Maka dari itu, ketika sudah menyangkut TNI, Haris Azhar mempertanyakan urgensinya.
Dirinya tak memungkiri bahwa memang tugas dari TNI dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karenanya, ketika TNI sudah diturunkan maka bisa disimpulkan kondisinya sudah cukup mengkhawatirkan.
"Kalau sampai TNI yang turun tangan, ada sejumlah pertanyaan atau point of critic, adakah situasi yang mengkhawatirkan," kata Hariz Azhar.
Baca juga: Benarkan Pencopotan Baliho Habib Rizieq oleh TNI, Soleman Ponto Sebut Ada Pergerakan Tak Terlihat
Lebih lanjut, Haris Azhar menyinggung tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari TNI, yakni perang dan non perang.
Menurutnya, dalam kasus Habib Rizieq tidak bisa disebut sebagai perang.
Sedangkan untuk non perang, Haris Azhar tetap meminta supaya kewenangan TNI sudah sesuai dengan Undang-undang institusinya.
Namun ia mengingatkan bahwa sebenarnya soal kasus Habib Rizieq masih dalam ranah pihak kepolisian.
Kecuali jika memang pihak kepolisian sudah tidak sanggup, barulah melibatkan TNI.
"Menurut saya kalau sampai TNI dilibatkan dari segi cara juga apakah Satpol PP, Polisi, atau ekuitas prosedur hukum sudah ditempuh atau tidak bisa berjalan," ungkapnya.
"Kalau memang tidak berjalan apakah TNI diperintahkan oleh otoritas politik untuk melakukan hal ini," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.10:
Soleman Ponto Benarkan Sikap TNI
Mantan Kepala BAIS TNI, Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto tanggapi pencopotan baliho atau spanduk Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
Sebelumnya pencopotan atau penertiban baliho Habib Rizieq oleh aparat TNI dengan tujuan untuk tidak menjadikan provokatif.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Sabtu (21/11/2020), Soleman Ponto mengaku membenarkan langkah tegas yang diambil oleh TNI.

Baca juga: Sutiyoso Sebut Belum Perlu TNI Turun Tangan soal Habib Rizieq: Mesti Mengedepankan Soft Power
Baca juga: Sutiyoso Ungkap Pengalaman Cara Perlakukan FPI dan Habib Rizieq: Sekeras Apapun Masih Bisa Didekati
Sementara itu terkait banyak pihak yang mempertanyakan hal itu bukan tugas TNI, Soleman Ponto mengaku kurang setuju.
Dirinya mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh TNI lantaran sudah mendapatkan infromasi ada pergerakan yang tidak terlihat atas pemasangan baliho tersebut.
Informasi tersebut sebelumnya sudah dicium oleh para intelligent.
Disebutnya bahwa pergerakan itu tidak lain hanya untuk memecah belah bangsa.
"Kelihatannya hanya baliho, kita hanya melihat baliho, tetapi di dalam teori gunung es, yang terlihat gunung es-nya itu hanya sepertiga di permukaan, dua pertiga di bawah tidak dilihat orang-orang," ujar Soleman Ponto.
"Hanya yang melihat intelligent yang ada di belakang Pandam semua. Kalau dua pertiga ini muncul di permukaan sudah pasti bangsa ini hancur," jelasnya.
Oleh karena itu, Soleman Ponton menilai persoalan tersebut sudah menjadi ranah dan tugas TNI untuk membantu aparat kepolisian.
"Itulah sebabnya sebelum bangsa ini hancur akibat adanya baliho ini maka itu adalah tugas TNI dan jangan dibilang TNI itu masuk, ada tugasnya," ungkapnya.
"Kalau dibilang Kapolri mendukung, iya karena dua pertiga itu sangat besar dan sangat berat apabila hanya dilaksanakan oleh Satpol PP atau oleh Kapolri," imbuh Soleman Ponto.
Baca juga: Baliho Habib Rizieq Shihab Dicopot TNI, PA 212 Justru Ungkapkan Rasa Terima Kasih karena Hal Ini
Lebih lanjut, Soleman Ponto memastikan bahwa tidak ada tujuan lain dari TNI selain untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dirinya juga memastikan dalam rangka mewujudkan tujuannya itu, TNI selalu berpedoman pada Undang-undang institusinya.
"Maka itu tiga ini bersatu padu untuk menghindari perpecahan bangsa ini," tegasnya.
"Jangan dilihat lagi TNI mau kemana-mana. TNI sudah tunduk pada Undang-undang TNI dan pelaksanaannya berdasarkan Undang-undang TNI," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 8.09
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)