Terkini Nasional
Jokowi Jawab Isu Reshuffle dan Anggapan Tak Berani Ganti Menteri dari Parpol: Bisa Aja Minggu Depan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab soal isu akan adanya reshuffle atau perombakan kabinet.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab soal isu akan adanya reshuffle atau perombakan kabinet.
Seperti yang diketahui, isu reshuffle terus berkembang sejak Jokowi meluapkan kemarahannya kepada para menteri, pada Juni 2020 lalu.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi menegaskan tidak menutup kemungkinan untuk mengganti menterinya yang dianggap tidak bekerja secara maksimal.

Baca juga: Habib Idrus Doakan Jokowi dan Megawati Berumur Pendek, Ahmad Sahroni: Ceramahlah yang Menyejukan
Baca juga: Akui Prediksinya Meleset soal Reshuffle Kabinet Jokowi, Refly Harun: Setelah Pilkada 2020
Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan para menteri untuk bekerja secara extra ordinary.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Rosi 'KompasTV', Senin (16/11/2020).
Dalam kesempatan itu, Jokowi mulanya mengakui bahwa kabinetnya saat ini bisa dikatakan lebih baik dibandingkan kabinet periode sebelumnya.
Namun penilaian tersebut diambil khusus berdasarkan kerja tim, bukan per individu.
"Kita melihat performa dari para menteri ini kan kerja tim, bukan kerja individu-individu," ujar Jokowi.
"Ya ini lebih baik kalau dilihat kerja tim. Artinya menteri-menteri ini dalam kerja tim lebih baik, tapi kan tidak hanya itu KPI kita," jelasnya.
Jokowi lantas menjawab soal rencana reshuffle.
Presiden asal Solo, Jawa Tengah itu menegaskan bahwa keputusan reshuffle atau tidaknya dan kapan akan dilakukannya reshuffle itu tetap berada di tangannya.
"Bisa saja, bisa saja minggu depan, bisa saja bulan depan, bisa saja tahun depan," tegasnya.
Baca juga: Jokowi Mania Rilis Usul 9 Menteri agar Direshuffle, Refly Harun: Patut Dipertimbangkan Presiden
Lebih lanjut, Jokowi membantah bahwa hak prerogatifnya tersebut menjadi pengecualian terhadap menteri-menteri yang berlatar belakang dari partai politik, termasuk juga ketua umumnya.
Seperti yang diketahui, pada periode kedua ini, Jokowi memiliki 17 menteri yang berasal dari parpol, dan 3 di antaranya merupakan ketua umum partai.
Yakni Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto yang juga menjadi Ketum Gerindra, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto merupakan ketum Golkar dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa sebagai menteri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.
Kondisi tersebut tidak terjadi pada periode sebelumnya lantaran Jokowi tegas melarang ada rangkap jabatan setelah ditunjuk menjadi menteri.
"Endak, saya kira kalau memang tidak baik ya saya akan bilang saya ganti, saya biasa bicara seperti itu dan beliau-beliau sudah tahu semuanya," terang Jokowi.
"Enggak ada (beban), untuk kebaikan negara ini saya kira semua akan saya lakukan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 33.00
Survei Menteri Jokowi: Prabowo Jadi yang Terbaik
Lembaga survei Indo Barometer melakukan survei terhadap kinerja para menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hasilnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terpilih menjadi menteri terbaik.
Dilansir TribunWow.com, survei dilakukan berdasarkan kinerja para menteri dalam setahun terakhir.

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (6/11/2020), Prabowo Subianto mendapatkan nilai sebesar 29,3 persen.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengalahkan nama-nama menteri lainnya yang juga kerap tampil.
Setelah Prabowo Subianto, di posisi kedua ada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim mendapatkan nilai 16,3 persen.
Dilanjutkan Menteri Keuangan Sri Mulyani di posisi ketiga.
Sri Mulyani memperoleh nilai 15,2 persen.
Baca juga: Survei Tunjukkan 50,6 Persen Publik Puas atas Kinerja Jokowi Tangani Covis-19, Ini Alasannya
Melengkapi posisi lima besar dalam survei menteri terbaik ada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Erick Thohir mendapatkan 12, 2 persen, sedangkan Mahfud MD 8,8 persen.
"Lima menteri yang dinilai publik mempunyai kinerjanya bagus adalah Prabowo Subianto (29,3 persen). Kemudian Nadiem Makarim (16,3 persen), Sri Mulyani Indrawati (15,2 persen), Erick Thohir (12,2 persen), dan Mahfud MD (8,8 persen)," ujar Direktur Eksekutif IB, Muhammad Qodari, dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Sebagai informasi, survei dilakukan pada 10 hingga 17 Oktober 2020.
Terdapat 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Menurut Qodari terdapat lima kriteria dalam penilaiannya, mulai dari jiwa kepemimpinan, keputusan tegas dan lugas, menjaga keamanan, kebijakan berpihak rakyat, berwibawa dalam menyelesaikan masalah.
Baca juga: Tagih Masker untuk Pengungsi Merapi, dr Tirta Kecewa BNPB Justru Sumbangkan untuk Acara Habib Rizieq
Berikut detail penilaian publik terhadap kelima menteri Jokowi:
Prabowo Subianto
Mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus 22,5 persen
Keputusannya tegas dan lugas 19,1 persen
Mampu menjaga keamanan 11 persen
Kebijakannya berpihak ke rakyat kecil 8,7 persen
Berwibawa dalam menyelesaikan masalah 8,1 persen
Nadiem Makarim
Pintar/intelektual 34,3 persen
Banyak program terobosan 15,6 persen
Mampu meningkatkan pelayanan pendidikan 10,4 persen
Muda berbakat (energik) 10,4 persen
Cara kerjanya bagus 5,2 persen
Sri Mulyani Indrawati
Pintar/intelektual 33,3 persen
Cocok menduduki menteri tersebut 8,9 persen
Mempunyai hasil kerja nyata 8,9 persen
Keputusannya tegas dan lugas 6,7 persen
Mampu meningkatkan perekonomian 5,6 persen
Erick Thohir
Pintar/intelektual 22,1 persen
Banyak program terobosan (visi misi ke depan) 15,3 persen
Cara kerjanya bagus 8,3 persen
Mempunyai hasil kerja nyata 8,3 persen
Keputusannya tegas dan lugas 8,3 persen
Mahfud MD
Pintar/intelektual 38,6 persen
Memberikan solusi atas masalah 9,6 persen
Kebijakannya berpihak ke rakyat kecil 9,6 persen
Keputusannya tegas dan lugas 7,7 persen
Mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus 7,7 persen
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)