Pilpres Amerika Serikat 2020
Tak Ada Bukti, Pejabat Pemilu AS Tolak Klaim Kecurangan yang Disampaikan Donald Trump
Para pejabat senior Amerika Serikat yang bertanggung jawab menggelar pemilihan presiden menolak klaim kecurangan Pilpres AS dari Trump.
Editor: Lailatun Niqmah
Sang presiden-terpilih ditanyai oleh seorang reporter pada hari Selasa, tentang pandangannya terhadap penolakan Trump untuk mengakui kekalahan.
"Saya pikir ini hal yang memalukan, jujur saja," kata Biden, seorang politikus Demokrat, di Wilmington, Delaware.
"Satu-satunya, bagaimana saya bisa mengatakan ini dengan hati-hati, saya pikir ini tidak akan membantu warisan sang presiden."
"Ujung-ujungnya, Anda tahu, semua hasilnya akan terlihat pada 20 Januari," imbuhnya, mengacu pada hari pelantikan.
Biden telah bercakap-cakap lewat telepon dengan beberapa pemimpin negara asing sembari bersiap untuk menjabat.
PM Inggris Boris Johnson, PM Irlandia Micheál Martin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel termasuk di antara mereka yang berbicara dengannya pada hari Selasa.
Mengenai percakapan tersebut, Biden berkata: "Saya memberi tahu mereka bahwa Amerika telah kembali. Kita kembali bermain."
Ia beserta Wakil Presiden terpilih Kamala Harris terus melakukan proses transisi. Namun satu lembaga pemerintah pimpinan pejabat yang ditunjuk Trump menghalang-halangi proses tersebut.
Badan Administrasi Umum mengkoordinasikan pendanaan dan akses kepada departemen federal untuk pemerintahan yang akan datang. Namun, ia sejauh ini menolak untuk secara formal mengakui Biden sebagai presiden-terpilih.
Meski demikian, sang presiden-terpilih berkata: "Kami tidak melihat ada yang memperlambat kami, sejujurnya."
Apa Kata Trump dan Para Sekutunya?
Pada Selasa (10/11/2020) Trump mengirim beberapa twit dalam huruf kapital tentang "kecurangan masif dalam penghitungan surat suara," sambil menegaskan: "Kita akan menang!"
Twit-twitnya diberi label yang menyatakan klaim tersebut "diperdebatkan" (disputed) oleh Twitter.
Sang presiden telah membuat klaim tak berdasar bahwa Biden hanya bisa memenangkan pemilu melalui kecurangan, namun sejauh ini belum ada bukti yang mendukung tuduhan itu.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, seorang loyalis Trump, berkata kepada konferensi pers di Departemen Luar Negeri pada hari Selasa bahwa setelah setiap suara "legal" dihitung, "periode kedua pemerintahan Trump" akan dimulai.