Habib Rizieq Shihab
Bahas Kasus Hukum, Rizieq Shihab Sebut Nama Denny Siregar hingga Abu Janda: Yang Menjilat Dibiarkan
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyebut sederet nama tokoh saat membahas kasus hukumnya.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyebut sederet nama tokoh saat membahas kasus hukumnya.
Di antaranya Denny Siregar, Ade Armando, dan Abu Janda.
Penyebutan itu ia lakukan sebagai contoh untuk menyindir sikap aparat penegak hukum yang terkesan berusaha mencari-cari kesalahannya.
Baca juga: Rizieq Shihab Buka Kemungkinan Rekonsiliasi dengan Pemerintah, Minta Jangan Asal Main Kriminalisasi
Bahkan, berusaha mengungkit kembali kasus-kasus pidana yang melibatkan dirinya.
Rizieq Shihab bahkan menyinggung soal revolusi berdarah terkait kasus hukum yang dinilai tidak adil.
Hal itu ia sampaikan dalam unggahan kanal YouTube Front TV, Kamis (12/11/2020).
“Ini saya belum apa-apa, nanti Rizieq Shihab akan kita buka kasusnya."
"Wah, ini apa-apaan? Sudahlah, jangan buka kasus yang tidak ada.”
"Kelompok yang tidak suka pemerintah digali-gali kesalahannya, diproses, sementara kelompok yang menjilat dibiarkan mereka melakukan kesalahan."
"Enggak boleh dibiarkan. Ini bisa jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak," tuturnya.
Rizieq Shihab pun mengatakan, apabila negara ini tak ingin ada revolusi pertumpahan darah, ia meminta agar sebaiknya hukum diperbaiki dan tidak tebang pilih.
"Kalau tidak mau revolusi berdarah, revolusi sosial di masyarakat ya, perbaiki."
"Ulama selalu memberikan kesempatan, ayo sama-sama diperbaiki," ucapnya.
Rizieq Shihab juga menyoroti soal penegakan hukum di Indonesia.
Menurutnya, hukum dinilai membela kelompok tertentu.
Bahkan, Rizieq Shihab menyebut ada pihak tertentu yang jarang sekali kasusnya diproses.
Rizieq Shihab lantas menyinggung sejumlah pihak, seperti Denny Siregar, Ade Armando, dan Abu Janda yang hingga saat ini tak diproses hukum.
Padahal, katanya, kasus mereka berkaitan dengan penistaan agama hingga penistaan ulama.
"Itu kasus yang dilaporkan masyarakat penistaan agama, penistaan ulama kenapa kau tak periksa dulu?"
"Kenapa kau biarkan? Kenapa Denny Siregar dibiarkan, Ade Armando kau biarkan, kenapa Abu Janda kau biarkan. Siapa yang salah proses?"
“Betul? Kelompok yang tidak suka pemerintah digali-gali diproses. Sementara kelompok yang menjilat dibiarkan,” paparnya.
Ia menilai, seharusnya pemerintah senang jika dikritik soal kebijakan umat.
Terlebih, kritik bisa diterima dan ditolak oleh pemerintah.
"Para pengkritik itu punya solusi yang ditawarkan."
"Pelajari, kalau solusi baik, terima. Kalau tidak baik, saudara, sampaikan di mana tidak baiknya. Selesai."
"Tidak perlu ada kegaduhan di tingkat nasional," beber Rizieq Shihab.
Ia mengatakan, pihaknya telah menawarkan pintu dialog dengan pemerintah sejak Januari 2017.
Saat itu, pintu rekonsiliasi dibuka pasca-aksi 212 tahun 2016, kemudian ada tablig akbar di Masjid Istiqlal.
“Bicara soal pintu dialog sudah pernah saya sampaikan saat tablig akbar di Masjid Istiqlal sebelum Pilkada DKI, setelah aksi 212 di tahun 2016."
"Dan di bulan Januari (2017) kita buat aksi 121,” ucapnya.
Rizieq Shihab juga meminta pemerintah membebaskan sejumlah ulama dan aktivis yang ditahan.
Rizieq Shihab pun menyebut sejumlah nama untuk dibebaskan, seperti Abu Bakar Baasyir hingga Bahar bin Smith.
Menurut Rizieq Shihab, permintaan itu sebagai salah satu syarat untuk membuka dialog.
"Bebaskan dulu para tokoh kita, masih banyak ulama kita yang saat ini menderita di penjara."
"Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith," pinta Rizieq Shihab.
Baca juga: Siap Rekonsiliasi dengan Pemerintah, Habib Rizieq Minta Bahar bin Smith hingga Tokoh KAMI Dibebaskan
Rizieq Shihab juga meminta agar aktivisi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dibebaskan, yakni Syahganda Nainggolan, Anton Permana, Jumhur Hidayat, dan sejumlah buruh hingga pelajar yang juga ditahan.
Setelah membebaskan mereka, ia baru bersedia membuka dialog untuk rekonsiliasi dengan pemerintah.
"Bebaskan buruh, bebaskan mahasiswa, bebaskan para pendemo, bebaskan pelajar yang saat ini memenuhi ruang-ruang tahanan."
“Kita siap dialog dan damai, kita siap hidup tanpa kegaduhan,” paparnya.
Sebelumnya, Rizieq Shihab menyinggung soal peluang rekonsiliasi dengan pemerintah.
Rizieq Shihab mengaku siap membuka pintu rekonsiliasi asal diawali dengan dialog terbuka.
Menurut Rizieq Shihab, rekonsiliasi bisa berjalan jika pintu dialog tidak dibuka.
“Tidak ada rekonsiliasi tanpa dialog, dialog itu penting sudah dan enggak boleh penguasa itu tangkap kanan tangkap kiri."
"Kriminalisasi sudah enggak boleh,” ujar Rizieq Shihab.
Ia mengatakan, pihaknya telah menawarkan pintu dialog dengan pemerintah sejak Januari 2017.
Saat itu, pintu rekonsiliasi dibuka pasca-aksi 212 tahun 2016, kemudian ada tablig akbar di Masjid Istiqlal.
“Bicara soal pintu dialog sudah pernah saya sampaikan saat tablig akbar di Masjid Istiqlal sebelum Pilkada DKI.
"Yaitu setelah aksi 212 di tahun 2016 dan di bulan Januari (2017) kita buat aksi 121,” ucapnya.
Meski demikian, Rizieq Shihab menyebut pemerintah tak memberikan dialog untuk rekonsiliasi.
Justru, katanya, pemerintah mengkriminalisasi para ulama.
“Setop dulu kriminalisasi pra aktivitasnya, tunjukkan dulu niat baiknya."
"Kalau mau dialog dan rekonsiliasi ahlan wa sahlan, kita siap dialog dan damai, kita siap hidup tanpa kegaduhan."
"Tapi bebaskan ulama, habib dan bebaskan dulu para tokoh kita, masih banyak ulama menderita,” paparnya. (Fransiskus Adhiyuda)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Bicara Kasus Hukum, Rizieq Shihab Sebut Nama Denny Siregar, Ade Armando, dan Abu Janda
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/habib-rizieq-shihab-di-markaz-syariah-petamburanrabu-11112020.jpg)