Terkini Daerah
Penampakan Sepeda Lipat Kreuz Milik Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas, Ini Sosok Pembuatnya
Sepeda lipat merek Kreuz yangdipesan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas telah tiba di Keraton Yogyakarta.
Editor: Atri Wahyu Mukti
Selain perbedaan harga, dibanding Brompton sepeda lipat Kreuz telah lebih disesuaikan dengan kondisi alam dan kontur jalan di Indonesia. Yang tak semulus di luar negeri.
Ada lima bagian sepeda Kreuz yang berbeda dengan Brompton. Yaitu, bagian lekukan, headtube, engsel, headset menggunakan oversized MTB, dan ukuran bushing.
Adapun kisaran harga sepeda lipat Kreuz saat ini, untuk frame set atau kerangka saja dibanderol sekitar Rp4 juta. Sedangkan, untuk sepeda utuh Rp13-30 juta, tergantung pada spare part.
Ibarat menjemput takdir, tak lama berselang pandemi datang. Di mana masyarakat menggilai olahraga bersepeda. Merek Kreuz pun naik daun. Produk handmade atau buatan tangan ini kebanjiran pesanan.
Hingga kini, menurut Yudi, PO sepeda lipat Kreuz sudah sampai tahun 2023. Sementara, untuk 2024 masih ada waiting list 1.000 unit.
“Kemarin ada yang masuk di WhatsApp itu minta 2.000, 3.000. Aduh ini balesnya gimana? Ya sudah nanti kami bikin sistem, supaya orang bisa mengakses dan langsung keluar namanya,” ucap Yudi.
Tokoh-tokoh Indonesia lain pun masuk dalam daftar PO itu. Semisal, Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Memulai Sistem Pabrikasi
Jika selama ini seluruh proses pembuatan sepeda lipat Kreuz dikenal menggunakan handmade, sejak tiga minggu lalu perusahaan ini telah memulai sistem pabrikasi.
Dengan begitu, bisa memproduksi lebih banyak dan cepat. Jika sebelumnya mampu diproduksi 20-25 sepeda per minggu, setelah pabrikasi kapasitas produksi mencapai 50 unit.
“Target sampai November akhir bisa produksi 200-250 sepeda. Kami sedang kejar tayang sih, tapi bukan berarti pabrikasi tidak handmade, ya. Tetap (handmade), hanya sistem pabrik bisa mempermudah, mempercepat. Bisa menghemat waktu dan bahan,” jelas Yudi.
Sepeda untuk Sultan dan Ratu menurutnya merupakan produk pertama yang telah dilengkapi dengan bahan pabrikasi. “Materialnya lebih bagus dari yang dulu. Pabrikasi bukan berarti harga naik, tapi material bagus, presisi tinggi, kualitas lebih bagus,” ucapnya.
Selain itu, saat ini Kreuz sedang menjalani proses keluarnya standar nasional Indonesia (SNI). SNI tersebut diperkirakan keluar November 2020. Yudi mengatakan, pihaknya mendapat dukungan sangat baik dari pemerintah dalam hal ini.
“Insyaallah November SNI kami keluar. Pemerintah support banget, kami difasilitasi untuk SNI dibiayai semua,” tandas pria berusia 50 tahun itu. (Tribunjogja.com | Maruti Asmaul Husna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Inilah Sepeda Lipat Kreuz Milik Raja dan Ratu Keraton Yogyakarta