Terkini Daerah
Penampakan Sepeda Lipat Kreuz Milik Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas, Ini Sosok Pembuatnya
Sepeda lipat merek Kreuz yangdipesan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas telah tiba di Keraton Yogyakarta.
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sepeda lipat merek Kreuz yangdipesan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas telah tiba di Keraton Yogyakarta.
Dua unit sepeda lipat merek Kreuz buatan bandung itu dicat dengan warna khas Parianom.
Warna Hijau untuk Sri Sultan Hamengku Buwono X dan kuning untuk sepeda GKR Hemas.
Ada juga Lambang Keraton Yogyakarta tertera pada bagian depan sepeda.

Baca juga: Abah Sarna 78 Tahun Talak Noni 17 Tahun Diisukan karena Istri Hamil Duluan, Keluarga: Itu Tak Benar
Nomor seri yang diberikan untuk Sri Sultan, 0003. Sementara untuk GKR Hemas, 0004.
Seri 0001 dan 0002 dengan spesifikasi sepeda hampir sama telah lebih dulu dimiliki Presiden Joko Widodo dan ibu negara, Iriana.
Sepeda untuk RI 1 dan istrinya itu diberikan saat momen 17 Agustus 2020.
“Untuk tokoh baru itu, Presiden dan istri serta Sultan dan Ratu Hemas,” ujar pendiri Kreuz, Yudi Yudiantara saat ditemui Tribunjogja.com.
Yudi bersama empat tim Kreuz lainnya datang langsung dari Bandung mengantarkan dua sepeda untuk pemimpin Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Menggunakan satu mobil, mereka berangkat pada Jumat (30/10/2020).
Tepat saat hari ulang tahun GKR Hemas keesokan harinya, sepeda lipat mendarat di Keraton Yogyakarta, Sabtu (31/10/2020) sore.
Tim Kreuz pun disambut raja dan ratu Yogyakarta itu.
“Tadi sempat dinaiki Sultan. Sultan senang dan mengapresiasi. Ternyata orang Indonesia mampu,” katanya.
“Saya kaget juga bisa ketemu Sultan dan Ratu. Wah bisa ketemu ya, ya senang. Ini bentuk apresiasi mereka untuk produk lokal kami. Teman-teman yang ikut juga senang banget karena bisa diapresiasi sama orang, terutama Yogya, mereka (pekerja Kreuz) basic-nya bukan pendidikan tinggi, hanya lulusan SMK,” sambung Yudi.
Pria lulusan sarjana itu menjelaskan, dirinya membangun Kreuz sebagai suatu perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap tenaga-tenaga muda lulusan SMK.
Ia bertekad Kreuz bisa bermanfaat lebih banyak kepada orang yang membutuhkan pekerjaan.
Saat ini, Kreuz memiliki 10 karyawan yang bekerja di workshop dan kantor di Bandung.
Baca juga: Kisah Anak Tukang Ojek Berhasil Jadi Kowad Dipuji Istri Jenderal Andika, Sempat Diremehkan Tetangga
Sedangkan, ada 20 pekerja lainnya yang bekerja di pabrik Kreuz di Subang. Menurut Yudi, hampir 70 persen dari pekerja di Kreuz itu merupakan tamatan SMK.
Vendor-vendor yang menyediakan berbagai part sepeda Kreuz juga diambil dari usaha kecil dan menengah (UKM) lokal rumahan.
“Kreuz maju bukan karena kami sendiri, tapi karena tim-tim dan vendor-vendor UKM yang kami bentuk. Kami mengajak UKM-UKM kecil, karena kondisi sekarang mereka sedang terpuruk. Alhamdulillah dengan keberadaan Kreuz sama-sama saling support,” terang Yudi.
Awal mula Sultan memesan sepeda Kreuz adalah karena Prima Laksana yang merupakan teman dari GKR Mangkubumi.
Prima lah yang pertama kali menawarkan kepada GKR Mangkubumi agar Sultan dipesankan sepeda lipat itu. Prima sendiri memiliki teman yang merupakan teman dari istri Yudi.
Gayung bersambut, pre order (PO) sepeda lipat untuk Sultan dan Ratu Hemas mulai masuk Juni. Berdekatan dengan waktu PO sepeda untuk Presiden RI dan istri.
“Terima order Sultan Juni. Hampir sama dengan Pak Jokowi. Justru saya enggak tahu kalau untuk kado ulang tahun GKR Hemas, yang penting jadi Oktober waktu itu. Baru tahu untuk ulang tahun seminggu yang lalu,” beber Yudi.
Menurut Yudi, perbedaan sepeda Sultan dan Ratu dengan sepeda reguler Kreuz lainnya tak banyak.
“Hampir sama sih spec-nya dengan yang reguler. Bedanya untuk cat kami di-support dari pabrik cat langsung dan ada lambang Keraton. Memang khusus untuk orang yang mengapresiasi Kreuz seperti itu,” ungkapnya.
Ditanya soal harga sepeda Sultan dan Ratu, Yudi tak mau terang-terangan. “Antara Rp13-30 juta (rentang harga sepeda lipat Kreuz), tebak saja berapa,” ucapnya dilanjutkan tertawa.
Baca juga: Ibu Tiga Anak Jadi Ksatria Serangan Gereja di Prancis, Beri Tahu Pemilik Kafe meski Bersimbah Darah

Adaptasi Sepeda Asal Inggris
Kreuz ternyata tidak langsung memulai usaha sepeda. Pada 2018-2019 perusahaan ini memproduksi tas-tas perlengkapan sepeda. Baru pada 2019 akhir, Yudi terinspirasi saat melihat sepeda lipat Brompton asal London, Inggris.
Harga sepeda itu bisa mencapai Rp50 juta lebih. Ia pun terpikir untuk memproduksi sepeda serupa, namun dengan harga yang jauh lebih rendah. Pada 2019 Kreuz membuat protipe sepeda pertama dan selesai 2020 awal.
Selain perbedaan harga, dibanding Brompton sepeda lipat Kreuz telah lebih disesuaikan dengan kondisi alam dan kontur jalan di Indonesia. Yang tak semulus di luar negeri.
Ada lima bagian sepeda Kreuz yang berbeda dengan Brompton. Yaitu, bagian lekukan, headtube, engsel, headset menggunakan oversized MTB, dan ukuran bushing.
Adapun kisaran harga sepeda lipat Kreuz saat ini, untuk frame set atau kerangka saja dibanderol sekitar Rp4 juta. Sedangkan, untuk sepeda utuh Rp13-30 juta, tergantung pada spare part.
Ibarat menjemput takdir, tak lama berselang pandemi datang. Di mana masyarakat menggilai olahraga bersepeda. Merek Kreuz pun naik daun. Produk handmade atau buatan tangan ini kebanjiran pesanan.
Hingga kini, menurut Yudi, PO sepeda lipat Kreuz sudah sampai tahun 2023. Sementara, untuk 2024 masih ada waiting list 1.000 unit.
“Kemarin ada yang masuk di WhatsApp itu minta 2.000, 3.000. Aduh ini balesnya gimana? Ya sudah nanti kami bikin sistem, supaya orang bisa mengakses dan langsung keluar namanya,” ucap Yudi.
Tokoh-tokoh Indonesia lain pun masuk dalam daftar PO itu. Semisal, Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Memulai Sistem Pabrikasi
Jika selama ini seluruh proses pembuatan sepeda lipat Kreuz dikenal menggunakan handmade, sejak tiga minggu lalu perusahaan ini telah memulai sistem pabrikasi.
Dengan begitu, bisa memproduksi lebih banyak dan cepat. Jika sebelumnya mampu diproduksi 20-25 sepeda per minggu, setelah pabrikasi kapasitas produksi mencapai 50 unit.
“Target sampai November akhir bisa produksi 200-250 sepeda. Kami sedang kejar tayang sih, tapi bukan berarti pabrikasi tidak handmade, ya. Tetap (handmade), hanya sistem pabrik bisa mempermudah, mempercepat. Bisa menghemat waktu dan bahan,” jelas Yudi.
Sepeda untuk Sultan dan Ratu menurutnya merupakan produk pertama yang telah dilengkapi dengan bahan pabrikasi. “Materialnya lebih bagus dari yang dulu. Pabrikasi bukan berarti harga naik, tapi material bagus, presisi tinggi, kualitas lebih bagus,” ucapnya.
Selain itu, saat ini Kreuz sedang menjalani proses keluarnya standar nasional Indonesia (SNI). SNI tersebut diperkirakan keluar November 2020. Yudi mengatakan, pihaknya mendapat dukungan sangat baik dari pemerintah dalam hal ini.
“Insyaallah November SNI kami keluar. Pemerintah support banget, kami difasilitasi untuk SNI dibiayai semua,” tandas pria berusia 50 tahun itu. (Tribunjogja.com | Maruti Asmaul Husna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Inilah Sepeda Lipat Kreuz Milik Raja dan Ratu Keraton Yogyakarta