Breaking News:

Terkini Internasional

Ribuan Perempuan di Peru Hilang karena KDRT dan Pelecehan Seksual, Ini Pengakuan Keluarga Korban

Pada periode Januari hingga September 2020, terdapat 13.070 laporan orang hilang yang telah diajukan di Peru.

Editor: Lailatun Niqmah
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi KDRT dan pelecehan terhadap perempuan. 

"Kami tidak tahu berapa banyak dari mereka yang telah ditemukan dan berapa banyak yang masih hilang," kata Revollar Añaños.

"Anak di bawah umur yang melarikan diri adalah tanda bahwa kita telah gagal sebagai masyarakat," tambahnya.

Katherine Soto Torres dari organisasi Mujeres Desaparecidas Perú, yang menangani perempuan-perempuan yang hilang di Peru, berpikir pihak berwenang harus disalahkan karena terlalu fokus pada angka.

"Para perempuan yang hilang bukan hanya angka, mereka adalah manusia," katanya.

"Negara semestinya memberikan jawaban pada keluarga - seolah-olah anak perempuan atau saudara perempuan mereka tidak pernah ada," katanya tentang kurangnya tindak lanjut dari pihak berwenang.

Revollar Añaños berpikir dalam beberapa kasus tindakan polisi yang lebih cepat dapat berarti perbedaan antara hidup dan mati.

"Kami memiliki 19 orang perempuan yang dilaporkan hilang dan kemudian ditemukan tewas. Jika mereka dicari pada waktu yang tepat, nyawa mereka mungkin bisa diselamatkan," katanya.

Elsa Huallpacusi adalah penasihat di kementerian dalam negeri Peru, otoritas negara yang bertanggung jawab atas polisi.

Ia mengatakan bahwa semua kasus orang hilang telah mendapat perhatian.

Ia juga menyatakan kurangnya kerja sama dari pihak kerabat menghambat penyelidikan.

"Mereka melaporkan anggota keluarga hilang, kemudian mereka menemukan orang itu tetapi tidak memberi tahu pihak berwenang. Jika mereka ingat untuk memberi tahu kami ketika seseorang telah kembali, itu akan membantu," katanya.

Katherine Soto Torres dari organisasi Mujeres Desaparecidas Perú mengatakan keluarga kerap dipersalahkan atas hilangnya anggota keluarga, dan tak jarang, juga menyalahkan korban.

"Mereka berpendapat bahwa perempuan itu mungkin melakukan sesuatu untuk membuat pasangannya cemburu, mendorongnya untuk melakukan sesuatu padanya."

Satu hal yang disepakati oleh para aktivis dan pejabat hak perempuan adalah kurangnya data telah menghambat pencarian orang yang hilang.

Minggu lalu, sistem pencarian nasional yang baru diluncurkan oleh Presiden Martín Vizcarra. Sebagai bagian dari sistem tersebut, ada registrasi nasional di mana informasi tentang orang hilang dikumpulkan dan disimpan secara terpusat.

Alison, yang hilang pada Agustus, ditemukan pada September.

Orang-orang yang telah melihat foto yang disebarkan kakak iparnya di halaman akun Facebook Perempuan Hilang menghubungi keluarga dan mengatakan bahwa mereka telah melihatnya berjalan-jalan di pinggiran kota Lima.

Alison sekarang telah selamat dan berkumpul kembali dengan keluarganya, tetapi banyak keluarga lain terus mencari orang yang mereka cintai.

Mereka sangat berharap bahwa daftar nasional yang baru akan mempercepat kerja polisi dan mereka juga akan dipersatukan kembali dengan mereka yang hilang. (BBC/Lise Josefsen Hermann/Florence Goupil)

Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul "Ribuan perempuan hilang akibat kekerasan rumah tangga dan pelecehan seksual di Peru, 'mereka manusia, bukan hanya angka'"

Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Kota LimaPeruorang hilangAmerika Selatan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved