Terkini Internasional
Ribuan Perempuan di Peru Hilang karena KDRT dan Pelecehan Seksual, Ini Pengakuan Keluarga Korban
Pada periode Januari hingga September 2020, terdapat 13.070 laporan orang hilang yang telah diajukan di Peru.
Editor: Lailatun Niqmah
"Kamarnya terlihat berbeda, ada yang berbeda dengan lantainya," kenang Cinthia.
Cinthia dan ayahnya mulai menggali lantai yang terbuat dari papan. Saat sekop itu tergelincir ke tanah dengan mudah, mereka tidak menemukan apa pun pada awalnya.
"Intuisi saya mengatakan Marleny ada di bawah sana," tutur Cinthia.
Bau busuk mulai tercium dari lubang yang mereka gali. Intuisi Cinthia bisa jadi benar.
Polisi mengambil alih penggalian dan meminta keluarga untuk meninggalkan ruangan.
Pada akhirnya, dia menemukan jenasah Marleny dikubur di kedalaman 1,5 meter.
Cinthia meyakini semestinya keberadaan Marleny bisa diketahui lebih awal.
Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk mantan suami Marleny atas dugaan pembunuhan tetapi keberadaannya tidak diketahui.
Cinthia menginginkan keadilan bagi adik perempuannya yang terbunuh.
Dia juga berpikir keluarganya bisa saja terhindar dari penderitaan berminggu-minggu dan bahwa mereka akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk melacak dua keponakannya yang hilang, jika saja polisi bertindak lebih cepat.
Tidak semua kasus perempuan hilang di Peru berakhir tragis seperti Marleny.
'Saya Rasa Polisi Tidak Melakukan Apapun'
Tapi bagaimanapun, keluarga yang orang yang dicintainya akhirnya ditemukan hidup, harus melalui masa-masa sulit sampai mereka kembali.
Alison Paola Fernández yang berusia 30 tahun telah hilang dua kali.
Dengan kondisi keterbelakangan mental, Alison pertama kali menghilang setelah diperkosa oleh seorang tetangga dan melahirkan seorang anak.