UU Cipta Kerja
Di Mata Najwa, Rocky Gerung Andaikan DPR Bermutu soal UU Cipta Kerja: Pasti Tidak Disuruh ke MK
Akademisi Rocky Gerung menyampaikan pandangannya terkait omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Akademisi Rocky Gerung menyampaikan pandangannya terkait omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (21/10/2020).
Diketahui UU Cipta Kerja menuai gelombang penolakan dari berbagai elemen masyarakat, terutama buruh dan mahasiswa.

Baca juga: Di Mata Najwa, Aria Bima Sindir Sikap Kritis Rocky Gerung: Bangsa Ini Jadi Apa, Rocky Nggak Peduli
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian menyarankan pihak yang keberatan dengan undang-undang tersebut dapat mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Rocky lalu memberi gambaran pembahasan undang-undang itu layaknya produksi kopi.
"Begini, kalau saya punya punya kopi, kopi itu setelah saya produksi, orang pertama yang minum kopi itu komplain bahwa kopi ini sudah basi," kata Rocky Gerung memberi pengandaian.
"Lalu saya bilang, 'Silakan ke lembaga konsumen'," lanjutnya.
Ia mempertanyakan sikap pemerintah dan DPR yang justru mempersilakan masyarakat mengajukan keberatan melalui MK.
Menurut Rocky, hal itu justru semakin menunjukkan ada cacat dalam pembuatan undang-undang tersebut.
Baca juga: Reaksi Aria Bima ketika Rocky Gerung Benarkan Aksi Kerusuhan dalam Demo: Oo Lha Gila Kamu Rock
"Sama juga prinsipnya. Kalau DPR itu bermutu, dia akan berupaya dihalangi orang bawah itu ke Mahkamah Konstitusi," ungkap Rocky Gerung.
"Ini justru diajukan, 'Kan ada prosedurnya'," sindirnya.
Rocky bahkan menilai pembentukan UU Cipta Kerja sudah patut dipertanyakan dari awal pembahasannya.
Ia menyebutkan jika memang tidak ada keraguan terhadap undang-undang ini, maka tidak perlu diajukan ke MK.
"Itu prosedur buruk. Itu pertanda bahwa produk itu cacat dari awal, karena itu diajukan ke Mahkamah Konstitusi," kecam Rocky.
"Kalau Anda yakin bahwa itu bersih, Anda akan bilang tidak mungkin dia sampai ke Mahkamah Konstitusi," tambah dia.
Rocky Gerung bahkan menilai ada kesan DPR memang sengaja membiarkan UU Cipta Kerja dapat diuji di MK.
"Karena itu Mahkamah Konstitusi kasusnya makin lama makin turun," ungkitnya.
"Ini DPR sudah orientasinya ke situ. Ini dari awal cacatnya di situ," tandas Rocky.
Lihat videonya mulai menit 2.00
Aria Bima Sindir Sikap Kritis Rocky Gerung
Perdebatan terjadi antara anggota DPR RI Fraksi PDIP Aria Bima dengan akademisi Rocky Gerung.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terjadi dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (21/10/2020).
Saat itu keduanya tengah membahas penilaian satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Baca juga: Minta Rocky Gerung Berkaca, Irma Suryani: Kalau Zaman Soeharto, Orang seperti Rocky Sudah Hilang
Awalnya Aria Bima tidak setuju jika pemerintahan Jokowi-Ma'ruf disebut represif oleh pengamat politik.
Ia menilai justru saat ini demokrasi dimanfaatkan berlebihan melalui media sosial dan berbagai media lainnya.
"View kita itu melihat kecenderungan sekarang ini justru terjadi anarkisme demokrasi," komentar Aria Bima.
"Terjadi sesuatu di mana semua ingin menangnya sendiri," tambahnya.
Ia memberi contoh pada kritik yang kerap dilontarkan Rocky Gerung terhadap pemerintahan.

"Rocky ini merasa bahwa apa yang dia kemukakan adalah demokratis, siapapun berhak untuk ngomong demokrasi," singgungnya.
Rocky mencoba memberi penjelasan terhadap tudingan politikus PDIP tersebut.
"Gini, gini," ucap Rocky Gerung.
Aria Bima tetap melanjutkan penuturannya.
Baca juga: Ungkap Kutukan Periode Kedua, Feri Amsari Sebut Wajah Jokowi Sesungguhnya: Yang Lain Rekayasa Tim
Ia menilai tidak benar jika pemerintahan Jokowi disebut represif.
Menurut Aria, justru suara-suara kritis itu diperlukan asalkan tetap disampaikan dengan 'bertanggung jawab'.
"Jadi saya melihat ada keseimbangan. Bahasa dulu adalah 'kebebasan yang bertanggung jawab'. Ini soal bangsa," tegas Aria Bima.
Ia berpendapat Rocky Gerung hanya memedulikan kepentingannya untuk menyuarakan pendapat dengan mengabaikan dampak kritiknya terhadap bangsa.
"Kita ini mau berbangsa yang kayak apa? Dia berpikir soal demokrasi, kita hargai. Bangsa ini mau jadi apa, Rocky enggak peduli, mau bubar, mau bersatu, yang penting demokrasi," sindir Aria Bima.
Rocky menjelaskan suara-suara kritis itu muncul justru karena minimnya suara oposisi di pemerintahan.
"Seandainya ada partai oposisi, maka seluruh caci maki, hinaan itu difilter, disampaikan sebagai pikiran politik," balas Rocky Gerung.
"Jadi kekacauan ini terjadi karena Presiden Jokowi bilang enggak perlu oposisi, karena itu dia berhadapan langsung dengan caci maki itu," singgungnya. (TribunWow.com/Brigitta)