Kabar Tokoh
Lupa Disapa Jokowi saat Pidato, Ma'ruf Amin Mengaku Maklum: Orang Lagi Tegang Kan Boleh Lupa
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengklarifikasi kejadian Presiden Joko Widodo (Jokowi) lupa menyapa dirinya dalam suatu pidato kenegaraan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Baca juga: Termasuk UU Cipta Kerja, 3 Kebijakan Kontroversial Ini Warnai Setahun Masa Pemerintahan Jokowi-Maruf
Hal itu kemudian disinggung Najwa Shihab, termasuk pertanyaan publik yang membandingkan Ma'ruf dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
"Rasanya ada semacam persepsi di publik bahwa peran wapres di duet Jokowi-Ma'ruf ini tidak terlalu menonjol, bahkan mungkin sejauh tidak terlihat," singgung Najwa Shihab.
"Persepsi yang kemudian muncul mungkin karena membandingkan dengan periode yang lalu, dengan wapres terdahulu atau situasi terdahulu. Apakah Bapak menangkap ada suara-suara mempertanyakan ke mana ini Pak Wapres?" lanjutnya.
Menanggapi hal itu, Ma'ruf hanya menilai isu semacam itu hanya persepsi yang salah di masyarakat.
"Mungkin soal persepsi, saya kira. Kalau tidak saya bilang itu mispersepsi," jawab Ma'ruf Amin.
Tokoh agama tersebut menilai memang pekerjaannya tidak selalu harus ditunjukkan ke publik.

Baca juga: Refly Harun Ungkap Beda Nasib Jokowi dengan Maruf Amin: Kritik ke Presiden Tak Sampai ke Wakilnya
Ma'ruf berpendapat hal yang lebih penting adalah tugasnya dalam membantu pekerjaan presiden.
"Sebab orang melihat itu bekerja atau tidak bekerja hanya dari statement, pernyataan ke publik. Padahal tidak semua pekerjaan itu harus di-statement kepada publik," kata Ma'ruf.
"Tetapi dikerjakan, memberikan bantuan support, memberikan solusi, memberikan pandangan yang kemudian menjadi satu kebijakan bersama," tambah ulama tersebut.
Mantan Dewan Pertimbangan Presiden ini menambahkan, masyarakat cenderung menilai kinerja seseorang dari banyaknya penampilannya di publik.
Ma'ruf mengakui dirinya memang jarang tampil, sehingga terkesan kerap absen dari posisinya sebagai wapres.
"Sementara orang itu melihatnya memang dilihat dari banyaknya statement. Saya itu 'kan memang tidak begitu banyak statement," tutur mantan Ketua MUI ini.
"Saya berprinsip ada yang harus di-statement, ada yang harus dikerjakan tidak perlu di-statement-kan," tambah dia. (TribunWow.com/Brigitta)