Terkini Nasional
Soal Periode Kedua Jokowi, Fahri Hamzah: Kabinetnya Dibentuk untuk Pesta, Ternyata Harus Cuci Piring
Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan penilaian terhadap jalannya pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah memberikan penilaian terhadap jalannya pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah mengakui ada kemunduran dari kinerja pemerintahan Jokowi pada masa jabatan kedua ini.
Namun menurutnya, kemunduran tersebut bukan disebabkan buruknya sumber daya manusianya, dalam artian kabinet kerjanya.

Baca juga: Ungkap Keburukan Parlemen, Fahri Hamzah Sindir Anggota DPR: Cuman Duduk tapi Mobilnya Paling Mewah
Baca juga: Fahri Hamzah Sebut UU Cipta Kerja Diadopsi dari China: Akan Diketawain Investor Amerika dan Eropa
Fahri Hamzah menilai hal itu lebih karena kabinet Indonesia Maju dibentuk harus menghadapi kondisi yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Yakni harus menghadapi pandemi Covid-19 hingga menyebabkan krisis kesehatan maupun ekonomi.
"Bukan karena Pak Jokowinya dan timnya hebat dan sekarang itu lebih buruk," katanya, dikutip dari tayangan YouTube Fahri Hamzah Official, Jumat (16/10/2020).
"Tetapi karena di awal dulu itu mindset kabinet dengan realitasnya sama. Uang masih banyak, situasi normal tidak ada Covid-19," jelasnya.
"Bolehlah Pak Jokowi punya mimpi-mimpi infrastruktur, menteri keuangannya bilang oke."
Oleh karenanya, semua tujuan dan rencana yang sudah digambarkan di awal harus batal ataupun ditunda karena mengutamakan penanganan Covid-19.
Menurutnya, pemerintah Jokowi sebenarnya lebih mempersiapkan para menteri di periode keduanya sebagai kabinet pesta.
Dengan banyak proyek-proyek besar yang akan dikerjakan, termasuk pemindahan Ibu Kota baru dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Baca juga: Andai Masih di DPR Apakah akan Sahkan UU Cipta Kerja? Fahri Hamzah: Saya Mau Bilang ke Jokowi
"Tapi sekarang ini keadaan beda. Waktu kabinet ini dilantik, kabinet ini adalah kabinet pesta karena dianggap setelah ini akan belanja, akan bikin tol, bikin airport, akan pindahkan Ibu Kota, akan investasi," kata Fahri Hamzah.
"Ternyata semua itu hilang, sejak Desember tahun lalu dunia dihadapkan krisis, pasar berhenti, orang tidak boleh keluar rumah, kemana-mana mesti pakai masker, semua kegiatan ekonomi stop," imbuhnya.
Oleh karenanya, politisi asal Sumbawa NTB itu menyebut rencana kabinet Jokowi saat ini tidak sesuai dan jauh dari ekspektasi awalnya.
Karena yang harusnya berpesta justru harus berjuang menghadapi krisis.
"Jadi ini yang saya katakan kabinetnya dibentuk untuk pesta, ternyata yang ada kita harus 'cuci piring' dan menghadapi krisis," ungkapnya.
"Itu yang membuatnya buruk," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 45.53
Sebut UU Cipta Kerja Diadopsi dari China
Mantan Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah memberikan pandangannya terkait Ominibus Law UU Cipta Kerja yang tengah mendapatkan penolakan.
Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah menilai bahwa UU Cipta Kerja ini seperti mengadopsi dari kebijakan di China.
Hal itu diungkapkan dalam kanal YouTube pribadinya, Fahri Hamzah Official, Jumat (16/10/2020).

Baca juga: Andai Masih di DPR Apakah akan Sahkan UU Cipta Kerja? Fahri Hamzah: Saya Mau Bilang ke Jokowi
Baca juga: Pada Karni Ilyas, Mahfud MD Pastikan UU Cipta Kerja Menjamin Korban PHK Dapat Pesangon: Dulu Enggak
Dalam kesempatam itu, Fahri Hamzah mulanya mengungkapkan soal dua negara sukses, khususnya dalam hal ekonomi, yakni Amerika Serikat dan China.
Menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa tentunya dua negara tersebut dijadikan patokan oleh setiap negara, termasuk Indonesia sendiri.
Namun Fahri Hamzah menilai saat ini pemerintah Indonesia justru lebih condong mengikuti kebijakan yang dilakukan oleh China.
"Seperti ada dua pertarungan narasi besar di dunia ini yang kita itu mencoba meng-copy salah satunya," ujar Fahri Hamzah.
"Yaitu pertarungan antara sukses Amerika dan sukses China. Tiba-tiba sekarang ini kita agak cenderung menganggap cara sukses Amerika ini lambat," jelasnya.
"Sehingga seolah-olah dominant idea yang mempengaruhi pejabat kita sekarang ini adalah tentang sukses China."
Fahri Hamzah lantas menyakini bahwa Omnibus Law tidak akan banyak berdampak terhadap para investor yang digadang-gadang akan berdatangan ke Tanah Air.
Dirinya menambahkan, yaitu kecuali dengan investor dari China.
"Makanya saya menganggap Omnibus Law itu kalau kita bawa ke Eropa dan Amerika itu akan diketawain oleh investor Amerika dan Eropa," kata Fahri Hamzah.
"Tapi kalau Anda bawa ke China ini memang polanya, cocok untuk mereka," imbuhnya.
Baca juga: Ikut Pertanyakan Polemik Draf UU Cipta Kerja Beda-beda Versi, Mahfud MD: Saya Saja Ada 6 Draf
Lebih lanjut, politikus asal Sumbawa, NTB itu menyayangkan keputusan pemerintah dan juga DPR yang meloloskan dan mengesahkan Omnibus Law RUU Cipta Kerja menjadi Undang-undang.
Dikatakannya bahwa banyak dari mereka yang tidak paham dengan persepsi Omnibus Law tersebut.
"Yang sedang terjadi adalah tren untuk mengikuti China di dalam Omnibus Law ini dan dia lupa bahwa Omnibus Law tidak akan laku di barat, di Amerika dan di Eropa," ungkapnya.
"Di Jepang juga gak bakalan laku, ini lakunya cuman di China itu yang dia enggak paham," tutup Fahri Hamzah. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)