Terkini Daerah
Tabungan Rp 400 Juta Dokter Ini Raib, Bermula Ada Telepon Ngaku CS Bank hingga Nomernya Dikloning
Uang tabungan seorang dokter bernama Eric Priyo Prasetyo (43) senilai Rp 400 Juta raib setelah nomor ponsel miliknya dikloning.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Uang tabungan seorang dokter bernama Eric Priyo Prasetyo (43) senilai Rp 400 Juta raib setelah nomor ponsel miliknya dikloning.
Hal ini terjadi setelah Eric dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai CS Bank Danamon.
Melalui kuasa hukumnya, Yusron Marzuki, peristiwa tak menyenangkan yang menimpa Eric ini terjadi pada Mei 2016.
Baca juga: Detik-detik Polisi Temukan Cai Changpan Gantung Diri di Hutan, Satpam Sempat Diancam sang Napi
Baca juga: Oknum Sopir Angkot Cabuli Gadis Belia di Dalam Mobil, Ngaku Bertemu Korban di Jalan saat Ada Masalah
Orang itu mengatakan bahwa Eric terdaftar pada layanan bank yang menyajikan harga-harga komoditas, valas, dan saham.
Biayanya akan didebet otomatis dari rekening.
Eric sempat mengonfirmasi ke Bank Danamon di Jalan Panglima Sudirman Surabaya.
Namun, pihak bank menyatakan tidak ada layanan seperti yang disebutkan.
Eric diminta mengabaikan dan tidak menanggapi informasi dari penelepon misterius itu.
Beberapa saat kemudian, kode aktivasi masuk ke pesan di ponsel Eric berkali-kali selama beberapa hari.
Padahal, dia tidak sedang melakukan transaksi atau aktivasi layanan apa pun.
Ponsel Eric terus berdering beberapa pekan setelahnya, bahkan berganti-ganti nomor.
Baca juga: Ini Jadwal BLT Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Gelombang Dua Cair, Cek Apakah Anda Termasuk Penerima
Bahkan, pesan bernada ancaman juga diterimanya.
Merasa tidak nyaman, Eric mendatangi pusat layanan Telkomsel di Jalan Kayoon, Surabaya, untuk menutup nomor ponselnya.
"Tujuh menit usai ditutup, nomor Pak Eric aktif lagi. Informasi dari Telkomsel, nomor tersebut dikloning di Grapari Kelapa Gading, Jakarta," ujar Yusron saat dikonfirmasi, Jumat (17/10/2020).
Beberapa hari setelahnya, kliennya kaget melihat saldonya di Bank Danamon tersisa sedikit.
"Dari semula sekitar Rp 400 juta tinggal sekitar Rp 500.000," ujar dia.
Setelah dicek di daftar mutasi rekening, uang tersebut mengalir ke lima nomor rekening yang tidak diketahui sebanyak delapan kali.