Breaking News:

Terkini Nasional

Dahnil Anzar Tanggapi Tudingan soal Kunjungan Prabowo ke AS dan Ungkap Tujuan Pertemuannya

Jubir Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan tanggapan terkait tudingan-tudingan miring yang ditujukan kepada Prabowo soal kunjungannya ke AS.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Youtube/Talk Show tvOne
Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan tanggapan terkait tudingan-tudingan miring yang ditujukan kepada atasannya Prabowo Subianto terkait kunjungannya ke Amerika Serikat, dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Jumat (16/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan tanggapan terkait tudingan-tudingan miring yang ditujukan kepada atasannya Prabowo Subianto terkait kunjungannya ke Amerika Serikat.

Prabowo Subianto mendapatkan undangan dari Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump untuk bertemu Menhan AS, Mark Esper, Jumat (16/10/2020).

Namun kondisi tersebut justru menjadi polemik dan dipertanyakan oleh banyak pihak lantaran di satu sisi Prabowo Prabowo sempat mendapatkan larangan untuk masuk ke negara Paman Sam.

Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan tanggapan terkait tudingan-tudingan miring yang ditujukan kepada atasannya Prabowo Subianto terkait kunjungannya ke Amerika Serikat.
Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan tanggapan terkait tudingan-tudingan miring yang ditujukan kepada atasannya Prabowo Subianto terkait kunjungannya ke Amerika Serikat. (Youtube/Talk Show tvOne)

Baca juga: Soal Undangan Prabowo dari Amerika Serikat, Haris Azhar: Rezimnya Sama, Berkarakter Otoritarian

Baca juga: Kunjungan Prabowo ke Amerika Serikat Tuai Protes, Pejabat Pentagon AS: Penting Terlibat Dengannya

Alasannya tidak lain karena terkait tudingan pelanggaran HAM dan kejahatan militer.

Oleh karenanya, yang menjadi pertanyaan, AS saat ini justru telah mencabut larangan tersebut sehingga Prabowo bisa bertemu dengan Mark Esper di Pentagon, Washington.

Menyusul diizinkannya Prabowo berkunjung ke Amerika, banyak tudingan-tudingan liar yang berkembang ditujukkan kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Menanggapi hal itu, juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku tidak terlalu memikirkannya.

Menurutnya, begitupun dengan Prabowo yang juga menanggapi dengan santai dan lebih memilih fokus memikirkan tugasnya sebagai Menhan.

"Pak Prabowo sejak lama memang sering banyak dituduh terkait pelanggaran HAM dan hal-hal lain yang kemudian dialamatkan kepada beliau," kata Dahnil Anzhar.

"Dan semua tuduhan itu selalu ditanggapi dengan ringan dan kemudian menghormati semua pihak dan selalu mengkampanyekan terkait posisi Pak Prabowo," imbuhnya.

Ia lantas mengungkapkan tujuan dilakukannya pertemuan antara Prabowo dengan pemerintah AS melalui Mark Esper.

Dikatakannya bahwa di antaranya adalah bertujuan membahas kerja sama bilateral, khususnya dalam hal pertahanan dan keamanan.

Baca juga: Andaikan Dirinya Jadi Presiden, Bukan Jokowi, Prabowo Subianto: Saya Selalu Pakai Analogi Sepak Bola

"Yang jelas Pak Prabowo hari ini diundang oleh pemerintah Amerika Serikat dan kemudian beliau memenuhi undangan pemerintah Amerika Serikat melalui menteri menteri pertahanan Mark Esper," jelasnya.

"Beliau di sana akan banyak bicara tentang kerja sama pertahanan bilateral antara Indonesia dengan Amerika Serikat," pungkasnya.

Menurutnya, terlepas dari tudingan-tudingan tersebut, Prabowo Subianto tetap merupakan seorang menhan yang berkewajiban dalam hal keamanan bagi Tanah Air.

"Kalau kemudian ada suara-suara yang protes, yang keberatan, saya pikir tidak ada masalah, kami menghormati semua sikap," kata Dahnil Anzar.

"Dan Pak Prabowo dalam posisi melaksanakan tugas beliau sebagai Menteri Pertahanan dan sebagai anak bangsa yang ingin memastikan kerja sama pertahanan kita dengan banyak negara dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 4.28

Haris Azhar: Rezimnya Sama, Berkarakter Otoritarian

Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar pun menilai hal itu bukan sesuatu yang aneh.

Bahkan menurutnya, kedua negara, yakni Indonesia dan Amerika dinilai memiliki kesamaan rezim, yakni otoritarian.

Terlebih setelah pemerintahan Amerika diambil alih oleh Donald Trump.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Jumat (16/10/2020).

"Karena memang rezim Amerika hari ini dan Indonesia sama, sama-sama berkarakter otoritarian, tidak peduli pada hak asasi manusia (HAM), rasialis," ujar Haris Azhar.

"Jadi memang ini karakternya karakter dua pemerintahan yang sama, makanya mereka membuka jalur untuk mengundang Prabowo," jelasnya.

Baca juga: Ungkap Fakta Bubble di Sekitar Jokowi, Prabowo Subianto: Kadang-kadang Suka Menggiring Keputusan

Haris Azhar lantas membandingkan dengan kondisi di bawah pemerintahan presiden sebelumnya, yakni Barack Obama.

Menurutnya, pencekalan dari pemerintah AS tidak hanya dilakukan terhadap Prabowo saja, melainkan kepada semuanya yang mempunyai masalah soal pelanggaran HAM.

Namun hal itu terjadi pada masa pemerintahan Barack Obama.

"Yang kita tahu selama ini bukan cuman Prabowo," kata Haris Azhar.

"Orang serupa Prabowo itu dulu di zaman Obama apalagi punya komitmen baik terhadap hak asasi manusia dan demokrasi," terangnya.

"Tidak ada celah bagi orang-orang seperti ini bisa datang." (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Dahnil Anzar SimanjuntakPrabowo SubiantoAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved