UU Cipta Kerja
Mahfud MD Sebut SBY Tak Masuk Daftar Nama Aktor Rusuh Demo UU Cipta Kerja: Tak Pernah Terpikir
Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak tercantum dalam dafar nama yang dalangi kerusuhan aksi unjuk rasa.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Perhatian publik sempat tertuju kepada curhat Mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengeluhkan bagaimana dirinya dituding menjadi dalang aksi rusuh penolakan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta kerja.
Bahkan sejumlah politisi Partai Demokrat seperti Benny k Harman hingga Andi Arief, menuntut pemerintah memberikan klarifikasi soal tudingan SBY mendalangi demo.
Menanggapi semua hal itu, Menko Polhukam Mahfud MD merasa heran, lantaran pemerintah justru sama sekali tidak pernah menuding SBY sebagai aktor kericuhan.

Baca juga: Mahfud MD Bantah Pemerintah Tuding SBY dan AHY Dalangi Demo Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja
Pernyataan itu disampaikan Mahfud lewat acara Mata Najwa, Rabu (14/10/2020).
Mahfud merasa tidak perlu ada yang diklarifikasi karena pemerintah memang tidak pernah menuding SBY.
"Apa yang mau saya jawab? Saya sudah diminta klarifikasi," kata dia.
"Wong kami (pemerintah) enggak pernah bilang kalau Pak SBY di belakang itu (aksi unjuk rasa)."
Politisi berdarah Madura itu mengatakan bahwa nama SBY juga tidak pernah dicurigai dalam rapat-rapat internal negara.
"Dan tidak pernah terpikir di rapat-rapat kabinet ada nama Pak SBY," kata Mahfud.
"Enggak ada nama Pak SBY, kok tiba-tiba pemerintah disuruh menjelaskan."
Mahfud lalu bercerita soal hubungannya dengan SBY itu.
Ia bercerita bagaimana dirinya dan SBY merupakan teman baik, dan tak akan membicarakan SBY di belakang.
"Kalau ada apa-apa saya telepon saja," ucap Mahfud.
Mahfud kemudian menanggapi pernyataan Benny K Harman soal negara menjadi produsen hoaks terbesar.
Ia kemudian meminta supaya orang yang menyebarkan hoaks dilaporkan ke aparat berwajib.
"Ya lapor saja yang merasa dirugikan," ucap Mahfud.
Menteri kelahiran tahun 1957 itu lanjut menyinggung soal adanya komentar dari seorang warganet yang menuding SBY dalangi aksi kerusuhan.
Mahfud meminta agar warganet tersebut dilaporkan karena dugaan penyebaran hoaks.
Baca juga: Ngaku Buru-buru Hadir di Mata Najwa, Mahfud MD: Nanti Kamu Wawancara dengan Kursi Kosong Lagi
Daftar Aktor Rusuh
Berdasarkan penjelasan Mahfud, nama SBY tidak termasuk dalam daftar nama aktor-aktor yang menjadi dalang rusuh aksi penolakan UU Cipta Kerja.
"Kita tahu aktor-aktornya, enggak ada nama Pak SBY di situ," tegas Mahfud.
"Saya ikut rapat di dalam."
Mahfud mengkategorikan aktor unjuk rasa menjadi dua.
Pertama adalah aktor baik yang memang melakukan unjuk rasa murni untuk memperjuangkan hak mereka, seperti serikat buruh.
Sedangkan aktor kedua, adalah aktor yang sengaja menunggangi aksi demo untuk berbuat kerusuhan.
Kerusuhan dilakukan dengan berbagai macam bentuk, mulai dari menjadi provokator, membawa benda-benda berbahaya, hingga melakukan aksi vandalisme, dan anarkis.
Mahfud menjelaskan, pemerintah telah memiliki data siapa aktor yang menjadi dalang di balik layar, dikerahkan lewat media apa, hingga biaya para perusuh tersebut.
"Kita kan punya intelijen," ujarnya.
"Tugas negara di seluruh dunia, intelijennya harus begitu, tidak bisa disalahkan," pungkas Mahfud.
Baca juga: Habib Rizieq Dikabarkan Segera Balik Indonesia, Disebut akan Pimpin Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja
Simak video selengkapnya mulai menit ke-8.40:
SBY: Saya Dibeginikan Terus
Sebelumnya diberitakan, SBY sempat angkat bicara tentang demo tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang berujung ricuh.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap melalui tayangan di kanal YouTube Susilo Bambang Yudhoyono, diunggah Senin (12/10/2020).
Diketahui sebelumnya demonstrasi besar-besaran terjadi di depan Istana Negara dan gedung DPR pada Rabu sampai Kamis (7-8/10/2020) lalu.
Demo penolakan tersebut diinisiasi aliansi mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil, tetapi kerusuhan yang terjadi disinyalir ditimbulkan oleh kelompok perusuh yang belum diketahui identitasnya.
Setelah itu beredar desas-desus Partai Demokrat dan Keluarga Cikeas (SBY) adalah penyandang dana untuk kelompok perusuh ini.
Saat ditanya tentang hal tersebut, SBY segera membantah.
"Enggak tahu saya. Barangkali nasib saya dibeginikan terus," ujar SBY, mengakui dirinya merasa menjadi kambing hitamm dalam peristiwa tersebut.

SBY mengaku ini bukan kali pertama diirnya mendapat tuduhan semacam itu.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini mengaku saat itu ia mendapat fitnah yang sama persis, yakni menggerakkan massa untuk berdemo.
"Memang kalau saya ikuti, ya kembali seperti saya alami pada tahun 2015 dulu, saya dituduh dan difitnah menunggangi, menggerakkan, membiayai. Sama dengan sekarang, sebuah gerakan unjuk rasa besar," ungkapnya.
SBY menambahkan, ia memahami jika saat ini negara tengah mengalami pergolakan besar-besaran.
Diketahui SBY menjabat sebagai presiden dalam dua periode pemerintahan.
"Saya ini orang tua. Pernah berjuang sebagai prajurit 30 tahun, pernah juga berada di pemerintahan 15 tahun, juga mengertilah, pemerintahan itu menghadapi banyak masalah," singgung purnawirawan TNI itu.
"Masalah itu harus dipecahkan. Saya dulu begitu, mengalami hal begitu," tambahnya.
Mantan Menko Polsoskam ini mengaku prihatin dengan banyaknya kabar bohong yang beredar akhir-akhir ini, terutama dalam hal UU Cipta Kerja.
"Jadi kalau tiba-tiba kemarin saya dituduh seperti itu, tidak baik. Tidak baik kalau negeri kita makin subur fitnah, hoaks, tuduhan-tuduhan tidak berdasar," ucap SBY.
"Andai kata saya ini punya kemampuan menggerakkan gerakan massa yang begitu luas di tanah air, andai kata saya punya uang dan tentu uangnya itu banyak, dengan menggerakkan aksi-aksi seperti itu, saya juga enggak punya niat. Tidak terpikir untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan," tambahnya. (TribunWow.com/Anung/Brigitta)