Breaking News:

UU Cipta Kerja

Tangkap 1.000 Anarko saat Rusuh Demo Tolak UU Cipta Kerja, Polisi: Kita Rapid 34 Reaktif Covid

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan identitas kelompok anarko yang diduga menimbulkan kerusuhan saat demo.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
KOMPAS.com/ROSIANA HARYANTI
Massa dari aliansi mahasiswa memblokade simpang Harmoni dalam demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan identitas kelompok anarko yang diduga menimbulkan kerusuhan saat demo menolak Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Kamis (8/10/2020).

Diketahui demonstrasi terjadi di berbagai wilayah di Jakarta, bahkan terjadi kericuhan yang menimbulkan korban luka-luka.

Aparat Kepolisian bersitegang dengan pendemo di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja berlangsung ricuh.
Aparat Kepolisian bersitegang dengan pendemo di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja berlangsung ricuh. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca juga: Pengakuan Korban Salah Tangkap saat Demo, Berlindung di Minimarket: Tanpa Tanya Langsung Digebuki

Menurut Yusri, huru-hara dipicu sekelompok massa yang diduga memang menjadi perusuh.

Ia menyebutkan kawanan perusuh bukan berasal dari kalangan mahasiswa atau buruh yang murni melaksanakan demo.

Yusri menyebutkan jumlah perusuh yang diamankan mencapai total 1.000 orang lebih.

"Cukup banyak, hampir 800 lebih," ungkap Yusri Yunus.

"Kita masih lakukan pendataan dan pemeriksaan, yang kemarin (diamankan) 200," lanjutnya.

Yusri menegaskan proses hukum tetap menerapkan protokol kesehatan, mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Berdasarkan tes cepat yang dilakukan, sejumlah perusuh disebut reaktif Covid-19 dan segera ditangani sesuai protokol kesehatan.

"Tapi dengan protokol kesehatan kita lakukan. Kita rapid test, sudah 34 yang reaktif (Covid-19)," kata Yusri.

Baca juga: Viral Video Emak-emak Berdaster Jemput Anaknya saat Demo UU Cipta Kerja: Mamakmu Cari Itu

"Sudah kita bawa ke Wisma Atlet, dilakukan swab dan isolasi di sana. Dari semuanya 34 reaktif Corona," paparnya.

Diketahui Halte Trans Jakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibakar massa dalam aksi demonstrasi tersebut.

Yusri menyebutkan saat ini belum dapat ditetapkan tersangka pembakaran.

Meskipun begitu, ia mengungkapkan sudah ada dugaaan siapa tersangkanya.

"Tim penyelidik masih melakukan penyelidikan. Beberapa CCTV sudah kita ambil," terangnya.

"Kami meyakini memang itu adalah perusuh-perusuh yang memang melakukan kerusuhan. Ini masih kita dalami," jelas Kabid Humas.

Dalam tayangan yang sama, sebelumnya Yusri menyebutkan situasi pascademo di berbagai kawasan sudah kondusif.

"Memang sudah mereda, termasuk di Harmoni dan Bundaran HI, walaupun ada pembakaran-pembakaran yang dilakukan perusuh," sebut Yusri.

"Kita amankan sejak awal pagi tadi atau siang tadi, kita amankan anarko-anarko. Sekarang kita lakukan pemeriksaan di Polda Metro Jaya," jelasnya.

Baca juga: Luhut Mengaku Tahu Penunggang Demo Tolak UU Cipta Kerja: Kalau Mau Jadi Presiden Nanti Tahun 2024

Lihat videonya mulai menit 15.30:

Luhut Mengaku Tahu Penunggang Demo Tolak UU Cipta Kerja

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyakini ada penunggang dalam aksi demo menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.

Dilansir TribunWow.com, Luhut juga mengaku sudah mengetahui siapa dalang di balik itu semua.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Satu Meja the Forum 'KompasTV', Rabu (7/10/2020).

Baca juga: Pemerintah Ambil Sikap atas Aksi Demo Penolakan UU Cipta Kerja, Mahfud MD Sampaikan 7 Poin Penting

Dalam kesempatan itu, Luhut menegaskan bahwa dirinya bersama pejabat lainnya tidak ada tujuan lain selain untuk kepentingan rakyat dan negara.

Ia pun mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak lantas memanfaatkan situasi-situasi genting demi kepentingan pribadi maupun golongan.

Menurutnya akan ada saatnya jika memang mempunyai keinginan untuk menjadi pejabat negara ataupun menjadi presiden, yakni nanti pada 2024 mendatang.

Sedangkan untuk saat ini semuanya sedang berjuang bersama untuk menghadapi pandemi Covid-19 yang telah berdampak pada krisis ekonomi.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang menuai sorotan, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (6/10/2020).
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang menuai sorotan, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (6/10/2020). (Youtube/Indonesia Lawyers Club)

"Jadi jangan spirit tuh 'saya pengen kuasa', saya pengen pemerintah ini diganggu' jangan begitu," ujar Luhut.

"Nanti kalau mau menjadi pejabat, jadi presiden ya tahun 2024. Itu kan sudah ada waktunya," imbuhnya.

"Ada ya yang memanfaatkan ini untuk menjadi presiden?," tanya presenter sekaligus jurnalis senior Budiman Tanuredjo

"Ya istilah saya kan birahi-birahi kekuasaannya ditahan dulu deh, sabar, ini kan Covid-19, kalau Anda bikin begini, itu bukan hanya berdampak pada Republik, tetapi pada kamu dan keluargamu," ungkapnya.

Baca juga: Dua Fraksi DPR Tolak UU Cipta Kerja, Aria Bima: Drama Politik Gaya PKS dan Demokrat Ini Sudah Basi

Untuk memastikan kembali, Budiman menanyakan kepada Luhut terkait pihak-pihak yang menunggai aksi demo menolak UU Cipta Kerja demi kepentingan politik di 2024 mendatang.

Tak menolak, mantan Plt Menko Polhukam itu menyakini dan bahkan sudah bisa melihat siapa pihak-pihak yang menunggangi aksi demo buruh tersebut.

"Jadi menurut Pak Luhut memang ada yang menunggangi ini untuk ambisi politik 2024 ya?," tanya Budiman.

"Ya pasti ada lah, enggak usah orang pintar juga melihatnya ada. Ya kan pemerintah punya tools-nya juga untuk itung-itungan, apa sih susahnya itu?" katanya membenarkan. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)

Tags:
Demonstrasi UU Cipta KerjaUU Cipta KerjaAnarkoAksi DemonstrasiOmnibus LawYusri Yunus
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved