UU Cipta Kerja
Singgung 'Kelompok Anarko', Terungkap Identitasnya Bukan Mahasiswa atau Buruh, Ini Kata Polisi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan fakta terkait oknum pendemo di berbagai kawasan di Jakarta.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Polisi melindungi diri dengan shield yang mereka pegang.
Teriakan terdengar dari segala penjuru oleh demonstran.
Aparat tampak membuat barikade dari shield dan berusaha mengarahkan demonstran ke satu sisi.
Terlihat sejumlah massa mengenakan helm sebagai pelindung.

Selain itu, banyak pula yang mengenakan almamater sebagai tanda identitas mahasiswa.
Sekelompok orang berupaya menenangkan kericuhan yang terjadi dengan berdiri di depan barikade aparat.
Mereka mengangkat tangan dan berseru unuk menenangkan massa.
Baca juga: Kondisi Terkini Simpang Harmoni setelah Ricuh Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja
Dikutip dari Kompas.com, arus lalu lintas di Simpang Harmoni tersendat akibat unjuk rasa tersebut.
Seorang orator memimpin jalannya demonstrasi.
"Kita geruduk Istana Presiden yang dibangun dengan perjuangan rakyat," seru seorang orator.

Baca juga: Deretan Video Viral Demo Tolak UU Cipta Kerja, #STMMelawan dan #MahasiswaBergerak Jadi Trending
Menurut Koordinator Media Aliansi BEM SI Andi Khiyarullah, massa menuntut judicial review atas UU Cipta Kerja.
Massa juga mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
"Secara narasi, kita sepakat menolak dan mengusahakan alternatif lain seperti JR (judicial review) dan mendesak Presiden untuk mengeluarkan perppu," jelas Andi Khiyarullah.
Menurut Andi, demonstrasi ini diikuti 5.000 mahasiswa dari 300 kampus.
Selain itu, banyak daerah lain yang menggelar unjuk rasa dengan agenda yang sama.