UU Cipta Kerja
Beda Reaksi soal Demo UU Cipta Kerja: Ridwan Kamil dan Anies Janjikan Hal Ini, Ganjar Temui Pelajar
Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) menuai kontroversi dan gelombang penolakan dari masyarakat.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) menuai kontroversi dan gelombang penolakan dari masyarakat.
Dilansir TribunWow.com, demonstrasi terjadi di berbagai wilayah, bahkan tidak sedikit yang berujung ricuh.
Para pejabat publik lalu menanggapi aksi unjuk rasa masyarakat dengan cara yang berbeda, di antaranya ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Baca juga: Temui Pendemo UU Cipta Kerja, Ganjar Pranowo Ungkap Isi WhatsApp Para Pelajar SMA: Ada yang Iseng
Masing-masing gubernur tersebut menemui demonstran di lokasi, meskipun pesan yang disampaikan berbeda.
Ridwan Kamil mendatangi aksi unjuk rasa yang digelar di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (8/10/2020).
Pejabat yang akrab disapa Kang Emil ini sempat berdialog dengan para buruh dan mahasiswa yang berupaya menyampaikan aspirasi mereka.
"Rekan-rekan semua yang hadir di depan Gedung Sate, tadi saya sudah mendengarkan aspirasi yang isinya menyampaikan poin ketidakadilan. Karena pengesahannya terlalu cepat untuk UU yang begitu kompleks," komentar Ridwan Kamil, dikutip dari Kompas.com.
Ia lalu menerbitkan surat yang akan dikirimkan ke pemerintah dan DPR.
Surat pertama berisi aspirasi dari buruh di Jawa Barat yang menolak UU Cipta Kerja.
Baca juga: 6 Pelajar yang Rusak Kendaraan Polisi saat Demo di Ngaku Diajak: Dia Bilang Demi Masa Depan Kita
Sedangkan surat kedua untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar diterbitkan Perppu dalam kurun waktu 30 hari ke depan selama masa revisi UU Cipta Kerja.
Anies Baswedan juga melakukan tindakan serupa dengan menemui para demonstran di sekitar kawasan Bundaran HI.
Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi yang diprotes buruh.
"Besok akan kita lakukan pertemuan itu. Jadi apa yang tadi disampaikan besok akan diteruskan dan teman-teman sekalian ingatlah bahwa yang namanya menegakkan keadilan kewajiban kita semua dan Anda semua sedang menegakan keadilan," kata Anies Baswedan di hadapan massa.
Berbeda halnya dengan kedua gubernur tersebut, Ganjar Pranowo memilih menemui para pelajar yang ikut berdemo.
Ganjar mengaku prihatin melihat banyaknya pelajar usia SMA yang ikut berunjuk rasa tanpa tahu duduk perkaranya.
"Nuansanya yang diceritakan pada saat saya temui tadi malam, mereka merasa iseng," ungkap Ganjar Pranowo, dalam tayangan Kompas Petang, Kamis (8/10/2020).
"Terus kemudian mereka merasa, 'Saya enggak tahu'," tambah dia.

Ganjar Pranowo Ungkap Isi WhatsApp Pelajar SMA yang Ikut Berdemo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan hasil dialognya dengan para pendemo yang menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kompas Petang, Kamis (8/10/2020).
Diketahui sejumlah pelajar setingkat SMA mengikuti unjuk rasa tersebut.
Baca juga: Tangkap 1.000 Anarko saat Rusuh Demo Tolak UU Cipta Kerja, Polisi: Kita Rapid 34 Reaktif Covid
Seusai menemui para demonstran, Ganjar mengungkapkan fakta yang ditemuinya terkait alasan unjuk rasa.
"Nuansanya yang diceritakan pada saat saya temui tadi malam, mereka merasa iseng," ungkap Ganjar Pranowo.
"Terus kemudian mereka merasa, 'Saya enggak tahu'," lanjutnya.
Ia mengungkapkan fakta lain terkait adanya ajakan mengikuti unjuk rasa yang diedarkan melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA).
Menurut Ganjar, hal itu pertama kali diketahui melalui WhatsApp yang diterima seorang anak polisi.
Ia menduga memang ada yang pertama kali mengajak para pelajar ini agar ikut berdemo.

"Tapi beberapa memang ada kebetulan ada polisi yang anaknya dapat WA," tutur Gubernur Jawa Tengah.
"Jadi sebenarnya ini WA berantai, begitu. Terus kemudian (para demonstran) berangkat," lanjutnya.
"Artinya memang ada yang mengajak," kata Ganjar.
Ganjar mengaku kaget saat pertama kali mendengar informasi tentang demo besar-besaran menolak UU Cipta Kerja.
Ia lalu mengungkapkan alasannya berdialog dengan para pendemo, yang kemudian diketahui sebagian besar merupakan pelajar.
"Saya agak kaget. Kenapa saya tengok? Saya dari Purworejo masuk ke Semarang, saya kontak terus, saya pantau situasinya," jelas Ganjar.
Baca juga: Mantan Ketua DPR Marzuki Alie Beri Uang Makan Mahasiswanya yang Ikut Demo: Agar Tak Terpengaruh
Setelah ia sampai di Semarang, Ganjar menyebutkan massa sudah membubarkan diri.
"Ada yang diamankan, tapi beberapa di antaranya anak SMA-SMK. Bahkan kita nemu anak SMP," ungkapnya.
"Maka malam-malam saya datang ke sana untuk bisa tahu kondisi mereka seperti apa," lanjut politisi PDIP ini.
Mengenai fakta tentang pesan yang beredar melalui WhatsApp, Ganjar mengaku belum dapat mengungkapkan siapa pelakunya yang pertama kali mengirim.
Ia menuturkan, pesan tersebut juga beredar di grup-grup WhatsApp.
Gubernur Jawa Tengah tersebut lalu meminta pihak berwajib mengusut awal mula pesan ajakan demo ini bisa beredar di antara pelajar.
"Belum, saya hanya mendapatkan cerita, 'Dari WA Grup, dari teman-teman', dan lain sebagainya. Ini pihak kepolisian kita minta mengusut itu," tegasnya. (TribunWow.com/Brigitta)