Terkini Internasional
KTP WNI Ditemukan di Markas ISIS, Pengamat Terorisme: WNI Pendukung ISIS Masih Banyak di Timteng
Kartu Tanda Penduduk diduga WNI atas nama Syamsul Hadi Anwar ditemukan kelompok Houthi di Markas ISIS di al-Bayda, Yaman.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kartu Tanda Penduduk diduga WNI atas nama Syamsul Hadi Anwar ditemukan kelompok Houthi di Markas ISIS di al-Bayda, Yaman.
Dalam video yang diunggah akun Twitter @Natsecjeff ditemukan pula sejumlah akun pecahan rupiah.
Pengamat Timur Tengah dan Terorisme dari Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah menilai, WNI simpatisan ISIS masih ada.

• KTP WNI Ditemukan di Markas ISIS di Yaman, BNPT: Teroris Lintas Batas yang Penting di Suriah
Dikutip TribunWow.com dari BBC Indonesia pada Selasa (1/9/2020), Syauqillah mengatakan bahwa mereka bisa menyebar ke mana saja.
Yaman diduga menjadi tujuan mereka setelah kekalahan ISIS di Suriah dan Irak.
"Mereka tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Yaman itu wilayah baru ISIS setelah Suriah dan Irak jatuh," ujar Syauqillah.
Menurutnya ada tiga indikasi terkait kasus tersebut.
Indikasi pertama adalah WNI itu merupakan anggota ISIS yang kabur dari Irak dan Suriah.
Kemungkinan kedua adalah WNI itu sudah lama tinggal di Yaman.
Ketiga bisa saja WNI itu merupakan pendatang yang bergabung dengan ISIS.
"Di Yaman itu, ada WNI, khususnya mahasiswa, yang berpikiran moderat. Ada juga yang bergabung dengan kelompok Salafi Jihadis yang menjadi cikal bakal bergabung ke ISIS," lanjutnya.
• Viral KTP Alamat Mojokerto Ditemukan di Markas ISIS Yaman, Ketua RT: Diduga Hanya Identitas Palsu
Sehingga Syaufaqillah mengimbau pemerintah untuk bertindak cepat.
Ia berharap agar pemerintah bisa mendata seluruh WNI yang ada di Yaman.
"Bagaimana diaspora WNI di sana? Seperti apa? Lalu kemudian bagaimana ideologinya dan relasinya di sana seperti apa serta dengan kelompok mana saja? Dan apa yang mereka lakukan selama ini misalkan di Indonesia."
"Setelah itu pemerintah melakukan pembinaan kepada para diaspora oleh BNPT, Densus 88, Kemlu dan pejabat terkait lainnya," ujar Syaufaqillah.