Terkini Nasional
Soal Gerakan KAMI yang Dideklarasikan Din Syamsuddin, Sejarawan: Tak Usah Ditanggapi Terlalu Jauh
Sejarawan Anhar Gonggong angkat bicara terkait Gerakan Koalisi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Hal itu diungkapka di acara Kabar Petang tvOne.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Sejarawan Anhar Gonggong angkat bicara terkait Gerakan Koalisi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Hal itu diungkapkan Anhar Gonggong di acara Kabar Petang tvOne pada Rabu (19/8/2020).
Menurut Anhar Gonggong, Gerakan KAMI ini berbeda dengan Petisi 50 pada zaman Orde Baru (Orba).

• Blak-blakan soal KAMI yang Dideklarasikan Din Syamsuddin, Masinton Pasaribu: Hanya Pepesan Kosong
Pada masa Orba, Petisi 50 tidak mendapat dukungan massa yang banyak karena saat itu massa dikuasai oleh Pemerintah Soeharto.
"Menurut saya berbeda waktu jaman pemerintahan otoriter Soeharto seperti dikatakan Soelistyo di sana tadi tidak ada kekuatan massa, massanya kan dikuasai Soeharto," jelas Anhar.
Berbeda dengan masa sekarang di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpilih secara demokratis.
Selain itu gerakan KAMI dibentuk di tengah banyaknya partai politik.
"Sedangkan kalau dalam konteks sekarang kan Jokowi terpilih secara demokratis dan partai begitu banyak sekarang kan berbeda dengan zaman Soeharto," kata Anhar.
Apabila ada kritikan-kritikan yang muncul itu hanya sekedar kekecewaan pada kebijakan Jokowi.
Sehingga, menurutnya Petisi 50 dengan Gerakan KAMI jelas berbeda.
• Bandingkan Petisi 50 dan KAMI, Pakar Politik Hermawan Sulistyo: Lingkungan trategisnya Beda Jauh
"Bila ada kekecewaan-kekecewaan tertentu disebabkan oleh kebijakannya presiden sekarang itu bukan sesuatu yang menjadi."
"Hal itu menurut saya biasa dalam situasi demokrasi sekarang, nah hal ini yang membuat membedakan kondisi dengan Pak Harto kan?" jelasnya.
Anhar merasa Gerakan KAMI yang dideklarasikan oleh Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah hanya sekedar untuk mengoreksi kesalahan pemerintah.
Bukan bermaksud untuk menjatuhkan Jokowi.
"Jadi kalau saya sih merasa orang-orang yang berkumpul di KAMI tujuannya hanya koreksi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan dan sebagainya."