Terkini Nasional
Manuver Gatot Nurmantyo Gabung KAMI, Mardani Ali: Nyuwun Sewu, Kalau Maju Pilpres Harus Lewat Parpol
Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo kini kembali jadi sorotan. Hal itu membuat Gatot Nurmantyo disebut akan bermanuver demi Pilpres
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo kini kembali jadi sorotan.
Pasalnya setelah sekian lama tak muncul, kini Gatot Nurmantyo mendeklarikasikan dirinya sebagai satu di antara Presidium Koalisi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta pada Selasa (18/8/2020).
Hal itu membuat Gatot Nurmantyo disebut akan bermanuver demi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

• Kini Muncul dan Gabung KAMI, Gatot Nurmantyo Singgung Sumpah: Ini Saya Memperingatkan
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera merasa bahwa hal itu sah-sah saja dilakukan.
Pasalnya setiap orang memiliki hak untuk menjadi presiden.
"Setiap warga negara punya hak untuk dipilih dan memilih selama diperbolehkan oleh pengadilan atau sedang tidak dicabut haknya."
"Pak Gatot salah satu tokoh tentu punya hak untuk maju di semua level, Pilpres 2024 juga boleh ya," kata Mardani dikutip dari Kompas.com pada Kamis (20/8/2020).
Mardani ingin agar makin banyak pilihan bagi rakyat untuk memilih presidennya pada 2024.
Ia sendiri merupakan pihak yang ingin memperbaiki sistem presidential threshold di Indonesia.
"Tetapi memang saat ini demokrasi yang sehat membutuhkan kompetisi yang tidak cuma dua pasang calon."
"Maka Partai Keadilan Sejahtera tetap berjuang menurunkan threshold presidential di lima persen maksimal 10 persen," katanya.
• Ngaku Pernah Ingatkan Bahaya Senjata Biologi Tahun 2017 di Istana, Gatot Nurmantyo: Terjadi Sekarang
Walaupun begitu, Mardani tetap mengingatkan Gatot bahwa jika ingin maju dalam Pilpres, harus ada partai politik yang menaunginya.
"Jadi ada banyak tokoh-tokoh terbaik dapat maju, tapi paling baik memang nyuwun sewu paling baik melalui partai politik karena memang untuk Pilpres saat ini kendaraan yang diperbolehkan partai politik," imbaunya.
Lalu, Politisi 52 tahun ini mengatakan, bagi siapapun yang ingin menjadi presiden tidak perlu malu untuk mengungkapkan.
Apalagi Indonesia membutuhkan gagasan, pikiran besar dari tokoh terbaik bangsa.
"Monggo semua yang berminat maju di 2024 jangan malu umumkan paparkan gagasan ide besar dan kerangka kerjanya, Indonesia perlu semua anak-anak negeri terbaik maju di Pilpres 2024," sambungnya.
• Gatot Nurmantyo Ucapkan Sumpah di ILC karena Terlalu Lama Diam untuk Tak Kritik Pemerintahan
Lihat videonya berikut:
Gatot Mengaku Sakit Hati
Gatot akhirnya kembali muncul di depan layar kaca.
Gatot hadir di acara Indonesia Lawyers Club yang mengusung tema #ILCIndonesiaMaju pada Selasa (18/8/2020)
Dalam kesempatan itu, Gatot mengungkapkan rasa sakit hatinya pada keadaan Indonesia saat ini.

• Direktur Eijkman Sarankan ILC Bahas Prioritas Vaksinasi, Karni Ilyas: Tenaga Kesehatan Dulu
Mulanya, Gatot mengatakan bahwa dirinya sering berkonsultasi dengan sejumlah tokoh untuk membahas permasalahan negara saat ini.
Pertemuan kecil itu semakin hari melebar, diikuti banyak tokoh lainnya hingga dibentuklah KAMI.
"Maka saya konsultasilah dengan Pak Bachtiar Hamzah senior saya, sama dengan Pak Kaban, Pak Din Syamsudin, Pak Abdullah Yahya, Bu Chusnul juga."
"Kelompok kecil itulah bicara-bicara. Melebar-melebar masing-masing, Pak Said Didu, awalnya dengan Bang Yani, dengan Pak Nainggolan dan sebagainya," jelas Gatot.
Gatot mengatakan bahwa semua tokoh yang berdiskusi dengannya termasuk dirinya merasa sakit hati dengan kondisi krisis akibat pandemi Covid-19.
"Ini memang kita semua sakit hati, sakit hatinya adalah kondisi seperti ini maka kita bersama-sama menyampaikan suara hati nurani rakyat."
"Kondisi sekarang ini tidak normal memang, dengan terjadi Covid ini terjadi pembekuan, proses pembekuan," ucap Jenderal TNI 60 tahun ini.
• Di ILC, Pandu Riono Sebut Indonesia Gagal Tangani Covid-19: Pak Jokowi Harus Memimpin Langsung
Ia khawatir pembatasan-pembatasan yang terjadi di segala aspek nantinya bisa membuat hubungan rakyat dan pemerintah tidak menjadi baik.
Sehingga, Gatot merasa hal itu perlu diingatkan kepada pemerintah.
"Antara murid dengan guru, antara murid dengan dosen, antara manajer dengan pekerja, antara pemilik hotel dengan tamu, proses pembekuan."
"Akumulasi ini bisa terjadi pembekuan antara raktyat dan pemerintah, ini yang berbahaya maka harus diingatkan," kata dia.
Gatot menegaskan, ia tidak ingin menjadi pasif dan tidak bersuara dalam menangani krisis akibat pandemi Covid-19 yang mengguncang Indonesia kini.
"Kita tidak mau dalam kondisi seperti ini kita diam-diam saja, ini latar belakangnya," pungkasnya.
• Di ILC, Ridwan Kamil Bantah Jadi Relawan Kelinci Percobaan Vaksin Corona: Semata-mata Gestur
Lihat videonya mulai menit ke-4:20:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)