Terkini Nasional
Singgung Megalomania saat Bicara soal KAMI, Kapitra Ampera: Ada Kehilangan Kekuasaan yang Pernah Ada
Ketua Tim Advokasi Pembela Agama, Kapitra Ampera angkat suara soal deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada Selasa (18/8/2020).
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Ketua Tim Advokasi Pembela Agama, Kapitra Ampera angkat suara soal deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada Selasa (18/8/2020).
Hal itu diungkapkan Kapitra Ampera melalui acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa malam.
Kapitra Ampera mengatakan bahwa kelompok itu sah-sah saja dibentuk serta menyampaikan pendapatnya.

• Di ILC, Said Didu Peringatkan Jokowi Ancaman Infrastruktur Trap: Kemungkinan akan Dijual ke Asing
Namun ia memperingatkan agar informasi yang diungkapkan kepada masyarakat bersifat faktual.
"Apakah orang-orang ini bisa menjadi tolak ukur untuk menjadi acuan informasi-informasi yang dibangun."
"Dan kita perlu mengidentifikasi masalah yang dipakai untuk mengoreksi, harus ada metodologi yang jelas kita sepakati bersama itu metodologi yang keabsahannya dijamin," ujar Kapitra.
Pria yang politisi PDIP ini meminta agar jangan sampai apa yang disampaikan berdasarkan dari masalah pribadi, seperti sakit hati.
Kapitra juga meminta agar gerakan ini didasari adanya keinginan soal kekuasaan.
"Bukan metodologi itu adalah identifikasi masalah rasa sakit hati yang menonjol atau di situ ada kekecewaan yang besar atau ada kehilangan kekuasaan yang pernah di situ."
"Atau orang-orang yang justru berpikir bahwa kekuasaan itu harus diambil kembali," ucap dia.
• Di ILC, Prof Salim Said Sebut Jokowi dan Soeharto Miliki Kesalahan yang Sama: Menerima Begitu saja
Lalu ia menyinggung soal megalomania di mana ada perasaan bahwa dirinya atau kelompoknya yang mampu mengatasi sebuah pemerintahan.
"Dan itu muncul pendekatan dalam kejiwaan yang disebut megalomania, mana ada orang yang pintar tidak ada pemerintah yang mampu kecuali saya, kecuali kami," ungkapnya.
Lalu, Kapitra menyinggung bahwa banyak orang sekarang lupa akan persatuan.
Banyak orang hanya berbicara mengenai dirinya, kelompoknya.
Bukan semangat untuk berjuang bersama atas nama 'Kita'.