Pilkada Serentak 2020
Jawaban Keluarga Pejabat soal Dinasti Politik, dari Gibran hingga Keponakan Prabowo Subianto
Tiga keluarga pejabat penyelenggara negara, menjawab soal tudingan dinasti politik yang menyebabkan mereka banyak dikritisi.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pada pemilihan kepala daerah mendatang, banyak kandidat dari keluarga-keluarga pejabat penyelenggara negara yang memutuskan untuk terjun ke dunia politik.
Bahkan mereka datang dari keluarga yang benar-benar memiliki pengaruh di sistem perpolitikan Indonesia, seperti putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan keponakan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yakni Rahayu Saraswati.
Keputusan mereka masuk ke dunia politik, sangat kerap dikaitkan dengan isu dinasti politik lantaran keluarga mereka memilki pengaruh politik yang kuat di Indonesia.

Tak jarang banyak pihak mengkiritisi keputusan para keluarga pejabat politik terjun ke dunia politik.
Berikut ini adalah jawaban mereka seputar tudingan isu dinasti politik.
1. Gibran: Saya Juga Bingung
Calon Wali Kota Solo 2020 Gibran Rakabuming Raka membantah dirinya maju di Pilkada Solo 2020 lewat dinasti politik.
Gibran menuturkan semua orang dibebaskan untuk memilihnya atau tidak.
Ia justru merasa heran mengapa keputusan dirinya ikut di Pilkada Solo 2020 dikaitkan dengan dinasti politik.
Pernyataan itu disampaikan Gibran lewat sebuah Webinar yang diselenggarakan oleh PDIP bertajuk 'Anak Muda Berpolitik Siapa Takut?', pada Jumat (24/7/2020).
Gibran bercerita jauh sebelum dirinya menerima rekomendasi dari PDIP, ia sudah lebih dulu terjun ke masyarakat sembari menjelaskan apa itu dinasti politik.
"Saya hanya ingin menyampaikan saja masalah dinasti politik," kata Gibran.
"Jadi banyak yang menanyakan masalah dinasti politik."

• Dugaan Pemalsuan Identitas Pendukung, Penantang Gibran di Pilkada Solo Bajo Dilaporkan ke Bawaslu
"Sebenarnya dalam satu tahun terakhir ini kalau di Solo ya, di kota saya itu setiap kali bertemu dengan warga itu selalu saya jelaskan apa itu dinasti politik," sambungnya.
Gibran menegaskan ketika dirinya mencalonkan diri menjadi wali kota Solo, belum tentu dirinya 100 persen pasti menang.