Breaking News:

Terkini Nasional

Resah Banyak Kabar Hoax soal Covid-19, Erlina Burhan Tak Setuju dengan Klaim Antibodi: Mana Mungkin

Juru Bicara Covid-19 PB IDI, dr. Erlina Burhan mengaku resah dengan munculnya banyak kabar bohong (hoax) terkait penanganan Covid-19.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
Youtube/Indonesia Lawyers Club
Juru Bicara Covid-19 PB IDI, dr. Erlina Burhan, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (11/8/2020). Dirinya mengaku resah dengan munculnya banyak kabar bohong (hoax) terkait penanganan Virus Corona (Covid-19). 

TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Covid-19 PB IDI, dr. Erlina Burhan mengaku resah dengan munculnya banyak kabar bohong (hoax) terkait penanganan Virus Corona (Covid-19).

Hal itu disampaikan Erlina Burhan saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (11/8/2020).

Dilansir TribunWow.com, Erlina Burhan mencontohkan kasus terbaru yang sempat viral yakni klaim obat Covid-19.

Juru Bicara Covid-19 PB IDI, dr. Erlina Burhan, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (11/8/2020). Dirinya mengaku resah dengan munculnya banyak kabar bohong (hoax) terkait penanganan Virus Corona (Covid-19).
Juru Bicara Covid-19 PB IDI, dr. Erlina Burhan, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (11/8/2020). Dirinya mengaku resah dengan munculnya banyak kabar bohong (hoax) terkait penanganan Virus Corona (Covid-19). (Youtube/Indonesia Lawyers Club)

Di ILC, Pandu Riono Sebut Indonesia Gagal Tangani Covid-19: Pak Jokowi Harus Memimpin Langsung

Minta Jokowi Ganti Nama Kabinetnya Jadi Kabinet Covid, Pandu Riono: Sampai Selesai Masih Ada Masalah

Dirinya mengatakan bahwa kondisi tersebut dinilai akan menganggu pekerjaan dari para tenaga medis.

Apalagi jika kabar bohong tersebut dipercayai oleh masyarakat itu sendiri.

"Apalagi sekarang kita tahu banyak sekali hoax dan disinformasi," ujar Erlina Burhan.

"Contohnya disinformasi mengatakan sering ditayangkan bahwa ada obat herbal yang dikatakan diklaim sebagai anti covid, bahkan dikatakan ini obat antibodi," terangnya.

Erlina Burhan mengaku tidak percaya dengan penemuan produk herbal yang diklaim sebagai antibodi untuk menangkal terpapar Virus Corona.

Menurutnya, yang dinamakan antibodi itu tidak berasal sesuatu yang diminum atau dikonsumsi, namun melainkan dibentuk oleh sistem imun dari dalam tubuh.

"Mana mungkin, antibodi itu kan dibentuk oleh sistem imun dari dalam tubuh bukan sesuatu yang diminum," jelas Erlina Burhan.

"Jadi itu saja sudah (tidak benar), saya enggak tahu ini hoax atau disinformasi," tegasnya.

Di ILC, Anies Baswedan Bahas soal Atasi Corona: Kami Tidak Mendengarkan Klaim Orang Tidak Jelas

Oleh karenanya, dokter di Rumah Sakit Persahabatan itu mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mudah mempercayai klaim-klaim sepihak terhadap penanganan Covid-19

Terlebih klaim tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki kredibilitas.

"Jadi saya ingin mengatakan penting sekali beramai-ramai kita melakukan edukasi kepada masyarakat,"  harapnya.

"Salah satu ciri agar kita bisa menghadapi adaptasi kehidupan baru adalah bahwa masyarakatnya aktif diberdayakan, salah satunya edukasi," kata Erlina Burhan.

Tidak hanya itu, Erlina Burhan juga meminta kepada masyarakat selain harus menerapkan protokol kesehatan, tetapi juga harus bijak dalam menerima informasi apapun.

"Seharusnya masyarakat ini menjadi agent edukasi untuk masyarakat sendiri."

"Kalau tidak menerima begitu saja tanpa mencari apakah itu informasi benar atau tidak, dampaknya adalah pada perilaku," pungkasnya.

Di ILC, Ridwan Kamil Bantah Jadi Relawan Kelinci Percobaan Vaksin Corona: Semata-mata Gestur

Simak videonya mulai menit ke- 4.20

Pandu Riono Sebut Indonesia Gagal Tangani Covid-19

Ahli Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono buka suara terkait penanganan pandemi Virus Corona (Covid-19) di Tanah Air.

Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sudah gagal dalam mengatasi penyebaran Covid-19.

Hal itu disampaikan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (12/8/2020).

Ahli Epidemologi FKM UI, Pandu Riono, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (12/8/2020).
Ahli Epidemologi FKM UI, Pandu Riono, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (12/8/2020). (Youtube/Indonesia Lawyers Club)

Menurut Pandu Riono, penanganan ataupun pengendalian Covid-19 di Indonesia sangat jauh dari kata berhasil.

Bahkan dikatakannya, akibatnya Indonesia saat ini menjadi negara dengan tingkat keamanan akibat Covid-19 berada di peringkat ketiga dari bawah.

"Padahal Indonesia nomor tiga terbawah dengan negara yang aman. Artinya kita masih belum berhasil mengendalikan pandemi," ujar Pandu Riono.

 Singgung Tingginya Kasus Covid-19 pada Anak, Kak Seto: Sementara yang Terbaik Belajar di Rumah

Dirinya lantas mempertanyakan munculnya isu-isu gelombang kedua.

Karena menurutnya, penyebaran Covid-19 di Indonesia belum juga menunjukkan penurunan pada gelombang pertama, dan sebaliknya masih terus mengalami peningkatan.

Dirinya menambahkan bahwa kasus Virus Corona di Tanah Air masih akan panjang dan tidak tahu kapan akan mencapai puncak.

"Yang dilemparkan isu hati-hati dengan gelombang kedua, padahal gelombang pertama saja belum selesai,"  kata Pandu Riono.

"Kita masih terus naik, saya sering bilang kalau ditanya kapan puncaknya, saya sudah tidak tahu lagi kapan puncaknya," jelasnya.

"Karena akan terus naik kita, mungkin sampai tahun depan pun kita akan masih mendaki," imbuhnya.

Pandu Riono kemudian menyimpulkan bahwa penanganan Virus Corona di Indonesia gagal.

Menurutnya, dasar kegagalan penanganan Covid-19 adalah lantaran tidak adanya keseriusan yang ditunjukkan oleh pemerintah, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para menteri.

Dirinya menyoroti sikap pemerintah yang justru menyerahkan persoalan tersebut kepada komite atau satgas.

 Di ILC, Ridwan Kamil Bantah Jadi Relawan Kelinci Percobaan Vaksin Corona: Semata-mata Gestur

"Artinya kita gagal menangani pandemi, kenapa kita enggak bisa berhasil seperti Thailand, Vietnam, seperti banyak negara lain, karena kita enggak serius," ungkapnya.

"Kenapa kita enggak serius, karena tidak direspon sebagai suatu negara. Negara itu adalah Presiden dan Menteri. Pak Jokowi harus memimpin langsung," tegasnya.

"Orang sudah bilang 'Pak Jokowi mimpin langsung kok', tapi kemudian apa didelegasikan ke komite, didelegasikan ke satgas," kata Pandu Riono.

Kondisi tersebut membuat penanganan Covid-19 menjadi tidak maksimal lantaran tidak adanya organisasi yang jelas.

Terlebih peran dari komite maupun satgas tidak mempunyai kewenangan penuh dalam sebuah negara, apalagi berkaitan dengan anggaran.

Sedangkan seperti yang diketahui, anggaran untuk penanganan Covid-19 dipegang oleh para kementerian.

"Bagaimana bisa melaksanakan aturan-aturan, bagaimana bisa menerapkan anggaran," terang Pandu Riono.

"Satgas itu cuman bisa bikin surat edaran, buat imbauan, tidak punya kekuatan apa-apa. Yang mempunyai kekuatan itu kementerian-kementerian."

"Dengan demikian dikoordinasikan, jadi Indonesia itu sering kali dikatakan kita akan gagal, sebagai negara yang gagal karena responnya tidak terkoordinasi," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Virus CoronaCovid-19Erlina BurhanHoax
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved