Terkini Daerah
Ganjar Minta Warga Tak Terprovokasi Penyerangan di Solo: Semua Sudah Proses, Polisi Tak Tinggal Diam
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga tidak terprovokasi atas kasus penyerangan yang terjadi di Solo,
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga tidak terprovokasi atas kasus penyerangan yang terjadi dalam acara pernikahan di Solo pada Sabtu (8/8/2020) lalu.
Ia menyebut, semuanya sudah diproses, dan tentu aparat tak akan tinggal diam untuk mengusut kasus ini.
Hal tersebut diungkapkan Ganjar Pranowo melalui video conference dengan Apa Kabar Indonesia tvOne pada Selasa (11/8/2020).

• Kejar Pelaku Lain Penyerangan Pernikahan di Solo, Polisi: Kita Tak Beri Ruang pada Aksi Intoleran
Mulanya, Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa biasanya masyarakat akan saling membantu dalam sebuah acara.
"Iya sebenarnya urusannya gampang kok kalau orang Solo itu biasanya kalau punya gawe (acara) itu punya gawe, kondangan, apakah itu sunatan, kawinan atau mohon maaf ya biasanya ada lelayu atau ada kematian itu orang berbondong-bondong membantu biasanya," jelas Ganjar.
Maka dirinya heran mengapa tiba-tiba ada kekisruhan di acara yang biasanya diisi dengan momen kekeluargaan.
"Maka agak heran dengan ada orang menikah tapi ada kekerasan di sana, maka yang sepenting mari kita kembalikan kepada kultur kita, budaya kita, budi pekerti yang kita punyai sehingga toleransi itu menjadi baik," kata dia.
Meski demikian, Ganjar menenangkan kepada masyarakat bahwa polisi sudah langsung bertindak tegas terkait kasus tersebut.
Sebagaimana diketahui lima orang tersangka penyerangan itu sudah ditangkap.
• Update Kasus Pembubaran Acara Pernikahan di Solo oleh Oknum Ormas, Polisi Buru Pelaku Lainnya
Kini polisi masih menyelidiki kasus ini.
"Tadi kan Pak Kapolda sudah jelas banget sama kan pokoknya tidak diberikan ruang terus kemudian ditindak tegas, lima sudah diambil (ditangkap) untuk diamankan dan kemudian mudah-mudahan nantinya ditindaklanjuti apa sebenarnya motif yang ada," jelas Ganjar.
Selain itu kini pemerintah mencoba untuk membantu untuk menyelesaikan gesekan yang terjadi.
"Sehingga kalau memang ada sesuatu yang berbeda dia kemudian kita yang mencoba, pemerintah membantu untuk menyelesaikan sehingga keputusan-keputusan itu bisa diterima warga," ungkapnya.
Sehingga Mantan Anggota DPR ini meminta warga Solo untuk tidak terpancing emosi terkait kasus ini.
"Jadi masyarakat Solo tidak perlu terprovokasi serahkan semuanya kepada kepolisian toh semuanya sudah diproses, tinggal nanti kepolisian pasti akan mengembangkan dan tidak tinggal diam," ungkapnya.
• Soal Serangan Oknum Ormas, Ganjar Pranowo: Sebenarnya Semua yang Bertugas di Jateng Sudah Tahu
Lihat videonya mulai menit ke-3:10:
Peningkatan Keamanan
Ditanya apakah keamanan akan ditingkatkan akibat peristiwa itu, Ganjar Pranowo mengatakan, sebenarnya pihak berwajib sudah mengetahui karakter suatu daerah.
"Sebenarnya kalau di Solo semua yang bertugas di Jawa Tengah itu sudah tahu mbak."
"Sudah tahu karakter yang ada di Solo seperti apa, nanti kita lihat Solo termasuk Solo raya ada Pati, Semarang, Banyumas," jelas Ganjar dikutip dari channel YouTube Apa Kabar Indonesia Malam tv One, Selasa (12/8/2020).
Lalu Ganjar menyinggung, biasanya gesekan sering terjadi ketika Pilkada akan datang.
"Kita sebenarnya sudah tahu mappingnya, kita biasanya meningkatkan keamanan jika ada indikasi-indikasi apalagi menjelang Pilkada begitu."
"Karena kita enggak tahu diuntungkan atau dirugikan, menjelang Pilkada tapi ada Covid-19 sehingga tidak ada kampanye-kampanye yang sifatnya terbuka," kata Ganjar.
Gubernur berusia 51 tahun ini menilai, keuntungan Pilkada di tengah Covid-19 adalah mengurangi gesekan atau kekisruhan.
"Mungkin agak diuntungkan begitu ya sehingga tidak ada kerumunan atau gerombolan yang mungkin nanti akan bergesekan," ujarnya.
• Ganjar Pranowo Enggan Berspekulasi soal Motif Penyerangan di Solo: Sampai Ada Bukti, Pengakuan
Terkait peningkatan keamanan akibat kasus tersebut, Ganjar membenarkan.
Bahkan TNI turut dikerahkan untuk meningkatkan keimanan.
"Nah kan peningkatan akan kita lakukan mengikuti eskalasi-eskalasi itu tapi kesiagaan 24 jam dilakukan apalagi oleh kepolisian, aparat keamanan yang lain termasuk TNI."
"Lalu kalau kita lihat di beberapa titik berkorelasi otomatis akan merespons dengan tugas masing masing begitu," jelasnya.
Kronologi Kejadian
Sebuah acara pernikahan yang diadakan keluarga Habib Assegaf Al-Jufri di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo jadi sasaran amukan oknum organisasi massa pada Sabtu (8/8/2020).
Tak hanya merusak acara pernikahan, Kapolresta Surakarta, Andy Rifai juga terkena pukulan oknum ormas tersebut.
Dilkutip TribunWow.com dari channel YouTube tvOneNews terlihat sejumlah orang tak dikenal marah dan berteriak-teriak di lokasi kejadian.

• Fakta Oknum Ormas di Solo Bubarkan Acara Pernikahan, Sempat Bubarkan Diri hingga 3 Orang Jadi Korban
Tampak pula seorang pengendara motor ditendang begitu saja oleh seorang oknum hingga terjatuh.
Disebutkan pemotor tersebut dikeroyok secara bersama-sama.
Beruntung warga dan polisi sigap dan berhasil menangani kericuhan yang terjadi.
Andy Rifai mengatakan bahwa kejadian itu mengatakan bahwa penggerudukan terjadi karena acara dianggap tidak sesuai dengan kelompok mereka.
"Tadi malam kita mendapatkan informasi bahwa dari kelompok intoleran itu melakukan menggeruduk ke warga itu."
"Mereka menganggap ada kegiatan yang menurut mereka tidak sesuai," jelas Andy.
Mendengar informasi itu, pihaknya langsung bergegas ke TKP (Tempat Kejadian Perkara).
Saat evakuasi warga, oknum itu melakukan penyerangan lagi.
"Dengar informasi itu kita langsung bergerak ke sana dan kita melakukan negosiasi."
"Pada saat evakuasi itulah kelompok mereka melakukan tindakan yang melukai warga," jelasnya.
• Berusaha Lindungi Warga, Kapolresta Solo sampai Tak Ingat Dipukul Ormas: Di Tengah Jalan Dicegat
Ia membenarkan dirinya juga terkena pukulan ketika melindungi warga.
"Waktu saya berupaya untuk melindungi mereka memang sempat memukul saya."
"Saya terus bertahan agar bisa mengamankan korban," ungkapnya.
Tak berhenti di sana rupanya oknum ormas itu tak langsung membubarkan diri.
Mereka sempat mencegat warga yang sedang berusaha pulang ke rumah masing-masing.
"Betul (pas melindungi warga) karena pada waktu itu sudah kami sampaikan jangan keluar rumah pas waktu perjalanan dicegat sama mereka," cerita Andy.
Dari isu yang beredar di media sosial oknum itu menyerang acara tersebut karena memiliki aliran tertentu.
Sedangkan warga sekitar mengatakan bahwa acara itu hanyalah midodareni atau acara doa sebelum pernikahan dilakukan.
• Aksi Brutal Ormas Serang Acara Pernikahan di Solo, Kapolresta Solo AKBP Andy Rifai sampai Dipukuli
Lihat videonya berikut:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)