Ledakan di Beirut
Pengakuan Para Korban Selamat dari Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon: Ku Tak Percaya Aku Masih Hidup
Rekaman saksi mata ledakan di Beirut, Lebanon dari jarak dekat, diunggah Rabu (5/8/2020).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon menyebabkan sebagian besar kota rusak pada Selasa (4/8/2020).
Hingga Rabu (5/8/2020), sekitar 78 orang tewas dan ribuan orang luka-luka akibat peristiwa nahas tersebut.
Seorang warga Beirut yang selamat, Nada Hamza mengaku tak percaya dirinya masih hidup setelah melihat ledakan tersebut.

• Bantah Donald Trump, Pakar Sebut Ledakan Beirut Lebanon Bukan karena Serangan Militer: Percikan Api
"Saya tidak percaya saya masih hidup. Saya berada beberapa meter dari pusat listrik di Lebanon, yang sejajar dengan pelabuhan," ujar Nada Hamza seperti dikutip dari Al Jazeera pada Rabu.
Nada menceritakan saat kejadian, dirinya tengah berada di dalam mobil.
Kemudian dirinya langsung keluar saat ledakan terjadi.
"Saya keluar dari mobil, saya lari ke pintu masuk salah satu bangunan, kemudian saya menyadari bahwa bangunan itu hancur."
"Kemudian, saya mencoba menelepon orang tua saya, tetapi saya tidak dapat menjangkau siapa pun. Saya tidak percaya saya masih hidup," jelas Nada.
Sementara itu Professor di American University of Beirut, Nasser Yasin mengatakan bahwa ledakan itu terasa dekat.
Menurut dia ledakan ini lebih parah dari perang saudara di Lebanon maupun invasi Israel beberapa waktu lalu.
"Kami terguncang. Ini sangat masif, saya belum pernah melihat ini [sebelumnya], saya menjalani perang saudara di Lebanon, invasi Israel."
"Tapi ini adalah ledakan terbesar yang terjadi di Lebanon menurut pengalaman dan pengetahuan saya."
"Kami belum tahu apa yang terjadi, tetapi ini akan menjadi besar di Beirut," jelas dia.
• Ancaman PM Lebanon soal Ledakan Dahsyat yang Luluh Lantahkan Beirut: Mereka Harus Membayar Harganya
Mantan Menteri Kesehatan, Mohamed Khalifeh mengatakan dirinya berada di rumah pada saat ledakan.
Khalifeh sempat mengira guncangan disebabkan oleh gempa bumi.