Viral Medsos
Sudah 15 Pria Lapor Digoda 'Gilang Bungkus' terkait Dugaan Seks Menyimpang, UNAIR: Tak Semua Korban
Sosok Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Gilang terkait 'fetish bungkus kain jarik'. Bagaimana kata kampus?
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Masyarakat kini tengah dihebohkan dengan sosok Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Gilang terkait 'fetish bungkus kain jarik'.
Gilang membungkus korban-korbannya dengan kain jarik hingga tak bisa berkutik.
Mahasiswa semester 10 itu disebut-sebut memiliki fetish atau hasrat pada seseorang yang terbungkus kain jarik dan diikat seperti mayat.

• Nama Gilang Fetish Kain Jarik Terkenal di Kalangan Maba, Cari Mangsa Lewat Hashtag di Medsos
Kepala Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo menjelaskan pihaknya kini telah membuka posko pengaduan bagi siapa saja yang merasa pernah berinteraksi dengan Gilang terkait kasus tersebut.
"Kami ini punya Tim Health Center, Tim Health Center itu orang-orang dari berbagai disiplin para dosen itu tugasnya seperti kalau mungkin di BK, jadi tim-tim ini mengurusi masalah siswa."
"Dalam kasus ini memang memberikan kepada mahasiswa yang merasa pernah berinteraksi atau kontak silakan kontak di Help Center itu," jelas Suko dikutip dari channel YouTube tvOneNews pada Selasa (4/8/2020).
Suko menuturkan bahwa pihaknya kini sudah menerima 15 orang yang mengaku pernah berinteraksi dengan Gilang.
Namun, tidak semuanya mengalami hal-hal yang pernah diberitakan, yakni dibungkus oleh Gilang.
"Sejak dibuka minggu lalu itu ada 15 orang yang sudah chat kepada tim kami tetapi memang materi narasi yang kita baca itu macem-macem."
"Salah satunya dia mengatakan bahwa saya pernah diajak melakukan sesuatu, ketemu, dan kemudian saya menolak," katanya.
• Terpicu Gilang Bungkus, Penyintas Dosen Swinger Angkat Bicara, Sebut Ada 40 Korban Pelecehan
Menurut Suko, aduan-aduan itu kebanyakan berupa pesan-pesan Gilang di media sosial.
"Saya jadi hanya seperti chat yang menyampaikan tapi tidak sampai pada penuntutan dan sebagainya."
"Ini bukan kategori korban. Chat yang pernah berinteraksi, memberikan laporan misalnya dari sekian, 15, levelnya macam-macam," ujar dia.
Dari 15 orang itu kebanyakan hanya digoda dan diajak untuk melakukan riset.
Namun, kebanyakan dari mereka menolaknya.
"Level yang menurut saya sekadar kenal tapi rata-rata pernah 'digoda' tapi saya putuskan saya tolak," kata Suko.
Suko mengungkapkan bahwa kebanyakan korban merupakan adik kelas ada kaitannya dengan kuasa.
Ia sebagai kakak kelas mengajak mahasiswa-mahasiswa baru yang dianggap akan sungkan menolak kemauan senior.
"Ya artinya misalnya begini ini kan berkaitan power relation pada adik kelas, kebanyakan adik kelas, dikontak dan kemudian diminta untuk melakukan sesuatu relatif modusnya sama riset," jelas Suko.
Suko juga menegaskan bahwa dari 15 orang tersebut semuanya laki-laki.
"Laki-laki semua," pungkasnya.
• Alasan Korban Tak Berkutik Dibungkus, Psikolog Sebut Gilang Berpengalaman: Belajar dari Korbannya
Lihat videonya mulai menit ke-4:30:
Pengakuan Korban 'Gilang Bungkus' Diberi Minuman
Satu di antara korban dari 'Gilang Bungkus' yakni SW mengungkap kesaksiannya.
SW mengatakan bahwa kejadian yang menimpa dirinya pada 2015 lalu membuatnya trauma.
Dikutip TribunWow.com dari Surya.co.id pada Sabtu (1/8/2020), SW mengatakan bahwa sebenarnya Gilang sempat meminta maaf padanya.
Mulanya, SW menceritakan dirinya menduga pernah diberi minum oleh Gilang hingga tak berdaya.
SW mengatakan bahwa dirinya menjadi korban dari Gilang bukan karena riset seperti kesaksian korban lain di media sosial.
Ia yang pernah menginap di kamar kos Gilang sempat diberi minum yang membuatnya tak tersadar.
Menginap di kamar kos Gilang setelah mengikuti ospek, SW menceritakan dirinya sempat ngobrol santai dengan rekannya tersebut.
"Kalau sekarang kan ramai dia untuk riset. Dulu enggak, bahkan sama sekali nggak ada kejanggalan. Ngobrol pun nggak mengarah ke sana, sangat normal," katanya.
Saat di kos, ia mengaku sangat lelah dan mengantuk hingga akhirnya memutuskan untuk tidur.
Lantas saat dirinya terbangun pada dini hari, ia kaget Gilang melakukan sesuatu yang janggal pada tubuhnya.
Ia ditutupi dengan selimut secara ketat hingga tak bisa berkutik sama sekali.
"Pas dini hari saya bangun Gilang melakukan aksinya. Tapi nggak sampai ditutup rapat, ditali, seperti yang viral ini, cuman ditutup selimut."
"Anehnya, waktu itu saya nggak bisa berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain, buat melek aja susah," katanya.
SW mengaku sebenarnya dirinya sudah terbangun dua kali.
Lantaran merasa kelelahan dia kembali tertidur.
• Ramai Kasus Gilang Bungkus, Ini Awal Mula Fetish Muncul: Pengalaman Unik Itu Timbulkan Kepuasan
SW menduga dirinya diberi minuman yang sudah diberi obat hingga tak bisa berkutik.
Ia juga tak bisa memberontak saat Gilang melakukan sesuatu pada tubuhnya.
"Menurut saya, minumannya sudah dikasih obat. Soalnya setelah itu saya benar-benar nggak berdaya. Sampai kos langsung capek dan mengantuk."
"Saat aksinya, saya nggak bisa memberontak sama sekali. Bisa jadi karena faktor capek, di-support sama obat tidurnya," kata SW.
Merasa janggal, SW lantas menanyakan apa yang telah dilakukan Gilang padanya.
Lantaran merasa aneh dengan hal yang menimpa dirinya, SW kemudian mengungkapkan kejadian itu teman-temannya yang lain.
Akhirnya ia dan Gilang didudukkan bersama.
Kala itu, Gilang meminta maaf padanya dengan muka memohon.
"Setelah kejadian, saya langsung tanya ke dia. Suatu ketika baru saya berani cerita ke beberapa teman."
"Akhirnya, saya dan Gilang sama-sama didudukkan. Waktu itu Gilang ngaku dan minta maaf," katanya.
SW yang saat itu belum mengerti jelas bentuk-bentuk pelecehan seksual menganggap kejadian ini hanya kecelakaan.
"Dulu saya menganggap ini sebagai kecelakaan, walaupun memang sebenarnya disengaja."
"Saat minta maaf, Gilang juga kelihatan nyesek. Tapi saya sudah nggak peduli," katanya.
• Rekam Jejak Pelaku Fetish Kain Jarik, Suka Goda Mahasiswa Baru hingga Pernah Digerebek di Kos
Semenjak kejadian itu, SW mengaku trauma setiap melihat sosok Gilang.
SW yang seangkatan dengan mahasiswa dari luar Surabaya itu merasa tak nyaman.
"Sempat sedih, down. Apalagi sehari, dua hari setelah kejadian, pasti ingat. Apalagi kami satu angkatan, tiap hari ketemu."
"Menjelang ospek jurusan, otomatis mau nggak mau ketemu soalnya kumpul satu angkatan," katanya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini diolah dari Surya.co.id dengan judul Masa Lalu G Fetish Kain Jarik Terungkap, Korban Lain Tak Berdaya Ditutup Selimut, Ini 5 Fakta Baru