Terkini Daerah
Pria Asal Medan 12 Tahun Jadi TNI Gadungan, Terbongkar saat Menumpang Sepeda Motor Anggota Babinsa
Seorang warga Kota Medan ditangkap setelah ketahuan menjadi anggota TNI gadungan. Berhasil terbongkar TNI gadungan dimulai dari kecurigaan Babinsa.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - M (50), warga asal Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara, ditangkap setelah ketahuan menjadi anggota TNI gadungan.
M menjadi TNI gadungan selama 12 tahun sejak 2008, saat dirinya berhenti kerja sebagai sopir pribadi seorang perwira menengah (Pamen) berpangkat Kolonel.
Selama menjadi TNI gadungan, ia mengaku bertugas di Denmadam I/BB.
• 12 Tahun Jadi TNI Gadungan, Pria ini Kepergok karena Salah Seragam, Letkol Agus: Tidak Sesuai Aturan
Untuk meyakinkan orang-orang, M melengkapi diri dengan seragam PDL NKRI berpangkat Peltu, sepatu, baret, sangkur, dan sebuah pistol jenis airsoft gun.
Namun, aksinya terbongkar saat ia menumpang sepeda motor petugas Babinsa Koramil 0201-145/Medan Baru, Serka H Purba di kawasan Jalan Luku, tak jauh dari flyover Simpang Pos.
Saat itu, Purba curiga dengan pada seragam PDL NKRI yang dipakainya.
"Serka H Purba melihat seragam PDL yang dipakai pelaku tidak sesuai aturan yang berlaku,” kata Dandim 0201/BS Letkol Inf Agus Setiandar, dikutip dari KompasTV, Minggu (2/8/2020).
Saat ditanya tentang KTA dan NRP, pelaku menjawab dengan berbelit-belit.
• 12 Tahun Jadi Tentara Gadungan, Kedok Muslianto Akhirnya Terbongkar, Berawal dari Kecurigaan Babinsa
Oleh Purba, M dibawa menuju ke Makaromil 0201-05/Medan Baru.
Saat interogasi, M mengaku jika dia prajurit TNI gadungan.
"M akhirnya mengakui dirinya sebagai tentara gadungan," ujarnya.
Dari tangan pelaku, pihak TNI menyita KTP, SIM, dan kartu keluarga milik M sebagai barang bukti.
Dalam semua dokumen tersebut, M mencantumkan dirinya sebagai prajurit TNI AD.
Selama menjadi TNI gadungan, pelaku sudah memanfaatkan identitasnya untuk mempermudah pengurusan seperti kredit sepeda motor, melamar kerja, dan masuk perguruan tinggi untuk anaknya.
Tak hanya itu, pelaku juga memanfaatkan identitasnya untuk kegiatan proyek.