Kabar Ibu Kota
Bahas Reklamasi Ancol, Ridwan Saidi Sarankan untuk Meniru Soeharto: Sekarang yang Penting Gunting
Budayawan Ridwan Saidi buka suara terkait polemik reklamasi Ancol yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Ridwan Saidi buka suara terkait polemik reklamasi Ancol yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dilansir TribunWow.com, Ridwan Saidi meminta supaya Anies Baswedan bersama Pemprov DKI Jakarta benar-benar mempertimbangkan dan memikirkan secara matang, termasuk anggaran.
Ridwan Saidi lantas menyarankan kepada Anies ataupun kepala pemerintahan lainnya untuk bisa meniru sikap dari Presiden Kedua RI, Soeharto.
Hal ini disampaikan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/7/2020).

• Sebut Anies Baswedan Tak Jujur, Politisi PSI Tunjukkan Peta Kesamaan Reklamasi Ancol dengan 17 Pulau
"Jadi anggarannya sudah dipikirkan, jangan sampai ini program yang cukup ramai itu tercecer," ujar Ridwan Saidi.
"Supaya bisa lancar keuangannya juga dipikirkan," imbuhnya.
Dirinya mencontohkan pemerintahan Soeharto ketika melakukan pembangunan.
Dikatakannya Soeharto baru akan memulai pembangunan ketika anggarannya sudah tercukupi.
"Kita harus meniru Pak Soeharto, Pak Soharto itu tidak akan memulai pembangunan jikalau anggarannya belum cukup," ungkapnya.
Menurutnya, zaman sekarang justru terbalik, yakni mereka lebih mengutamakan peresmian awal suatu proyek.
"Zaman sekarang yang penting gunting, bukannya duit," kata Ridwan Saidi.
"Gunting pita dulu peresmian proyek, mau dibangun atau tidak, masa bodoh amat," sambungnya.
Dirinya kemudian menyinggung soal proyek kereta cepat yang dicanangkan memiliki rute Jakarta-Bandung.
Namun realisasinya tidak sesuai dengan target yang diharapkan di awal, bahkan kabarnya masih mangkrak.
• Haikal Hassan Soalkan Tema ILC soal Reklamasi Ancol, Karni Ilyas: Bukan Anies Ingkar Janji Bacanya
"Kita bisa lihat contoh kereta cepat, dari Jakarta Bandung akhirnya sampai Purwakarta Padalarang, akhirnya Padalarang-Cimahi," jelasnya.