Virus Corona
Secapa AD Jadi Klaster Covid-19 di Jawa Barat, Ridwan Kamil: Kami Sebut sebagai Anomali
Hanya selang satu hari, dua institusi pendidikan militer, Sekolah Calon Perwira (Secapa) AD menjadi klaster penularan Covid 19 di Jawa Barat.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Jalan masuk ke kawasan itu akan ditutup, hanya boleh dimasuki penghuni dan diberlakukan satu pintu.
Aktivitas sekunder dan tersier diperintahkan ditutup selama 14 hari untuk memastikan tidak ada 'kebocoran' penularan virus corona ke luar lingkungan Secapa AD.
Sementara, pengendalian kasus positif corona di dalam kompleks Secapa AD menjadi tanggung jawab TNI AD.
Isolasi dan langkah pencegahan penularan virus corona serupa akan dilakukan pula di Pusdikpom Kodiklat TNI AD.
Dari mana transimisi terjadi?
Pakar Epidemiologi Universitas Padjajaran, Dwi Agustian menyebutkan, waktu menjadi poin penting dalam menyelidiki sumber penularan.
"Analisa kemungkinannya, kalau itu terjadi di suatu diklat, atau ada kegiatan yang mengumpulkan orang banyak di saat bersamaan, kita analisis dulu ini transmisinya sebelum acara atau sesudah acara, waktu menjadi penting," kata Dwi.
Selanjutnya, melacak lokasi terjadinya transmisi. Dimulai dari tujuh hari sebelum dinyatakan positif tes swab.
"Dari mana transmisinya terjadi? Di mana? Mereka yang 1.200 orang itu ada aktivitas keluar atau tidak? Mereka ada di mana (di rentang waktu) tujuh hari dari pengambilan swab. Itu kan harus diidentifikasi.
"Ini memerlukan keterbukaan dari berbagai pihak untuk melacak, kemudian melihat transmisinya dari mana, di daerah mana kemungkinan terjadinya, sehingga kita tahu dan bisa melakukan upaya yang tertarget dari jalur penularan itu," kata Kepala Divisi Epidemiologi Fakultas Kedokteran Unpad itu.
Dari perspektif epidemiologi, Dwi menilai, temuan kasus Covid 19 di Secapa dan Pusdikpom TNI AD adalah hal positif dalam memetakan penularan di Jawa Barat.
Berawal dari kasus positif itulah sumber-sumber penularan bisa dilacak dan diputus.
• UPDATE Virus Corona di Indonesia 11 Juli: Kasus Posiif Covid-19 Tambah 1.671 Jadi 74.018
"Kalau sistem deteksi dini kasus-kasus positif itu tidak diketahui, beredar saja, sampai kemudian melonjak luar biasa dengan datangnya kasus-kasus yang berat di rumah sakit. "
"Jadi kita bisa melihat sumber penularannya, kita selidiki, dengan catatan kita harus melakukan pendataan dengan baik dan lengkap yang kita sebut dengan pelacakan kontak.
"Sekarang bagaimana kasus positif ini bisa ditindaklanjuti dengan respons lacak kontak sehingga bisa memutus transmisi. Jadi ada peluang buat kita memutus transmisi ini," kata Dwi.
Namun di sisi lain, lanjut Dwi, kasus positif ini menjadi peringatan makin meluasnya penularan virus corona dan dikhawatirkan menulari orang-orang yang rentan mengalami gejala Covid 19 yang berat, seperti lansia dan orang yang memiliki penyakit bawaan.