Virus Corona
Soal Pernikahan Berujung Duka, Keluarga Mempelai Sebut KUA Beri Kelonggaran hingga Tak Banyak Tamu
Acara akad pernikahan di Kota Semarang, Jawa Tengah, berujung duka bagi keluarga.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Karena banyak lansia dan anak-anak yang hadir di acara itu, maka hari berikutnya saya lakukan tes swab kepada 20 orang. Hasilnya ada tiga orang positif. Nah mereka ini ternyata punya anak dan di-tracking ketemu lagi dua positif. Dari pihak keluarga inti mempelai, total ada lima positif," kata Hakam.
"Awalnya rapid test reaktif. Kemudian dilakukan swab test pertama di Rumah Sakit Tlogorejo. Hasilnya positif," kenang Khotib.
Ketika dinyatakan positif, Khotib berinisiatif melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Istrinya menyediakan kamar khusus. Di kamar tersebut dipasang tenda untuk tidur.
"Di kamar saya kasih tenda. Saya tidur di dalam tenda agar lebih aman," jelasnya.
Selama isolasi mandiri, Khotib mengonsumsi dua jenis obat. Pehavra, suplemen vitamin dan Azithromycin, antibiotik golongan macrolide yang diberikan secara oral untuk infeksi saluran napas atas (tonsilitis, faringitis), infeksi saluran napas bawah (bronkitis, pneumonia).
Kini Khotib dapat bernapas lega.
Berdasarkan surat keterangan hasil pemeriksaan dari laboratorium sampel Covid-19 yang diterima dari Laboratorium Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret tertanggal 22 Juni 2020 menunjukkan dia negatif Covid-19.
"Ini tinggal tiga hari lagi obat habis," jelas Khotib ketika ditemui di rumahnya, Selasa (22/06).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, mengatakan pihaknya meminta para OTG yang teridentifikasi positif itu untuk diisolasi mandiri dan terapi dengan mengkonsumsi obat.
Di kawasan tersebut juga dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.
"Per Rabu 25 Juni masih ada dua positif."
Adapun keluarga kedua mempelai juga melakukan isolasi mandiri dan melakukan swab test mandiri.
"Delapan orang dari pihak keluarga melakukan swab test mandiri dengan membayar Rp2,3 juta per orang dan hasilnya negatif semua," tegas Hamid, keluarga mempelai perempuan.
• Seorang Ibu Curiga sang Anak Diculik Pria Beristri, Curigai Gelagat Putrinya 2 Minggu sebelum Hilang
Pembelajaran penting
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, mengatakan peristiwa akad nikah di Tambakrejo ini menjadi pembelajaran penting bagi warga Semarang ketika ingin menggelar acara yang mendatangkan orang banyak.