Breaking News:

Terkini Daerah

DPRD Sultra Ragukan Keahlian 152 TKA Asal China di Kendari, Sebut Tak Ada Data Keahlian Kerja

DPRD Sultra meragukan keahlian 152 TKA asal China yang disebut-sebut sebagai tenaga ahli, dan akan dipekerjakan di wilayah tambang di Konawe.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube tvOneNews
Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Abdurrahman Shaleh dalam acara KABAR PAGI tvOneNews, Kamis (25/6/2020). Abdurrahman meragukan kemampuan ratusan TKA asal China yang masuk ke Kendari. 

TRIBUNWOW.COM - Kedatangan 152 tenaga kerja asing (TKA) asal China di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Selasa (23/6/2020), memicu penolakan dari berbagai pihak.

Mulai dari masyarakat hingga mahasiswa melakukan unjuk rasa terhadap datangnya ratusan TKA asal China di tengah pandemi Covid-19.

Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Abdurrahman Shaleh menyatakan keraguannya terhadap keahlian ratusan TKA asal China yang datang ke Kendari.

Massa tolak TKA demo di simpang 4 Bandara Haluoleo Kendari hingga hingga malam dan terlibat bentrok dengan polisi
Massa tolak TKA demo di simpang 4 Bandara Haluoleo Kendari hingga hingga malam dan terlibat bentrok dengan polisi (KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI)

Amerika Sebut Huawei Bahayakan Keamanan Nasional, Rilis Daftar Perusahaan yang Terkait Militer China

Aksi Penolakan TKA China di Kendari Berujung Ricuh, Massa Bakar Ban hingga Lempari Aparat Pakai Batu

Dikutip dari YouTube tvOneNews, Kamis (25/6/2020), keraguan Abdurrahman bukan tanpa dasar.

Ia meragukan skill para TKA asal China itu karena minimnya data tentang mereka.

Abdurrahman menuturkan data yang dimiliki oleh ratusan TKA asal China itu hanyalah data nama.

"Tidak ada data yang diberikan, harusnya kita miliki," kata dia.

"Data mereka datang itu cuma format namanya saja," tambahnya.

Atas keraguan itu, Abdurrahman meminta Kementerian Ketenagakerjaan memeriksa keahlian ratusan TKA asal China tersebut.

"Mumpung ini suasana karantina 14 hari harus dipastikan misal Anda las (teknisi las) las apa? Anda sebagai ahli, ahli di bidang apa," papar Abdurrahman.

Di sisi lain, Kepala Imigrasi Kendari Hajar Aswad memastikan bahwa kedatangan ratusan TKA asal China itu sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Jadi saat ini kondisi pandemi ini, orang asing yang akan masuk ke Indonesia berhadapan pertama kali dengan petugas karantina, petugas kesehatan, bukan imigrasi," kata dia.

"Ternyata semua sesuai ketentuan, sebelum mereka datangpun, kami sudah mengecek data Direktorat Jenderal Imigrasi di kantor pusat di Jakarta, memastikan apakah benar mereka akan masuk ke Indonesia dengan visa kerja, sehingga saat itu kami sudah bawa tersebut ke DPRD," imbuhnya.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/5/2020), ratusan TKA asal China itu nantinya akan dipekerjakan di Kawasan Industri Pertambangan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara.

Mereka diklaim sebagai tenaga ahli oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry.

Pada saat Rabu lalu protes penolakan ratusan TKA asal China itu terjadi.

Demonstran berasal dari berbagai elemen, mulai dari mahasiswa, organisasi kepemudaan hingga anggota DPRD Sultra Fraksi PKS Sudirman.

Sudirman meragukan status ratusan TKA asal China itu yang disebut-sebut sebagai tenaga ahli.

"Katanya tenaga ahli, tapi faktanya pegang sekopang (sekop) dan angkat galon juga campur-campur pasir," teriak Sudirman dalam orasinya.

Bantah Para TKA China Pakai Visa Kunjungan

PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) bersikukuh menegaskan bahwa ratusan TKA asal China yang didatangkan ke Kendari adalah tenaga ahli.

Ia mengatakan ratusan TKA tersebut resmi menggunakan visa kerja dan membantah bahwa ada yang datang menggunakan visa kunjungan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh External Affair Manager PT VDNI Indrayanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/6/2020).

“Mereka, 500 TKA China adalah tenaga ahli, yang sudah mendapatkan dokumen Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dari Kemenaker, persetujuan telex visa dari Dirjen Imigrasi, dan menggunakan visa 312 atau visa kerja dan bukan 211 visa kunjungan seperti yang dituduhkan,” terangnya.

Rencananya nanti 500 TKA asal China itu akan didatangkan secara bertahap.

Ratusan tenaga ahli tersebut nantinya ditugaskan untuk memasang alat yang digunakan untuk pengerjaan smelter.

Setelah alat siap beropreasi, staf yang mengopreasikan laat tersebut nantinya adalah para tenaga kerja Indonesia yang disekolahkan oleh perusahaan ke China.

“Mereka itu tenaga kontraktor dari China yang punya skill tersendiri. Mereka ini juga yang akan memberi petunjuk tentang bagaimana mengoperasikan dan bagaimana menghemat listrik,” ujar Indrayanto.

Indrayanto menambahkan, ratusan TKA China itu akan kembali apabila alat-alat smelter sudah terpasang dan siap beroperasi.

"Nantinya, 500 TKA ini akan kembali setelah 3 bulan, paling lama 6 bulan, sesudah selesai pemasangan alatnya,” terangnya.

Sebut China Manfaatkan Pandemi Covid-19 untuk Lebarkan Kekuasaan, Pakar: Proyek One Belt, One Road

Simak video selengkapnya mulai menit ke-1.40:

(TribunWow.com/Anung)

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Tiga TKI Tersesat dan Hilang di Hutan Perbatasan Malaysia, Terakhir Kontak Keluarga 13 April" dan "500 TKA China Datang ke Sultra, PT VDNI: Gunakan Visa Kerja, Mereka Tenaga Ahli"

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Tenaga Kerja Asing (TKA)KendariSulawesi Tenggara
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved