Breaking News:

Terkini Nasional

Aria Bima Tegaskan Ekasila Trisila di RUU HIP Bukan dari PDIP, Ketua PA 212: Partainya Apa?

Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima menegaskan bahwa konsep Ekasila dan Trisila dalam RUU HIP itu bukan dari PDIP.

YouTube/Talk Show tvOne
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima menegaskan kepada Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif bahwa konsep Ekasila dan Trisila dalam RUU HIP itu bukan dari PDIP. 

Aria Bima lantas mengaku tidak membenarkan tudingan yang disampaikan oleh Slamet Maarif.

Menurutnya, dalam poin-poin dalam RUU HIP tidak seperti yang dibayangkan oleh Slamet Maarif maupun masyarakat Indonesia.

Dirinya menganggap bahwa Slamet Maarif belum pernah membaca pidato presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno pada 1 Juli, bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila.

Aria Bima lantas membacakan potongan pidato dari Ir. Soekarno.

 Bendera Kebesarannya Dibakar, PDIP akan Tempuh Jalur Hukum: Kami Tengarai Ini Memang Disengaja

"Kalau Pak Slamet ada tuduhan tadi ada unsur-unsur yang itu dianggap tidak sesuai dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, karena ada ketuhanan yang berkebudayaan," ujar Aria Bima.

"Tak bacakkan, 'Gek-gek' (jangan-jangan, -red) Pak Slamet belum pernah baca pidato Bung Karno 1 Juli?" ucapnya.

"Saya bacakan, prinsip kelima menyusun Indonesia merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa."

"Prinsip ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan, tuhannya sendiri."

"Hendaknya negara Indonesia negara yang tiap-tiap orangnya menyembah Tuhan, dengan cara yang leluasa, segenap rakyat hendaknya bertuhan secara berkebudayaan yakni dengan tiada egoisme agama dan hendaknya negara Indonesia suatu negara bertuhan marilah kita amalkan jalankan agama baik Islam, baik Kristen dengan cara beradab," kata Aria Bima membacakan pidato dari Ir. Soekarno.

Aria Bima mengakui bahwa dirinya juga paham dengan yang apa dimaksud dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sementara itu menurutnya, terkait perubahan Ketuhanan yang Berkebudayaan bukan berarti menghilangkan Tuhan yang satu tadi.

"Jadi begini, kita paham betul yang bener itu ketuhanan yang maha esa," kata Aria Bima.

"Jangan diantitesis itu proses awal, ketuhanan dan kebudayaan itu bukan antitesis bukan menghilangkan Ketuhanan Yang Maha Esa," tegasnya.

"Memang berbudaya, cara mengekspresikan ketuhanan itu," pungkasnya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Aria BimaPDIPPA 212RUU HIPSlamet Maarif
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved