Breaking News:

Terkini Internasional

Nasib Penderita Disabilitas selama Pandemi Virus Corona, Ayesha: Aku Merasa Terasing, Terputus

Pandemi Covid-19 yang melanda sejumlah negara menimbulkan dampak yang lebih parah bagi para penyandang disabilitas.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Tangkapan Layar YouTube BBC News
Penderita disabilitas Ayesha Gavin dan Holly Matties dalam tayangan BBC News, Selasa (22/6/2020). Kedua penderita disabilitas tersebuy mengaku semakin merasa kesulitan akibat dampak pandemi Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Pandemi Covid-19 yang melanda sejumlah negara menimbulkan dampak yang lebih parah bagi para penyandang disabilitas.

Penggunaan masker selama pandemi Virus Corona telah ditekankan oleh seluruh negara demi memutus rantai penyebaran virus.

Namun, hal ini menjadi hambatan sendiri terutama bagi penyandang tuna rungu yang perlu membaca gerak bibir dan ekspresi wajah untuk berkomunikasi.

Selain itu, para penyandang disabilitas ini juga merasakan ketakutan karena harus bergantung pada orang lain agar tidak tertular.

Cerita Penderita Asma yang Tak Bisa Gunakan Masker di Tengah Covid-19, Sering Dapat Stigma Negatif

Dilansir akun YouTube BBC News, Selasa (23/6/2020), seorang penderita disabilitas asal Inggris, Ayesha Gavin, yang memiliki kesulitan dalam berjalan dan mendengar menuturkan kesulitannya.

Wanita yang menggunakan kursi roda tersebut harus secara rutin menjalani perawatan medis sehingga perlu bepergian ke klinik beberapa kali.

Selain memiliki potensi tertular Virus Corona dalam perjalanan, Ayesha juga merasakan kesulitan lain akibat protokol kesehatan yang diberlakukan.

"Aku merasa gugup, para dokter dan suster mengenakan masker. Aku tidak tahu apa yang mereka katakan," ujar Ayesha.

Selain dengan isyarat tangan, Ayesha harus membaca gerak bibir untuk mengetahui maksud lawan bicaranya.

Ia biasanya juga mengerti keadaan sekitar dengan menganalisa ekspresi wajah dan gerak bibir orang sekitarnya.

Namun, penggunaan masker membuat ia merasa terasing karena tidak bisa meraba-raba apa yang sedang dilakukan orang-orang sekitarnya.

Teror Penusukan Terjadi di Forbury Gardens Inggris, Akibatkan 3 Orang Tewas, Berikut Penuturan Saksi

Sebut Covid-19 sebagai Kung Flu, Trump Klaim Telah Berjasa Menyelamatkan Nyawa Ratusan Ribu Orang

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, apa yang mereka katakan. Hal ini mengurangi kekuatan dan kepercayaan dirimu saat mengetahui kau tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain," kata Ayesha.

"Aku pikir aku akan mendeskripsikannya sebagai perasaan tak berdaya. Aku merasa terasing, terputus," tuturnya.

Sementara itu, Holly Matties, seorang penderita disfungsi penglihatan, mengaku merasakan ketakutan karena tidak mampu memberlakukan physical distancing.

Hal ini bukan karena Holly tidak mau, tetapi karena ia tak mampu melihat keberadaan orang di sekitarnya.

"Saat aku tak sengaja bertabrakan dengan orang di jalan saat keluar rumah, aku merasa stres, aku juga merasa ketakutan," ungkap Holly.

Ia juga mengaku merasa kesulitan karena tidak bisa melihat orang lain sehingga tidak bisa menghindari mereka.

Holly mengeluhkan ia harus bergantung pada kepedulian orang lain untuk melaksanakan physical distancing karena ia sendiri tak mampu.

"Ini sangat sulit karena aku tidak bisa melihat sekelilingku. Jadi aku benar-benar bergantung pada orang lain untuk tertib mengikuti aturan (kesehatan), karena aku tidak bisa," papar Holly.

"Menjadi tunanetra tidak membuatku lebih rentan secara medis bila terkena Covid-19, tapi situasinya yang membuatku lebih rentan," ucapnya.

Sejumlah lembaga yang membantu para penderita disabilitas mengaku lebih sering mendapat keluhan selama lockdown dilonggarkan.

Pasalnya, mereka diharuskan beraktivitas seperti biasa sementara penyebaran Virus Corona diluar masih kerap terjadi.

Perwakilan lembaga bantuan penyandang disabilitas Deafblind UK, Clare Watson mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki disabilitas sangat dirugikan.

"Mereka kesulitan dengan aturan penggunaan masker saat di transportasi umum. Saat berada di luar mereka juga merasa ditinggalkan," ujar Clare.

"Mereka tidak merasa dimengerti oleh masyarakat dan pemerintah, dan kami merasa orang-orang ini (penyandang disabilitas) paling dirugikan dengan pelonggaran lockdown," tandasnya.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

(TribunWow.com)

Tags:
Virus CoronaCovid-19DisabilitasInggris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved