Virus Corona
Kasus Corona di Jakarta Naik, Pandu Riono Sebut Bukan karena Transisi: 2 Minggu Lalu Terjadi Apa?
Pakar Epidemiologi UI Pandu Riono memberikan tanggapan terkait adanya lonjakan kasus Virus Corona di Jakarta saat memasuki
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memberikan tanggapan terkait adanya lonjakan kasus Virus Corona di Jakarta saat memasuki masa transisi.
Dilansir TribunWow.com, DKI Jakarta sempat mencatatkan kasus Corona tertinggi dengan 248 kasus pada Selasa (9/6/2020).
Jumlah tersebut memecahkan rekor sebelumnya yaitu di angka 248 pada 16 April 2020 lalu.
Meski sudah menurun pada update terakhir pada Jumat (12/6/2020), namun masih terbilang cukup tinggi, yakni sebanyak 93 kasus baru.

• Kabar Baik, BIN dan Unair Klaim 5 Kombinasi Obat yang Efektif Tangani Virus Corona di Indonesia
Menanggapi kenaikan kasus di Ibu Kota, Pandu Riono menilai tidak bisa semata-mata dihubungkan dengan masa transisi.
Menurutnya, kejadian yang terjadi pada saat ini merupakan cerminan pada dua minggu sebelumnya.
Dirinya lantas menanyakan kondisi terjadi pada dua minggu yang lalu.
Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa yang tayang di kanal Youtube Najwa Shihab, Kamis (11/6/2020).
"Kalau kasus hari ini adalah dua minggu yang lalu. Artinya dua minggu yang lalu terjadi apa?" kata Pandu Riono.
Pandu Riono mengatakan bahwa pada dua minggu yang lalu adalah diwarnai dengan adanya peningkatan aktivitas masyarakat jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, termasuk adanya arus balik.
Ia menilai kondisi itulah yang menjadi sebab meningkatkan kasus Corona di Jakarta pada beberapa hari terakhir.
Menurutnya, tidak hanya di Jakarta yang mengalami lonjakan kasus, melainkan daerah-daerah lain yang dua minggu sebelumnya juga terjadi mudik dan arus balik, seperti Jawa Timur, khususnya Surabaya.
• Anies Baswedan Tegas Tolak Najwa Shihab yang Sebut Jakarta New Normal: Kita Belum Aman, Ini Transisi
"Dua minggu lalu terjadi hari raya Lebaran. Juga selama Ramadan ada arus mudik dan arus balik," terangnya.
"Itu yang memengaruhi di Jawa Timur dan Jakarta, peningkatan kasus itu karena pergerakan penduduk," jelasnya.
Sedangkan untuk potensi keramaian yang terjadi pada saat ini atau setelah adanya pelonggaran, maka dampaknya baru akan kelihatan pada dua minggu ke depan.
"Kalau kita melihat hari ini ada kemungkinan potensial peningkatan kasus, kita evaluasi nanti minggu depan atau dua minggu lagi," kata Pandu Riono.
"Polanya seperti itu. Penularannya akan terlihat beberapa hari setelah terjadi kemungkinan potensial penularan," jelasnya.
Maka dari itu, dirinya tidak setuju jika kenaikan kasus di Jakarta karena disebabkan adanya pemberlakukan masa transisi.
Menurutnya, evaluasi kejadian hari ini akan terlihat pada dua minggu setelahnya.
"Jadi tidak bisa dihubungkan hari ini ada pelonggaran, terus ada kasus karena hari ini yang meningkatkan kasus," pungkasnya.
• Klarifikasi soal Terjadinya Lonjakan Kasus Corona di Jakarta, Anies Baswedan: 2x Lipat Pengujian
Simak videonya mulai menit ke- 10.25:
Klarifikasi Anies Baswedan soal Lonjakan Kasus
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan penjelasan mengapa terjadi lonjakan kasus Virus Corona di wilayahnya.
Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa pada Rabu (5/11/2020).
Anies menjelaskan bahwa saat melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pihaknya mengecek kesiapan fasilitas kesehatan terlebih dahulu.

• Di Mana Terawan saat Mulai New Normal? Najwa: 3 Bulan Hampir Tiap Minggu Kami Undang Tak Bersedia
"Jadi ketika kita memutuskan untuk melakukan transisi maka langkah pertama yang dilakukan bukan ngecek pertokoan, masjid, gereja, bukan."
"Yang harus dipersiapkan itu adalah fasilitas kesehatan karena ini yang menyebabkan potensi mengalami lonjakan bila terjadi penambahan kasus," jelas Anies.
Selain itu pengujian juga ikut ditingkatkan sehingga lonjakan kasus terjadi.
Sebagian besar pasien positif tidak bergejala Covid-19.
"Yang kedua testing ditingkatkan jadi seperti kemarin, kemarin itu rekor Jakarta."
"Rekor ini sesungguhnya 113 pasien dan ada 110 itu active tracing, jadi yang 110 yang tertangkap sebagai positif, itu bukan orang yang bergejala."
"Itu 44 persen yang ketemu adalah hasil puskesmas yang aktif," ungkapnya.
• Setuju dengan Anies, Bima Arya Usul ke WO Konsep Resepsi Nikah Takeaway: Tidak Semua Cocok di KUA
Abnies menjelaskan pihaknya melakukan dua kali lipat pengecekan.
"Jadi kita sejak hari Minggu itu melakukan testing dua kali lipat lebih banyak dari hari biasanya."
"Kenapa? karena ini memang protapnya begitu, ketika kita melakukan pelonggaran maka kemampuan testingnya harus ditingkatkan," kata dia.
Demi mengantisipasi lonjakan pasien yang dirawa, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan fasilitas kesehatan yang lebih banyak daripada sebelumnya.
"Untuk kita mencegah terjadinya lonjakan, ketika kita melihat lonjakan kita melihat apakah ini dari pasien ataukah ini dari puskesmas yang keliling."
"Di Jakarta kuota puskesmas itu dinaikkan, jadi dua kali lipat kerjakan itu," kata dia. (TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)