Virus Corona
Pasar Minggu Kota Bengkulu Acuhkan Protokol Kesehatan Covid-19, Pedagang: Hanya Tuhan yang Tahu Lah
Seorang pedangang di Pasar Minggu Kota Bengkulu bernama Nikson menjelaskan alasan dirinya mengabaikan protokol kesehatan Virus Corona (Covid-19).
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Pakai masker pun kalau sudah datang ya mau gimana," imbuhnya.
Banyaknya pelanggaran di Pasar Minggu Kota Bengkulu rupanya diiringi dengan minimnya petugas jaga yang berada di lapangan.
Padahal pasar merupakan satu diantara tempat yang paling rentan penyebaran Virus Corona.
Lihat videonya
• Bawa Surat Bebas Covid-19, Dua Penumpang Pesawat Dinyatakan Positif Corona seusai Mendarat
Sering Dapat Arahan Tak Jelas soal Covid-19
Pakar Epidemiologi Universitas Padjajaran (Unpad) dr Bonny W Lestari menyebutkan pemerintah pusat sering menyampaikan kebijakan yang tidak sinkron terkait penanganan Covid-19.
Sebagai tenaga medis, ia mengaku sering mendapat surat edaran yang bertentangan satu sama lain.
Dokter Bonny menilai seharusnya ada komunikasi yang lebih baik sebelum kebijakan tersebut diedarkan ke daerah-daerah.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam acara Dua Arah di Kompas TV, Senin (8/6/2020).
Awalnya, ia menyebutkan koordinasi beberapa lembaga di pemerintah pusat tampak tidak sinkron.
"Sebetulnya sudah disiapkan rambu-rambunya oleh Gugus Tugas. Hanya saya lihat koordinasi di pusat sendiri tidak sinergi," ungkap dr Bonny W Lestari.
Ia menyebutkan sering mendapat surat edaran yang isinya berbeda-beda.
Sebagai contoh tentang pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kami di daerah sering dapat edaran-edaran. Jadi penentuan pelonggaran itu berbeda," ungkap dr Bonny.
"Gugus Tugas mengeluarkan, Bappenas mengeluarkan, Kemendagri sempat mengeluarkan tapi kemudian ditarik lagi," paparnya.
Ia mengakui kebijakan yang berbeda-beda itu menimbulkan kebingungan.