Virus Corona
Tak Sepakat dengan Istilah New Normal dari Pusat, Walkot Malang Sutiaji: Saya Ikuti Pedoman WHO
Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku tidak sepakat dengan penyebutan istilah New Normal yang disampaikan oleh pemerintah pusat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
Trubus Rahardiansyah kemudian membandingkan dengan masyarakat DKI Jakarta yang juga tengah menerapkan PSBB masa transisi.
Ia menilai pola perilaku masyarakat di sana masih tetap sama saja.
• Aturan dan Syarat Bepergian saat New Normal, Mulai dari Tes PCR hingga Rapid Test
"Kalau dilihat, di DKI Jakarta enggak. Tetap aja sama," kata Trubus Rahardiansyah menanggapi.
Trubus menyebutkan penerapan PSBB di Malang tersebut dapat menjadi referensi bagi daerah lain tentang bagaimana mengarahkan masyarakat.
Ia menyebutkan ada faktor sosialisasi yang baik kepada masyarakat.
"Ini yang disampaikan dari Malang cukup menjadi referensi. Artinya loyalitas masyarakat bisa diarahkan," papar Trubus.
"Mungkin di sana sosialisasi, edukasi, dan komunikasinya berjalan cukup optimal," lanjutnya.
Trubus lalu membandingkan dengan penerapan PSBB di Jakarta.
Ia menyebutkan saat ini pertumbuhan kasus baru semakin bertambah di wilayah ibu kota tersebut.
"Tetapi daerah seperti DKI Jakarta ternyata tidak optimal. Artinya PSBB tetap saja tinggi terjadi (kasus baru), transisi juga," jelas Trubus.
"Kemarin malah tambah 163 kasus. Ini jadi hal yang perlu dipertimbangkan pula," ungkapnya.
• Disinggug PSBB Transisi DKI Jakarta, Pakar Kesehatan UI Soroti Kebosanan Masyarakat: Itu Masalah
Menanggapi penjelasan Trubus, Wali Kota Sutiaji memaparkan bagaimana PSBB diterapkan di wilayahnya.
Ia menyebutkan PSBB di Malang dilakukan dengan melibatkan masyarakat melalui Kampung Tangguh.
"Di kami perguruan tinggi kami ajak sama-sama untuk menangani ini. Jadi kami kota kecil tapi perguruan tingginya ada lebih dari 50," kata Sutiaji.