Terkini Nasional
Cara agar Anies Menang jika Maju 2024, Pakar: Harus Dapat Dukungan dari Pemilih Jokowi dan Prabowo
Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi mengungkap agar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa 'menang' terkait elektabilitas.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi mengungkap agar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa 'menang' terkait elektabilitas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2020.
Hal itu disampaikan Burhanuddin Muhtadi saat diwawancara Kompas TV pada Senin (8/6/2020).
Mulanya, Burhanuddin menjelaskan dirinya memiliki data peta dukungan pada sejumlah tokoh.
• Sebut Anies hingga AHY, Burhanuddin Ungkit Kalahnya Prabowo di Pilpres 2019: Pemilihnya Diperebutkan
"Nah saya punya data kita lihat siapa yang memilih Anies, siapa yang memilih Prabowo, siapa yang memilih nama-nama lain," ungkap Burhan.
Ia mengatakan, Anies kini tengah berusaha mengambil perhatian dari pendukung Prabowo Subianto pada 2019.
Sedangkan, suara pendukung Prabowo kini telah diperebutkan banyak tokoh.
"Kemudian kita cross dengan pilihan 2019, sepertinya Anies ini memperebutkan captive yang sama, yaitu pemilih Pak Prabowo pada 2019."
"Nah (suara) Pak Prabowo di 2019 ini sudah diperebutkan oleh banyak orang, Prabowo sendiri, Anies, Sandiaga Uno, Gatot dan AHY."
"Jadi Ibarat kolam, kolamnya itu sudah penuh sama pemain," ujar Burhanuddin.
• Bandingkan Pendukung Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil, Pengamat: Pemilih Ganjar dan RK Mudah Move On
Sedangkan suara pendukung Jokowi kini masih belum diperebutkan.
Burhanuddin mengatakan Anies bisa memanfaatkan kekosongan itu.
Namun, hubungan Anies dengan Pemerintah Pusat sering dianggap berlawanan.
"Nah yang kosong adalah Pemilih Jokowi di 2019, nah ini masih kosong."
"Nah sayangnya menurut kacamata Anies, sayang dalam perspektif Anies adalah ada narasi yang ditangkap oleh pemilih Jokowi bahwa hubungan antara Anies dengan Pemerintah Pusat itu antagonistik," jelasnya,
Akibatnya pendukung Jokowi sedikit yang kemudian juga mendukung Anies.
"Dan itu yang menjelaskan ketika saya cross Pemilih Jokowi yang memilih Anies kecil," sambungnya.
• Anies Kenalkan KSBB di Forum Internasional terkait Corona: Mari Balas Apa yang Telah Jakarta Berikan
Sehingga, Burhan menilai jika Anies ingin meraih suara yang banyak harus bisa mendapat dukungan dari pemilih Jokowi maupun Prabowo.
"Kalau pengin menang itu harus mendapat dukungan dari basis pemilih Jokowi maupun basis pemilih Prabowo," kata dia.
Lihat videonya mulai menit ke-7:15:
Elektabilitas Prabowo Anjlok
Pengamat Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Karim Suryadi menyoroti anjloknya elektabilitas Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, Karim Suryadi menduga melorotnya ekektabilitas Prabowo disebabkan karena masa pandemi Virus Corona.
Ia menyatakan, wabah Virus Corona dijadikan ajang perlombaan sejumlah tokoh demi maju di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Karim Suryadi dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (8/6/2020).

• Bayar Mahal Dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2019, Ustaz Abdul Somad: Yang Saya Dapat Apa?
• Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo dan Jokowi Menurun, Ganjar dan Ridwan Kamil Makin Meningkat
Selain Prabowo, Karim juga menyoroti kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Ia menilai, publik menilai Anies Baswedan dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan kepala daerah lainnya.
"Tapi beda dengan DKI, bagaimana mungkin cara Anies menangani banjir sebelum Covid ini muncul kok dibanding-bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya," kata Karim.
"Ini kan dua hal yang tidak relevan menurut saya."
Karim mengatakan, sebagian besar publik menilai kinerja pemimpin daerah dari cara penanganan Virus Corona.
Meskipun begitu, Karim menyebut banyak parameter lain yang bisa menunjang jalan kepala deerah menuju Pilpres 2024.
"Jadi saya percaya ini sebagian besar merupakan cerminan publik atas kinerja mereka terhadap penanganan Covid," jelas Karim.
"Tapi ini bukan satu-satunya parameter yang digunakan publik untuk menilai mereka."
Tak hanya itu, Karim juga menilai waktu menuju Pilpres 2024 masih cukup panjang.
• Pada Refly Harun, Ustaz Abdul Somad Sebut Alasan Dukung Prabowo di Pilpres 2019: Bagian dari Pilihan
Dengan jeda waktu sekitar 4 tahun, para tokoh memiliki banyak kesempatan untuk menarik hati masyarakat Indonesia.
"Meskipun jujur masih akan banyak variabel yang akan menentukan dinamika elektabilitas para tokoh yang punya kans untuk 2024," tuturnya.
"Pertama, karena waktunya masih panjang."
Lantas, Karim menyebut isu soal Virus Corona menjadi faktor paling penting untuk menunjang elektabilitas para pemimpin daerah.
Jika pemimpin daerah dirasa maksimal menangani Virus Corona, Karim menduga elektabiltas akan semakin mudah ditingkatkan.
"Kemudian yang kedua juga sekarang ini relatif tidak ada faktor lain yang mengantrol elektabilitas tokoh itu," kata Karim.
"Selain ya Corona ini."
Tak hanya soal pemimpin daerah, Karim turut menyinggung nama Prabowo.
Sebelumnya, Prabowo sudah digadang-gadang menjadi calon kuat di Pilpres 2024 mendatang.
Namun selama wabah Virus Corona berlangsung, Karim justru menilai elektabilitas Prabowo turun drastis.
"Sehingga tokoh-tokoh yang tidak terlibat langsung akan sulit mendapatkan keuntungan dari isu ini," tutur Karim.
"Sebagai contoh bagaimana Pak Prabowo begitu drastis melorot karena performnya tidak terlibat langsung."
"Demikian juga calon-calon yang lain," tandasnya.
• UAS Ungkap Alasan Tolak Jadi Cawapres Prabowo, Refly Harun: Munculnya UAS Bisa Ubah Peta Politik
Simak video berikut ini menit ke-2.24:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)