Virus Corona
Soroti Euforia Masyarakat saat Pelonggaran PSBB, Pakar Epidemiologi: Kita Bermain dengan Risiko
Pakar Epidemiologi UI, Pandu Riono menyoroti euforia masyarakat yang terjadi saat pelonggaran PSBB.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono menyoroti euforia masyarakat menyambut pelonggran PSBB yang bakal dilakukan pemerintah secara bertahap.
Hal itu disampaikan Pandu Riono melalui tayangan di kanal YouTube Inews, Minggu (7/6/2020).
Awalnya Pandu Riono menyinggung mengenai angka penularan yang terus meningkat.

• UPDATE Virus Corona di Indonesia: Kasus Positif Bertambah Jadi 31.186, Meningkat 672 Pasien
Bahkan pada, Sabtu (6/6/2020), Indonesia kembali mengalami rekor jumlah penularan baru yakni 993 orang dalam sehari.
Mengenai belum memuncaknya angka penularan, pihaknya sebenarnya khawatir dengan euforia masyarakat saat PSBB mulai dilonggrakan.
Ia khawatir apabila masyarakat menganggap seolah-olah pandemi Covid-19 ini telah selesai.
Apalagi di wilayah DKI Jakarta yang sebenarnya risiko penularannya masih tingi.
"Di mana-mana juga begitu, dilonggarkan terjadi euforia masyarakat, dan seakan-akan pandemi ini sudah selesai," tutur Pandu dikutip TribunWow.com.
"Padahal risikonya masih tinggi, Jakarta itu masih merah, tingkat kewaspadaannya masih merah," tambahnya.
Oleh karena itu, Pandu menilai yang paling penting untuk dilakukan saat ini adalah memahamkan masyarakat agar tidak menganggap pandemi telah usai.
Masyarakat mesti paham bahwa pelonggaran yang dilakukan hanyalah agar bisa kembali berkegiatan namun tidak melupakan protokol kesehatan yang selalu digaungkan.
"Jadi harus diberi tahu ke masyarakat bahwa ini belum selesai, bahwa ini hanya dilonggarkan untuk supaya masyarakat bisa berkegiatan," tutur Pandu.
"Asalkan menggunakan masker, cuci tangan dan sebagainya, karena ini kita harus mengurangi risiko," imbuhnya.
• Surabaya Klaster Baru Corona, Hasil Rapid Test Massal BIN dan Pemkot Total 1.300 Reaktif Covid-19
• Angka Kematian akibat Virus Corona Melebihi Italia, Presiden Brasil Jair Bolsonaro: Itu Takdir
Melihat masih tingginya penularan, Pandu menganggap masyarakat Indonesia bermain dengan risiko.
Sebab, pelonggaran yang dilakukan pastinya masih dalam tahap uji coba dan akan dilakukan secara bertahap.
"Kita tuh bermain dengan risiko, risikonya masih tinggi. Jadi jangan bermain-main dengan Covid karena risikonya tingi, tanpa masker, tanpa cuci tangan, tanpa itu akan membiarkan dirinya terinfeksi," kata Pandu.
"Kalau ngomongin kriteria, ya sudah mulai. Tapi kan tahapannya masih transisi, diuji coba," lanjutnya.
"Apakah kalau dilepas pelan-pelan masyarakat akan sadar? Jadi tuh kita sebenarnya bermain dengan risiko, dan risiko ini yang harus kita tanggung bersama ketika terjadi peningkatan," tambahnya.
Oleh karena itu, Pandu menegaskan yang mesti dilakukan saat ini adalah bagaimana masyarakat tetap patuh dengan protokol kesehatan.
Pandu melihat, untuk tahap ini masyarakat diharapkan harus sudah aktif melaksanakan dan mengingatkan bahkan bila tanpa pengawasan ketat sekali pun.
Sebab, bila bergantung pada pengawasan pemerintah atau aparat, hal itu akan sama saja tak berdampak apa-apa apabila masyarakatnya sendrii tidak memiliki kesadaran.
"Jadi kita harus segera melakukan upaya-upaya supaya masyuarakat itu patuh, itu yang harus kita pikirkan, termasuk supaya setiap masyarakat harus aktif melakukan, mengingatkan dan sebagainya."
"Jadi tidak lagi menyerahkan lagi pada pemerintah, ini kan tidak bisa dimonitor seleruhnya oleh pemerintah, berapasih Satpol PP, berapa sih aparat Pemda, nah ini yang saya kira masyarkat sendiri yang perlu mengentrol dan mengawasi."
• Tanggapi PSBB Transisi di DKI Jakarta, Sandiaga Uno Tak Setuju Pembukaan Mal: Usaha Kecil Menengah
Simak videonya mulai 11.11
Pandu Riono Setuju PSBB Jakarta Diperpanjang
Pandu Riono setuju apabila pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali diperpanjang di Jakarta.
Sebelumnya telah resmi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan PSBB dilanjutkan dan bulan Juni menjadi masa transisi.
PSBB diketahui bertujuan menekan pertumbuhan kasus baru Virus Corona (Covid-19).

• PSBB Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan Putuskan Bulan Juni Masa Transisi: Ada yang Masih Merah
Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono menjelaskan kondisi saat ini sudah memungkinkan untuk melonggarkan PSBB pada sektor-sektor tertentu.
Meskipun begitu, ia setuju apabila PSBB harus diperpanjang.
Hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Kamis (4/6/2020).
Awalnya, Pandu menyinggung bagaimana penanganan Covid-19 di DKI Jakarta sudah menunjukkan hasil yang baik.
"Saran saya, walaupun angka reproduksinya sudah 1, kasus sudah menurun konsisten, testing sudah meningkat, dan layanan kesehatan sudah siap," kata Pandu Riono.
Ia menyebutkan ada beberapa kegiatan yang sudah dapat diizinkan dalam PSBB kali ini.
Hal itu ia sampaikan mengingat masyarakat sudah berdiam di rumah selama tiga bulan PSBB.
"Saya menyarankan kepada Pak Anies untuk dilanjutkan PSBB, tapi boleh melepaskan atau mengurangi kegiatan pembatasan tadi dengan pilihan yang sangat hati-hati dan bertahap," jelasnya.
"Kita tidak mungkin menyekap penduduk untuk tinggal di rumah saja," ungkap Pandu.
Meskipun PSBB mulai dilonggarkan, ia menekankan pentingnya tetap waspada.
Pandu juga mengingatkan selalu ada kemungkinan gelombang dua lonjakan kasus.
• PSBB di Jakarta Selesai, Epidemiolog Akui Tugas Anies Baswedan Tak Mudah: Antara Aman Tidak Aman
"Kita angkat pelan-pelan pelonggaran ini, kita mudahkan, tapi diiringi dengan peningkatan kewaspadaan," jelas Pandu.
"Kita potensial menghadapi kenaikan kasus," katanya.
Seperti diketahui, sejauh ini belum ada vaksin atau obat yang terbukti dapat mencegah Virus Corona.
Meskipun begitu, Pandu menyebutkan ada langkah preventif yang dapat dilakukan masyarakat.
"Vaksin yang kita punya cuma tiga. Satu, menggunakan masker. Dua, cuci tangan. Tiga, menjaga jarak," papar ahli Epidemiologi ini.
Menurut dia, protokol tersebut tidak boleh longgar dilakukan oleh masyarakat.
"Ini yang penting kita terapkan baik oleh masyarakat maupun pelaku usaha yang mulai diizinkan untuk kegiatan," tegas Pandu.
Meskipun beberapa sektor usaha sudah dapat dibuka, Pandu menyebutkan pembelajaran di sekolah masih rawan untuk beroperasi kembali.
"Tetapi jangan dulu membuka sekolah atau membuka kegiatan yang bisa menimbulkan risiko yang jauh lebih besar," tegasnya.
"Tapi kegiatan yang risikonya rendah, itu boleh diangkat dengan pengawasan yang ketat," lanjut Pandu.
Pandu menyinggung bagaimana penanganan Virus Corona harus melibatkan masyarakat.
"Kita juga mulai mengalihkan pembatasan sosial berbasis komunitas, sehingga komunitas mengambil alih tanggung jawab," papar Pandu.
"Kita semua menjadi elemen untuk menekan penularan dan kita bisa mulai kegiatan yang kita inginkan," tutupnya. (TribunWow.com/Rilo/Brigitta)