Virus Corona
Bahas Polemik New Normal, Hendri Satrio Singgung Kondisi Ekonomi: Kalau Gak Optimis Makin Terpuruk
Pengamat Komunikasi Politik, Hendri Satrio turut mengomentari soal rencana New Normal yang akan segera diterapkan di tengah pandemi Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Kalau dari hasil survei Kedai Kopi sih jelas, selama Covid ini keuangan keluarga memang terpuruk."
Lantas, Hendri menyinggung kondisi perekonomian masyarakat yang semakin terpuruk semenjak dilanda Virus Corona.
Ia menilai, ada satu hal potensi besar di Indonesia yang tak dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah.
"Itu lebih dari 50 persen saya katakan keadannya memburuk memang, tapi memang harus optimis," terang Hendri.
"Salah satu cara optimisnya apa? Indonesia punya satu senjata yang kurang maksimal dilakukan oleh pemerintah, kurang maksimal dimanfaatkan oleh pemerintah namanya filantropi, kedemawanan."
"Negara kita, Indonesia ini termasuk salah satu yang terbaik dari sisi kedermawanan," tandasnya.
• Ragukan New Normal Indonesia, Epidemiolog Pandu Riono: Kalau Dibilang Siap, Itu Enggak Ada yang Siap
Simak video berikut ini menit ke-2.50:
Kritikan Epidemiologi UI
Di sisi lain, sebelumnya istilah new normal atau tatanan kelaziman baru kini semakin santer terdengar.
New normal sendiri memiliki makna untuk hidup seperti biasa namun dengan tetap mengindahkan protokol penanganan Virus Corona (Covid-19) seperti memakai masker dan jaga jarak.
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono justru memandang pesimis langkah tersebut.
• Bersiap New Normal, Jakarta akan Buka Unit Kegiatan Bertahap, Wagub: Masyarakat untuk Tetap Sabar
Menurutnya Indonesia belum siap untuk menerapkan new normal.
Dikutip dari acara SAPA INDONESIA PAGI, Senin (1/5/2020), meskipun menyatakan Indonesia belum siap, Pandu menyarankan langkah tersebut dilakukan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.
"Siap sih belum, tetapi kita harus memulainya dengan kewaspadaan yang tinggi," ujar dia.
"Jadi kita kalau dibilang siap itu enggak ada yang siap."
Pandu meminta agar proses pelonggaran aturan pembatasan harus selalu dibarengi dengan peningkatan kewaspadaan.