Breaking News:

Virus Corona

Covid-19 Intai Masjid yang Siap Buka di Tengah New Normal, Dokter Paru: Kita Dokter Berdebar-debar

Dokter spesialis paru Fariz Nurwidya mengungkapkan kekhawatirannya terkait persiapan dibukanya kembali rumah ibadah di era new normal.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne
Dokter spesialis paru dr. Fariz Nurwidya pada acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Minggu (31/5/2020). dr. Fariz Nurwidya menyuarakan keresehannya terkait pembukaan kembali rumah ibadah di tengah pandemi Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Menyambut era new normal atau tatanan kelaziman baru, rumah ibadah akan secara bertahap dibuka kembali untuk kegiatan ibadah.

Di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19) yang masih mewabah di Indonesia, Dokter spesialis paru dr. Fariz Nurwidya menyuarakan keresahannya.

Dokter Fariz mengatakan bahwa ada potensi penularan Covid-19 di rumah ibadah yang tidak akan bisa terdeteksi.

Petugas menyemprotkan disinfektan ke seluruh ruangan Masjid Agung Al Barkah Kota Bekasi usai pelaksanaan shalat Jumat, Jumat (29/5/2020). Pemeritah Kota Bekasi mengizinkan sejumlah masjid di zona hijau untuk melaksanakan kegiatan ibadah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Petugas menyemprotkan disinfektan ke seluruh ruangan Masjid Agung Al Barkah Kota Bekasi usai pelaksanaan shalat Jumat, Jumat (29/5/2020). Pemeritah Kota Bekasi mengizinkan sejumlah masjid di zona hijau untuk melaksanakan kegiatan ibadah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Kesiapan Transportasi Umum Dipertanyakan Jelang Penerapan New Normal

Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Minggu (31/5/2020), awalnya dr. Fariz menjelaskan bahwa rumah ibadah adalah tempat yang berpotensi menjadi sumber penyebaran Covid-19.

"Terus terang memang sampai hari ini rumah ibadah memainkan peranan yang penting dalam mencegah pertambahan kasus baru," kata dr. Fariz.

"Tentu saja kita dokter berdebar-debar bagaimana hasil dari relaksasi di rumah ibadah ini," sambungnya.

Di sisi lain, dr. Fariz juga menyinggung soal surat edaran dari Menteri Agama Fachrul Razi terkait status aman dari Covid-19 sebagai syarat dibukanya kembali rumah ibadah.

Menurut dr. Fariz semuanya akan kembali ke masyarakat untuk bisa disiplin menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) untuk meminimalisir penularan Covid-19.

"Pada akhirnya memang semua anggota jamaah itu harus benar-benar sadar terhadap PHBS," ujar dia.

Ia kemudian menyinggung masih ditemukannya pelanggaran protokol penanganan Covid-19 yang masih ditemukan di masjid.

"Sudah ada catatan misalnya masjid yang melakukan salat Jumat tapi jamaahnya tidak mengenakan masker, kemudian tidak melakukan distancing," papar dia.

"Edukasi kita harus lebih masif," tambahnya.

Dokter Fariz mempertanyakan seberapa ketat hal yang akan dipertimbangkan sebelum rumah ibadah kembali dibuka, mulai dari syarat pengetesan PCR atau rapid test terhadap jamaahnya.

Ia mengkhawatirkan bahwa ketika rumah ibadah kembali dibuka akan ada potensi penularan Covid-19 yang tidak mampu terdeteksi.

Sebab jamaah yang diperbolehkan beribadah berpotensi menjadi orang tanpa gejala (OTG).

"Kita benar-benar berhadapan dengan penyakit yang karakter dasarnya itu adalah mayoritas penderita," kata dr. Fariz.

"Dengan relaksasi ini berarti membuka risiko untuk terjadinya stealth transmission, jadi virus yang bertransimisi, beredar di bawah radar."

"Karena ditularkan melalui anggota jamaah yang tidak memiliki gejala," tandasnya.

Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/5/2020), Fachrul mengatakan tempat ibadah akan dibuka secara bertahap.

"Kami membuat konsep umum, secara bertahap kegiatan ibadah di rumah ibadah dibuka kembali dengan menerapkan prosedur tatanan baru, new normal yang telah dinyatakan Pak Presiden pada 15 Mei 2020," kata Fachrul usai rapat kabinet, Rabu (27/5/2020).

Langkah tersebut diambil untuk mengobati rasa rindu masyarakat yang ingin kembali beribadah di rumah ibadahnya masing-masing.

Menag Terbitkan Aturan tentang Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah: Harus Punya Surat Bebas Covid-19

Lihat videonya mulai menit awal:

Dokter Erlina Tak Setuju Masjid Buka

Sebelumnya, Juru Bicara RSUP Persahabatan Dokter Erlina Burhan menyatakan dirinya tidak setuju masjid kembali buka.

Meskipun telah ditegaskan akan ada aturan untuk melakukan protokol kesehatan, dr Erlina ragu protokol akan dilakukan oleh setiap orang yang beribadah di tempat ibadah.

Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Kamis (28/5/2020), awalnya dr Erlina menjelaskan apabila dipandang dari sisi kesehatan, dirinya tidak setuju wacana pembukaan masjid.

"Saya semata-mata dari segi kesehatan," kata dia.

Dokter Erlina mengkhawatirkan penularan Covid-19 akan semakin meluas.

"Kalau tempat ibadah dibuka itu kalau menurut saya identik dengan keramaian," ujarnya.

"Dan keramaian identik dengan transimisi penyakit Covid."

"Jadi kalau saya ditanya, saya tidak setuju," tegas dr Erlina.

Ia lalu mengungkit soal pasar dan mall yang kembali ramai saat dibuka.

Wanita kelahiran padang itu menyoroti bahwa ada warga yang tidak mengindahkan protokol penanganan Covid-19 ketika pasar kembali dibuka.

Melihat kelalaian tersebut, dr Erlina khawatir penularan akan semakin besar apabila tetap dibiarkan.

"Buat saya ini miris karena saya tahu bahwa penularan itu lewat interaksi orang yang dekat, yang jaraknya kurang dari satu meter," terang dr Erlina.

Juru Bicara RSUP Persahabatan Dokter Erlina Burhan di acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Kamis (28/5/2020). Dokter Erlina mengatakan dirinya tidak setuju apabila rumah ibadah kembali dibuka di tengah pandemi.
Juru Bicara RSUP Persahabatan Dokter Erlina Burhan di acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Kamis (28/5/2020). Dokter Erlina mengatakan dirinya tidak setuju apabila rumah ibadah kembali dibuka di tengah pandemi. (YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne)

 Persiapan New Normal, Pakar Epidemologi Minta Pemerintah Tak Gagap seperti Awal Corona Masuk

Di sisi lain dr Erlina tidak menutupi kemungkinan tempat ibadah untuk kembali dibuka selama masyarakat bisa disiplin patuh melaksanakan protokol kesehatan.

"In one condition (dalam satu kondisi) apakah masyarakat sudah cukup tertib, cukup disiplin atau mempersiapkan diri melakukan hal yang dicanangkan itu," kata dia.

Dokter spesialis paru itu mengatakan idealnya adalah pelonggaran PSBB dilakukan secara berkala.

"Jadi saya merasa bahwa kita jangan loncat dari PSBB yang demikian disiplin, tiba-tiba longgar, jadi harus ada masa transisi mempersiapkan masyarakat, mempersiapkan juga pemerintah untuk bisa menyelenggarakan apa-apa yang ditulis," ujar dia.

Kemudian dr Erlina juga mempertanyakan apakah masyarakat benar-benar bisa disiplin melakukan protokol kesehatan saat salat ke masjid.

"Siapa yang menjamin itu dilakukan? Apalagi masjid ini banyak," tandasnya.

 Tanggapi Positif Ekonomi Dibuka saat New Normal, Sandiaga Uno: Akan Disambut Baik oleh Sektor Usaha

Lihat videonya mulai menit awal:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Covid-19Virus CoronaNew NormalDokter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved