Virus Corona
Pakar UI Anggap Keputusan Jokowi soal New Normal Bisa Berbahaya: Masyarakat Sakit Siapa yang Kerja?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui akan menerapkan tatanan baru new normal.Pakar UI Pandu Riono mengaku tak setuju.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
Ngabalin mengatakan, Jokowi juga tak ingin masyarakatnya kelaparan akibat ekonomi terhenti selama pandemi Covid-19.
• Adaptasi New Normal, Taman Hiburan di Jepang Larang Penumpang Roller Coaster untuk Berteriak
"Artinya apa dalam keseharian kita ini bergelut dengan virus ya kan? Itu sebabnya kenapa Bapak Presiden mengatakan harus produktif dan aman."
"Presiden itu juga tak mau rakyatnya terpapar Corona juga tak mau lapar ini, rakyatnya tidak boleh lapar," tegas Ngabalin.
Ngabalin menegaskan Pemerintah Pusat juga mengambil keputusan itu dengan pertimbangan Pemerintah Daerah (Pemda).
"Pemerintah tidak akan mungkin mengambil satu keputusan sendiri sepihak tanpa melakukan dialog dan bicara dengan Pemda itu satu," ungkap dia.
Saat ditanya bagaimana dengan daerah yang penyebaran Virus Coronanya masih tinggi, Ngabalin justru menegaskan bahwa New Normal itu bukan berarti tak ada protokol kesehatan.
Dalam New Normal masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
"Yang kedua New Normal itu diberlakukan pun tidak berarti kita bebas daripada protokol kesehatan, tetap kita harus memegang teguh protokol."
"Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan lain-lain sebagainya, karena kenapa begitu, karena virus itu masih ada di sekitar kita, hari-hari bersama dengan kita," ungkapnya.
• Warga yang Tak Patuhi Protokol Kesehatan saat New Normal Bisa Didenda Rp 100 Juta dan Dipenjara
(TribunWow.com/Mariah Gipty)